1. PENGERTIAN
IBADAH
Ibadah diambil dari bahasa Arab yang artinya
adalah menyembah. Konsep ibadah memiliki makna yang luas yang meliputi
seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik maupun budaya. Ibadah merupakan
karakteristik utama dalam sebuah agama, karena pusatnya ajaran agama terletak
pada pengabdian seorang hamba pada Tuhannya. Allah SWT dengan jelas dalam
surah An Nisa : 36 menyatakan :
“sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu
bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil”
Berbicara tentang ibadah berarti membahas
mengenai posisi di antara dua di mana yang satu kedudukannya lebih
tinggi dari yang lain seperti hubungan antara seorang majikan dan budaknya.
Seorang budak tidak memiliki kekuatan lain kecuali hanya tunduk dan patuh pada
perintah majikannya. Seorang budak tentu didasari oleh kesadarannya sebagai
hamba yang lemah dan tak berdaya. Oleh karena itu kesadaran ibadah bersifat
fitriah, karena manusia menyadari akan kekurangan dan kelemahan dirinya,
sehingga ia membutuhkan kekuatan lain yang dapat memberikan bantuan dan
pertolongan. Kecendrungan ini disebutkan oleh Allah di dalam Al Quran
surah Adz Dzariat : 56,
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Ayat ini menjelaskan tentang kecendrungan fitrah
manusia untuk beribadah. Tidak mungkin ada makhluk yang keluar dari
kecendrungannya sebagai hamba, namun kecendrungan ini jika tidak diiringi oleh
wahyu maka ketundukan manusia sebagai bentuk penghambaan diri pada yang mutlak
menjadi pembelengguan diri manusia, sehingga manusia jatuh ke
dalam derajat yang hina.
Ibadah pada asalnya mengandung pengertian rasa hina terhadap
yang dipuja. Karena itu “barangsiapa yang tunduk tetapi ia tidak
mencintainya , maka ia bukanlah seorang pengabdi, demikian pula sebaliknya,
jika seseorang mencintai tetapi tidak mentaatinya tidak pula ia dikatakan
sebagai pengabdi.”
B. TUJUAN IBADAH
Ibadah adalah wujud pengabdian seorang hamba pada
Tuhan-Nya yang didasari sikap ikhlas dan pasrah diri. Dengan
demikian tujuan ibadah tidak lain adalah mendapat Keridhaan Allah SWT semata.
Oleh karena itu, hambanya yang menjalankan ibadah dengan ikhlas dia
akan merasakan dirinya akan selalu dekat dengan Tuhannya, sehingga ibadah
dapat menjadi sarana taqarub ilallah atau pendekatan diri pada
Allah. Melalui jalan taqarub ilallah Allah, maka kita baru
bisa menyerap sifat sifat ALLAH yang mulia, sehingga mampu melahirkan seorang
hamba yang shaleh.
“ dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah
(kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu
yang saleh.”
Allah SWT menyatakan bahwa dunia ini akan dihuni oleh
hamba-hambaku yang sholeh . ayat ini menunjukan bahwa fungsi agama memebrika
pencerahan dan kesdaran tentang makna dan arti hidup, sehingga manusia dapat
menyadari tujuan hidupnya dan mampu menjalanksn fungsinya sebagai hamba yang
soleh.dengan demikian Ibadah tidak hanya sarana menciptakan kesalahen individu
tetapi juga bagaimana ibadah melahirkan hamba-hamba yang shaleh yang memberi
kebaikan dan manfaat bagi orang lain.
C.
JENIS IBADAH
Ibadah terdiri dari 2 jenis meliputi ibadah
mahdoh dan ibadah ghairoh mahdoh.
a. Ibadah Mahdoh
Ibadah mahdoh adalah ibadah yang dilakukan dalam
rangka menjalin hubungan yang baik antara hamba dan Allah SWT.
