Dalam Manhaj Haraki (
metode gerakan ) mempunyai makna langkah berencana yang diterapkan Rosullah SAW.
Semenjak diutus sebagai Rosul hingga wafatnya. Tahapan dalam pembahasan ini
terdiri dari lima tahapan sebagai berikut :
1.
Sirriyatu Ad-Dakwah wa
Sirriyatu At-Tandhim.
( Dakwah terbuka dan struktur tertutup ).
2.
Jahriyatu Ad-Dakwah wa
Sirriyatu At-Tandhim.
( Dakwah terbuka dan struktur tertutup ).
3.
Iqomatu Ad-Dauah
(Mendirikan Negara ).
4.
Ad-Daulatu wa Tatsbitu
Da’aimaha.
( Penetapan sendi-sendi Negara )
5.
Intisyaru Ad-Dakwah fil Ardhi.
( Penyebaran dakwah ke seluruh dunia)
Dari tahapan-tahapan di atas dapat
diadakan pembagian pada permulaan dan akhir dalam masing-masing tahapan, maka
bisa diperoleh tahapan sebagai berikut :
1.
Dakwah
tertutup.
Tahapan ini dimulai semenjak Muhammad diutus
sebagai Rosul hingga turun wahyu dalam surat Asy-Syu’ara’ ayat 214 : “Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat.”
2.
Dakwah terbuka danstruktur
tertutup.
Tahap ini berakhir pada tahun ke sepuluh dari
kerasulan.
3.
Mendirikan negara.
Tahap ini berakhir pada tahun 10 Hijriyah.
4.
Pemantapan negara.
Tahap ini berakhir setelah ditanda tangani
perjanjian Hudaibiyah.
5.
Menyebarkan dakwah ke seluruh
dunia.
Tahapan ini mapan setelah wafatnya Rosulullah SAW.
Yang jelas berakhirnya masing-masing tahapan merupakan permulaan masing-masing
tahap berikutnya.
TAHAP PERTAMA
SIRRIYATUD
DA’WAH WA SIRRIYATUT TANDHIM
( Dakwah dan
struktur tertutup )
Tahapan ini bermula dari titik awal
kerasulan, yang kemudian diakhiri setelah berjalan 13 tahun kerasulan. Yaitu
ketika turun wahyu
وأنذر عشيرتك الأقربين (الشعراء : 214)
“ Dan berilah peringatan kepada
keluargamu yang terdekat..”
( QS. Asy-Syu’ara’ : 214 )
Dan ayat
فاصدع بما تؤمر وأعرض
عن المشركين (الحجر
: 94)
“….Maka jelaskanlah sebagaimana apa yang
engkau diperintahkan dan berpalinglah dari orang-orang musyrik…”
(QS.
Al-Hijr : 94)
Dalam tahapan ini ada ciri-ciri dan muatan
peristiwa sebagai berikut :
A.
Dakwah secara
tertutup
Bermula
setelah tiga hari dari turunnya wahyu yang pertama, yaitu ketika turunnya wahyu
surat Al-Mudatsir (1-4), yang mana sasaran pertama dalam tahapan ini berlangsung
selama 3 tahun.
B.
Tegaknya
dakwah di atas kesucian
Maksud dari
pengertian dakwah disini adalah penegakan dakwah atas dasar kebersihan pribadi
dan seleksinya para da’I menurut keriteria kelayakannya.
Adapun
sari pati dari dakwah yang dilakukan Rasulullah adalah islamnya khodijah
sebagai wanita pertama yang beriman sekaligus sebagai istrinya, lantas Abu
Bakar sebagai sahabat terdekat, lalu dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi
Thalib, lalu Zaid bin Haritsah sebagai budak beliau. Lantaran kesucian pribadi
inilah, maka Abu Bakar melakukan dakwah yang ia lebih suka memilih dengan
taktiknya sendiri, dank arena ia mempunyai keistimewaan , kedudukan dan
kewibawaan di tengah masyarakat Quraisy, sehingga ada yang mau masuk islam
berkat dakwahnya, seperti : Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin
Auf, Sa’ad bin Abi Waqosh, dan Tholhah bin Ubaidillah
C.
Faktor
Intelegensi dan status sosial
Hal
ini merupakan karakter individual lebih lanjut yang dimiliki Abu Bakar ra,
mengingat dia yang mempunyai pengaruh sangat kuat dan mempunyai banyak factor
yang menyebabkan dakwah Abu Bakar diterima, terutama dari rasa percaya kaumnya
terhadapnya.
D.
Fase dakwah
secara konfrehensip
Yaitu
sampainya dakwah ini kepada seluruh lapisan masyarakat yang harus melalui
kesucian pribadi para individunya. Sehingga sasaran dakwah ini yang bermula
dari dakwah secara tertutup, yang mana meliputi berbagai lapisan masyarakat
seperti merdeka, budak, laki-laki, perempuan, pemuda, pemudi, dan orang tua
telah menyentuh berbagai keturunan yang menjadi kesatuan bangsa Quraisy atau
bangsa lain, sampai hampir seorang atau dua orang anggota keluarga dalam setiap
keluarga di Makkah empunyai andil dalam membangun masyarakat muslim ini.
E.
Fase peran
wanita dalam dakwah tertutup
Kaum
wanita pada saat itu hidup pada periode dakwah tertutup tanpa diketahui pihak
lain. Mereka melindungi diri atau bertindak sembunyi-sembunyi secara ketat,
sehingga tidak diketahi keislaman mereka, sehingga mereka bisa menghidupkan
orientasinya, entah kedudukan mereka di sisi laki-laki sebagai saudara, istri,
maupun ibu.
F.
Sholat
Menurut
rujukan yang bisa dipertanggung jawabkan, setiap tahap dakwah kaum muslimin
selalu diiringi dengan pelaksanaan sholat.
G.
Respon
Quraisy terhadap dakwah
Bangasa
Quraisy saat itu tidak begitu memperhatikan gejala-gejala asing munculnya
dakwah islam tersebut. Mereka mereka tidak marah selama kaum muslimin membatasi
diri dalam kalangan mereka sendiri.
H.
Dakwah
terbuka setelah pemantapan basis
Dalil
yang menunjukan hal tersebut adalah tidak ada seorangpun dari golongan ini yang
murtad dari agamanya, manakala dihadapkan pada suatu ujian yang berat. Mereka
adalah yang menempuh langakah awal dalam memperjuangkan dakwah, golongan ini
mempunyai derajat tinggi dalam islam, dilihat dari sisi keimanan perilaku,
jihad, maupun pengorbanan mereka.
TAHAP KEDUA
JAHRIYATUD
DA’WAH WA SIRRIYATUT TANDHIM
( Dakwah
terbuka dan struktur tertutup )
Perlu diketahui bahwa
keterbukaan di sini meliputi dua tahap, Yaitu :
Langkah pertama : keterbukaan Rasulullah saw
Langkah kedua : Keterbukaan kaum
muslimin.
Adapun
dalam tahap kedua ini dimulai saat turunnya
QS. Al-Hijr : 94, Asy-Syuara’ : 214, Al-Hijr : 89. Adapun dalam
pembahasan inidikuatkan dengan hadits yang imam Muslim meriwayatkan dari Abu
Hurairah, tentang sebuah kisah yang berkenaan dengan dakwah terbuka yang
dilakukan Rasulullah : “ Bahwa setelah turunnya ayat ; wa andhir
‘asyiratakal aqrabin”, Rusulullah menyeru kepada kalangan umum, kemudian
baru menuju keluarga dekat.
A.
Sifat dan perjalanan tahap
kedua
1.
Dakwah kepada kerabat
Pada tahap dakwah memasuki periode
terbuka, maka sasaran pertama dakwah adalah kerabat yang dekat, yaitu bani
Hasyim dan bani Mutholib.