Kaidah ibadah mahdoh menyatakan bahwa seluruh ibadah
pada asalnya boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Pada jenis ibadah
ini diharamkan melakukan kreativitas karena ibadah ini
hanya Allah yang memiliki otoritas penuh dalam memberikan perintah dan
mengatur tata caranya. Manusia tidak punya pilihan lain kecuali tunduk dan
patuh pada ketetapan hukum yang telah diatur secara terperinci.
b. Ibadah Ghairo Mahdoh
Sedangkan ibadah gairo mahdoh adalah
ibadah yang dilakukan dalam hubungan antara manusia dengan manusia lainnya.
Maka pengertian ibadah ini berlakunya kaidah muamalah yang menyatakan bahwa
seluruh ibadah muamalah pada asalnya boleh kecuali ada dalil yang
mengharamkannya dengan cemikian dalam masalah ibadah ini terbuka peluang akal
untuk melakukan kreativitas dalam menetapkan suatu hukum. Amal ibadah ghairah
mahdhoh ini yang memiliki korelasi langsung antara amal shaleh dalam
bermuamalah dengan keimanan seorang . Keimanan yang kuat tentu mendorong
manusia untuk bergairah melaksanakan perintah-Nya.
MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH
Allah menerima ibadah kita bukan dilihat dari segi
kuantitas atau jumlahnya, namun Allah melihat ibadah seseorang dari segi
kualitasnya.
Untuk membangun kualitas ibadah yang benar, maka harus
dimulai dari dua hal yaitu cinta yang sempurna dan ketundukan dan kepatuhan
yang sempurna. Kecintaan yang sempurna harus dilandasi dengan niat yang ikhlas
tanpa mengharapkan apa-apa kecuali keridhaan Allah semata. Kecintaan kepada
Allah harus di atas segala cinta yang lainnya, dengan demikian tidak ada
sesuatu pun yang menjadi tempat kita bergantung kecuali kepada Allah SWT. Bukti
cinta kepada Allah tercermin dalam ajaran Tauhid, yaitu larangan mempersekutukan
Allah dengan sesuatu apapun, baik itu yang mengandung syirik kecil maupun
syirik besar.
Sementara ketundukan yang sempurna yaitu menjalankan
ibadah harus mengikuti seluruh perintah Allah dan menjauhi larangannya. Menurut
para ulama, Allah memiliki hak atas hamba-Nya, sebaliknya hamba memiliki hak
atas Tuhan. Hak Allah atas hambanya yaitu Allah memiliki hak untuk disembah
dengan jalan melaksanakan segala perintah-Nya. Perintah apapun yang kepada
hamba tanpa menambah atau mengurangi sedikit pun.
Kualitas ibadah seseorang dapat dilihat dari beberapa
faktor yaitu dari segi sumbernya dan dari segi pelaksanaannya.
Dilihat dari segi sumbernya ibadah merupakan sebuah
kegiatan ritual yang bersumber langsung dari Al Quran dan Hadits. Khususnya
pelaksanaan ibadah khas, ibadah ini sudah diatur mekanismenya atau tata caranya
secara terperinci.
Sementara itu ibadah dilihat dari segi pelaksanaannya,
maka landasan utama dalam islam adalah masalah keimanan.
D. HUBUNGAN ANTARA IBADAH DAN AKHLAK
Ibadah akan memiliki nilai dan makna ketika
pelaksanaan ibadah seseorang dapat mempengaruhi prilaku kehidupan
sehari-hari. Akhlak manusia pada hakikatnya dapat menjadi ukuran seberapa
jauh kedekatan seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Tidak mungkin seorang hamba bisa
menyerap Sifat-sifat Tuhan yang mulia jika manusia merasa jauh dari Tuhan-Nya.
Akhlak dalam islam merupakan salah satu bukti kekuatan iman seseorang yang
direalisasikan dalam wujud amal saleh. Oleh karena itu seluruh ajaran agama
islam pada hakekatnya bertujuan melakukan pembinaan akhlak.
0 komentar:
Posting Komentar