2.
Berpaling dari orang-orang
musyrik
Tindakan berpaling dari orang-orang musyrik
meliputi dua pemikiran sekaligus :
·
Pertama, komitmen kepada sirah dakwah selaras dengan
petunjuk-petunjuknya, tanpa membangkitkan kemarahan lawan, atau tanpa mereka
sadar dan berpikir untuk menjatuhkan umat islam.
·
Kedua, meniadakan pembalasan terhadap gangguan kaum
musyrikin, yang biasanya mereka menteror umat islam secara fisik maupun mental,
kaum muslimin harus selalu berupaya menghindari hal-hal yang membikin luka hati
mereka.
3.
Petunjuk baru dalam dakwah
Progam-progam mendasar yang harus
dicanangkan dalam islam adalah :
Ø Iman kepada Allah yang Esa.
Ø Iman kepada Rasulullah SAW.
Ø Iman kepada hari akhir.
Inilah
pencanangan berbagai progam yang telah sempurna pelaksanaannya, selaras dengan
periode yang pernah ditempuh. Hal ini merupakan pokok pelaksanaan dakwah di
masa awal periode terbuka.
4.
Dakwah kepada masyarakat
Usaha ini berlangsung sejak masa
awal keterbukaan islam di muka bumi. Yaitu ketika universalitas dakwah
didengungkan yang dimulai dengan seruan Rasulullah : “ Sesungguhnya aku
adalah utusan Allah bagi kalian khususnya, dan bagi seluruh manusia pada
umumnya.”
5.
Struktur tertutup
Yakni berlindung di rumah Al-Arqam,
karena itu pengambilan rumah Al-Arqam sebagai markas kaum kaum muslimin
terdapat hikmah besar dari segi keamanan.
Tidak perna terdengar dalam sirah,
bahwa orang-orang Quraisy suatu hari pernah mensegel markas berkumpul tersebut,
dan kemudian mengungkapkan di tengah masyarakat. Yang menyebabkan mereka
mengurungkan niatnya untuk mencari markas tersebut adalah kaeraguan kaum
Quraisy, apakah pantas markas tersebut de sebuah rumah di bukit shafa. Diantara
faktor terpilihnya rumah Al-Arqom sebagai markas dan tempat berkumpulnya kaum
muslimin adalah :
Sebetulnya Al-Arqam sendiri
tidak deketahui keislamanya. Oleh sebab itu, berkumpulnya Muhammad dan para
pengitkutnya di rumah Al-Arqam tidak timbul reaksi di kalangan kaum Quraisy.
Al-Arqam bin Abu Al-Arqam ra berasal
dari dari bani Makhzum, sedangkan kabilah bani Makhzum dianggap sebagi kekuatan
yang selalu menghancurkan bani Hasyim, Seandainya Al-Arqam pun diketahui
diketahui keislamanya, niscaya berkumpulnya Nabi dan para sahabatnya di rumah
beliau tidak menimbulkan reaksi di kalangan kaum Quraisy, karena mereka
mempunyai anggapan pertemuan tersebut tidak efektif, lantaran Nabi mengambil
lokasi di daerah musuh sendiri.
Al-Arqam bin Abu Al-Arqam
ketika masuk islam dia berusia 16 tahun, oleh sebab itu mereka mempunyai
anggapan, apalah artinaya berurusan dengan rumah seorang bocah pengikut
Muhammad yang masih berusia sangat muda itu.
6.
Mencari lahan dakwah dan basis
baru yang aman, demi proses selanjutnya
Fase ini berlindung di balik
peristiwa hijrah ke Habasyah, di samping
juga bertujuan untuk menjaga keselamatan para jama’ah. Maka
berlangsunglah hijrah ke Yasrib, dengan tujuan untuk membentuk basis dakwah yang
baru, yang telah didahului hijrah ke Habasyah. Peristiwa hijrah ke Habasyah ini
diikuti banyak kaum mukminin yang telah masuk islam di prmulaan. Dan sebab
diselenggarakannya hijrah ke Habasyah adalah untuk keselamtan jiwa mereka.
7.
Tindakan terang-terangan yang
kedua
Hal ini ditandai setelah diperkuat
dengan masuk islamnya dua pemuka Quraisy yang sangat berpenaruh yakni Hamzah
bin Abdul Muthalib yang kemudian disusul dengan masuk islamnya Umar bin
Al-khattab.
8.
Perlawanan secara damai
Peran muslimin terhadap permusuhan
yang di lontarkan kaum Quraisy dalam hal ini tidak dengan kekerasan dengan
mengerahkan kekuatan untuk mengahancurkannya, namun semagatnya diarahkan kepada
dakwah dengan hikmah dan mau’idhah hasanah. Dengan gerakan islamiyah
dalam gerakan ini menambil dan memakai cara ini, yakni menjauhkan diri dari
segala tantangan yang menimbulkan kegaduhan dan menghindari peperangan.
TAHAP KETIGA
IQOMATUD DAULAH
( Mendirikan Negara )
Dalam tahap ini, mempunyai beberapa
langkah yang dilakukan Rasulullah sebelum terbentuknya daulah Islam di Madinah.
Dan diantaraya adalah sebagai berikut :
A.
Mencari
perlindungan diluar Makkah
Untuk mengadakan perubahan harus
dicari tempat baru untuk bergerak. Maka
dalam hal ini Rasulullah memilih Tha’if sebagai tempat hijrah yang terdekat
dengan Makkah.
Kepergian Rasulullah ke Tha’if mempunyai
dua tujuan :
1.
Berdakwah terhadap masyarakat
bani Tsaqif.
2.
Meminta perlindungan dan
pembelaan islam dari mereka serta mengajak bersama-sama dalam dua titik penting
ini.
B.
Pengarahan
pandangan bagi pangkalan bergerak
Pada
tahun ke 11 Hijriyah musim haji inilah Rasulullah menawarkan risalah dakwahnya kepada
kaum Anshar berjumlah 6 orang yang berasal dari suku Khazraj Yatsrib. Dan
akhirnya mereka mau menerima seruan dakwah beliau serta beriman dan membenarkan kerasulannya. Begitu mereka
pulang ke Yatsrib mereka menceritakan kepada kaumnya tentang Rasulullah dan
mengajak mereka untuk masuk islam hingga tersebar di antara mereka, sehingga
tidak ada satu rumahpun kecuali ada yang masuk islam dan membicarakan tentang
Rasulullah.
C.
Baiat Aqobah
pertama
Pada tahun haji berikutnya yakni 12 Hijriyah, kaum
Anshar daatang kembali untuk memenuhi janjinya dengan 12 orang dari kabilah
Khazraj dan Aus. Dan ditemui di Aqabah ( Aqabah
pertama) yang isi baiatnya adalah :
1.
Tidak mensekutukan Allah SWT.
2.
Tidak berbuat zina.
3.
Tidak membunuh anak-anak.
4.
Tidak melakukan kejahatan di
antara mereka.
5.
Tidak durhaka kepada kebaikan.
Begitu
kelompok itu pulang, Rasulullah mengutus Mush’ab bin Umair dan disuruhnya
membacakan Al-Qura’an menjelaskan tentang islam kepada mereka. Selanjutnya
Umair menjadi guru mengaji dan imam sholat.
D.
Izin
berperang
Ketika kaum Quaisy menentang Allah dan menolak apa yang sebenarnya
berharga bagi mereka dan mendustakan Rasul-Nya dan menyiksa serta mengusir yang
menyembah Allah dan mengesakan-Nya serta percaya kepada Nabi-Nya dan bertahan
kepada agamana-Nya maka Allah memberi izin kepada Rasul-Nya untuk berperang dan
membela dari penganiayaan Quraisy. Maka ayat yang diturunkan adalah tentang
izin perang dan menghalalkan darah serta bertempur ( QS. Al-Hajj : 39-40 )
E.
Bai’at kedua
dan persiapan mendirikan kedaulatan
Ketika musim haji tahun ke 13
Hijriyah kaum Anshar berkumpul kembali untuk menepati janji bertemu dengan
Rasul yang saat itu mereka berjumlah 73 dari kalangan laki-laki, dan 2 orang
dari kalangan perempuan. Dalam hal ini maka berlangsunglah bai’at yang kedua. Adapun inti ataupun isi
dari bai’at ini adalah ikrar mereka kepada Rasulullah untuk senantiasa :
1.
Taat dan patuh dalam keadaan
sibuk maupun senggang.
2.
Berinfaq dalam keadaan susah
ataupun kaya.
3.
Amar ma’ruf Nahi Munkar.
4.
Mereka melakukan karena Allah,
tidak peduli kepada siapapun.
5.
Dan membela Rasulullah dalam
menyampaikan risalah serta melindunginya sebagai mana mereka melindungi
anak-istri dan diri mereka dengan imbalan surga.
F.
Mendirikan
pemerintahan Islam melalui pemilihan
Setelah selesai bai’at Rasulullah
meminta daipilihkan 12 pemimpin menjadi wakil kaumnya, bertanggung jawab atas
mereka dalam menjalankan syarat-syarat bai’at ini. Maka dilaksanakandengan
spontan dimana terpilih 9 orang dari golongan Khazraj dan 3 orang dari golongan
Aus. Dan setelah dipilih 12 orang itu, maka Rasulullah mengambil sumpah setia
sebagai kepala dari wakil-wakil atas kaumnya.
G.
Memilih
daerah, pertemuan rahasia dan hijrah
Di saat Allah mengizinkan untuk
berperang, dan bai’atnya suku Anshar untuk beragam Islam dan membelanya, Nabi
menyuruh sahabat-sahabatnya hijrah ke Madinah bergabung dengan Anshar.
H.
Berkumpulnya
musuh untuk menumpas pimpinan
Setelah kaum Quraisy melihat
bahwa Rasulullah mempunyai kelompok dan sahabat dari luar Makkah dan di lain
tempat, dan melihat keluarnya sahabat-sahabat dari Muhajirin membawa anak-istri
dan harta-hartanya untuk bergabung dengan suku Aus dan Khazraj, serta
mengetahui bahwa tempat itu tempat yang kokoh disamping di dalamnya tinggal
suatu kaum yangkuat dan pemberani serta ahli perang. Mereka takut kalau Nabi
menggabung dengan mereka.
Mereka mengetahui bahwa Nabi akan
membuat persiapan memerangi Quraisy, lantas merekapun berkumpul di Dar
An-Nadwah dan tidak ada satupun tokoh yang absen untuk membicarakan soal ini.
Dalam musyawarahnya mereka sepakat dengan pendapat Abu Jahal tentang usaha
membunuh Nabi.
I.
Kejeniusan
rencana- rencana kemanusiaan dalam hijrah
Pada perjalanan Rasulullah SAW menuju hijrah ke Madinah
beliau menempuh langkah dan siasatnya yang akan dirinci sebagai berikut :
1.
Tidurnya Ali di tempat tidur
Rasulullah
Setelah Rasulullah SAW mendapat wahyu,
tentang keberadaan Quraisy dan usaha mereka dalam membunuh beliau, maka beliau
memperintahkan Ali untuk tidur di tempat tidurnya Rasulullah. Maka ketika rumah
beliau sidah terkepung, tidak seorangpun mengira bahwa yang tidur di tempat
tidur Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib.
2.
Keluar di waktu siang hari
Inilah taktik yang digunakan Rasulullah
guna mengelabuhi kaum Quraisy, yakni keluar di saat kebiasaan orang Makkah
tidur siang, dan di jalan sangat sepi karena panas.
3.
Keluar dari pintu belakang
Ketika Rasulullah dan Abu Bakar hendak
mulai keluar dari rumah Abu Bakar keduanya keluar melalui pintu belakang.
Karena khawatir, kalau rumah Abu Bakar
diawasi. Hal ini terbukti setelah kaum musyrikin terkecoh da saat mendobrak
rumah Abu Bakar.
4.
Menuju ke goa
Dikira dengan menangkapnya akan
menghabisi peperangan secara keseluruhannya. Maka Rasulullah dan Abu Bakar
berbelok ke goa Tsur hingga menggagalkan semua usaha musuh dan rencananya
sekaligus gagal menangkapnya.
5.
Informan di Makkah, jalur
logistik dan menghapus jejak
Dalam hal ini Abu Bakar memerintahkan
Abdullah untuk mencari informasi yang dibicarakan Quraisy, dan putrinya Asma’
yang membawakan makanan serta kebutuhan mereka, karena kemungkinan mereka akan
tinggal lama di goa. Adapun langkah untuk menghapus jejak Abu Bakar
memerintahkankan Amir bin Fuhairah mantan budaknya agar menggembalakan di siang
dan sore hari untuk bisa diambil susunya susunya sekaligus menghilangkan jejak
Asma’ dan Abdullah yang dikhawatirkan akan dapat dijadikan bukti keberadaan
mereka di goa itu.
6.
Lamanya tinggl di goa
Rasulullah dan Abu Bakar tinggal di goa
selama 3 hari, lantaran menuggu hingga berkurangnya informasi tentang pencarian
merekaber dua.
7.
Mencari keuntungan dari
kepintaran musuh
Dalam hal ini mereka mengupah Abdullah
bin Uraiqith yang musyrik, sebagi petunjuk jalan, hal ini dilakukan karena
selama dapat diandalkan untk menjaga rahasianya.
8.
Pengumuman pertama secara
resmi bagi syi’ar ibadat.
Setelah sampainya Rasulullah dan Abu
Bakar di perkampungan bani Amru bin Auf, maka para penduduknya menyambut mereka
dan beliau tinggal di Quba di rumah Kalsum bin Hadam selama 4 hari dan
mendirikan masjid Quba; masjid pertama yang terbina atas ketaqwaan setelah
nubuwat. Maka di masjid Qubalah titik perubahan dalam sejarah islam, yang mana
ini adalah masjid pertama yang dibina atas dasar ketaqwaan , dan pendatangnya yang
pertama adalah kelompok mukmin yang sejati dan murni keimanannya yang
menyatakan tauhid dan mengangkat panji laa ilaha illallah tanpa takut
kepada penguasa yang menekan menetapkan syari’at islam selain beriman kepada
Allah.
9.
Keberhasilan taktik dan
sampainya pemimpin tertinggi di markas besarnya.
Di hari kelima , yaitu setelah selesai
sholat jum’at Nabi didampingi Abu Bakar masuk Madinah dengan jaminan keamanan
yang dikirim dari utusan bani Najjar. Maka para kaum Ansharpun menyambutnya
dengan ramah tamah dan senang hati. Dan tatkala Rasulullah turun dari ontanya,
maka oleh Abu Ayyub disambut ke rumahnya. Dan inilah di antara
sahabat-sahabaatnya dari Muhajirin dan Anshar yang mengelilinginya di mana
mereka membela dengan jiwa dan harta, serta menaruh harta dan jiwa atas
kehendak Rasulullah SAW
Dan langkah awal dalam tahap perjalanan
ini adalah pembinaan masjid Nabawi yang akan menjadi markas besar berdirinya
kedaulatan ini dan sebagi mahkamah, markas besar, sekola pertama, serta majlis
parlemen.
0 komentar:
Posting Komentar