Zulaikha adalah seorang putri yang cantik,putri seorang raja dari Barat
(Maghrib). Semasa usia mudanya,ia bermimpi berjumpa dengan seorang
laki-laki tampan,sopan,dan jujur serasi dengan wajahnya yang tampan itu.
Dia jatuh cinta kepada lelaki itu. Begitu dalam dan kuat cintanya
sehingga hatinya merana penuh gundah. Dipupuknya cinta itu dan ia
rahasiakan rasa dukanya,kecuali pada dayang pengasuh tempat
kepercayaannya. Telah dua tiga kali ia bermimpi dan pada yang ketiga
kalinya itu,ia memberanikan diri menanyakan kepada pemuda tampan dalam
mimpi itu,nama dan negeri tempat tinggalnya. Pemuda tersebut tak mau
menyebut namanya,kecuali ia memberitahukan bahwa dia adalah wazir di
negeri Mesir.
Dengan bersenjatakan petunjuk itu,Zulaikha berani
menolak semua lamaran dari raja-raja dan pangeran-pangeran. Yang kini
bersemayam dalam lubuk hatinya hanyalah bayangan pemuda yang dijumpainya
dalam mimpinya itu,ia adalah seorang Wazir Mesir. Akhirnya,sang ayah
terbujuk untuk mengutus seorang arif ke Mesir,untuk mempersiapkan
perkawinan dengan sang Wazir,meski ia tak mengerti mengapa putrinya
menolak lamaran raja-raja dan pangeran-pangeran dari segenap penjuru
dunia.
Utusan tersebut berhasil menghadap Wasir Mesir,seseorang
yang batinnya tengah disiksa oleh berbagai perasaan. Ternyata Wasir
Mesir tersebut adalah sida-sida,orang yang dikebiri!
Istilah
populernya,maju kena mundur kena; menolak sudah tak mungkin,menerima
juga tak mungkin karena dengan keadaannya itu (dikebiri) tak mungkin
melayani seorang istri; begitu pula yang dipikirkan oleh utusan yang tak
ingin mengecewakan sang Tuan Putri yang telah begitu kesengsem oleh
'Wazir Mesir' dalam mimpi. Sang utusan pun segera mempersiapkan acara
perkawinan itu dan kembali dengan apa yang dianggapnya berita gembira.
Zulaikha juga,begitu menerima kabar dari sang utusan,ia gembira sekali.
Ia merasa bahagia tak terhingga. Telah terbayang olehnya bahwa ia akan
segera bersatu dengan laki-laki impianya!
Persiapan besar-besar telah diadakan untuk acara iring-iringan pengantin
Zulaikha ke Mesir. Pelangkin untuk Zulaikha dari kayu gaharu dan
sandalwood yang diukir; langit-langitnya berkilauan oleh batu permata
dan emas,bagaikan kemah Jamsyid; tirainya berumbaikan brokat emas. Di
dalamnya Zulaikha duduk, berseri berkat kegembiraan yang tiada tara
karena kini ia sedang pergi menuju kekasihnya,yang selama ini hanya ia
kenal dalam mimpi; dan dengan pemuda tampan idamannya itu, ia akan
dipersatukan buat selama-lamanya.
Tatkala iring-iringan mendekati
kota Mesir,wazir pun datang menyongsong hendak menyambut pengantinnya
dengan perlengkapan yang serba anggun. Zulaikha yang begitu penasaran
dan penuh gairah hendak membuktikan ketampanan pria idamannya itu.
Mengintiplah dia lewat celah-celah tirai yang sedikit dikuaknya.
Namun... Auh! Muncul kekecewaan yang tiada alang-kepalang; karena sang
wazir yang diintipnya itu bukanlah pemuda tampan yang ia kenal dalam
mimpi! Jauh berbeda dengan orang yang telah ia cita-citakan untuk hidup
berbahagia bersamanya.
Zulaikha mulai meratapi nasibnya: "Ni
shaandam nakhl-I-khurmaa khaar bardaad?" (Yang kutanam pohon kurma,namun
yang tumbuh cuma duri?)
Sungguh kecewa gadis itu. Apakah gerangan yang mesti dilakukannya kini?
Zulaikha,karena
pilihan dirinya yang menyengaja,mau tak mau mesti melaksanakan
perkawinannya. Rela ataupun tak rela,ikhlas ataupun tak ikhlas,dia mesti
menikah dengan orang sida-sida (di kebiri,agar tak bisa menggauli
wanita).
Kini keluh-kesah dalam kesedihan telah tak ada artinya lagi
sebab kejadian ini merupakan resiko dari keinginannya yang meluap-luap.
Demikianlah setelah menikah dengan Wazir 'Aziz, hari-harinya di luar
tampak megah dan bahagia,sementara batinnya dirundung duka-lara dan
merana dalam kasih yang tak sampai.
Sepintas lalu,ia memandang
cinta yang murni itu bisa melenyapkan kepentingan pribadi. Dalam
kekecewaan itu,dalam kedukaannya yang begitu mendalam,dia melihat
sesuatu yang distorsi antara kebanggaan dan bujukan hati nuraninya.
Pikirannya ia curahkan semata ke dalam musik.
"Mengapa engkau menyebut dirimu Wazir Mesir,hai kekasihku dalam mimpi?
Aku telah meninggalkan rumahku dan negeriku hanya karena ingin bersamamu dan ingin dijadikan milikmu.
Aku yakin, akhirnya aku akan mendapatimu. Bila hari yang bahagia itu tiba,aku bukan aku lagi,namun kau seorang!
Semoga secepatnya aku melihatmu!"
"Permadani kehidupan akan kugulung bila kulihat lagi
Wajahmu yang kukasihi, dan kemudian biarlah aku mati;
Karena diriku akan hilang dalam kegairahan itu,
Dan semua jalinan pikiran akan terjatuh dari tanganku;
Bukan aku yang kaulihat karena diri ini
Akan menghilang pergi; engkau akan menjadi jiwaku
Dalam menggantikan jiwaku sendiri.
Segala pikiran tentang diriku
Akan kuhapus dari benakku
Dan kau,hanya kau yang ada di tempatku;
Kau lebih bernilai daripada langit,daripada bumi,
Kasihku,diriku terlupakan bila kau di dekatku"
Dengan
penuh emosional kerinduan,ia tetap menanti dan menanti.
Akhirnya,terbetiklah berita yang penuh sensasi dari kawasan pasar.
Seorang pedagang asing,kata orang-orang,datang membawa budak,yang
sebelumnya tak pernah mereka saksikan budak semacam itu. Ia rupawan lagi
cerdas. Jujur dalam berkata dan pikirannya jernih. Itu bukan
budak,namun seberkas pancaran mentari,keindahan purnama,juga seorang
raja dalam kerajaan cinta.
Kafilah itu belum lama memasuki
kota,namun raja telah mendengar tentang itu dan memerintahkan Wazir
(suami Zulaikha) pergi dan melihatnya kemudian membawa budak yang
beritanya luar biasa tersebut ke hadapan raja.
Tatkala Wazir Aziz
tiba di tempat kafilah dan melihat Yusuf,ia terperangah karena ternyata
ketampanan budak itu jauh melebihi dengan apa yang diceritakan
orang-orang. Dia bersujud dengan getar perasaan yang sama dengan
menyembah. Namun,dengan lemah lembut Yusuf mengangkatnya dan mengajarkan
tauhid menurut ajaran agama - bahwa yang patut disembah hanyalah Allah
satu-satunya.
Tatkala kepada para pedagang itu disampaikan
perintah raja,mereka mohon ditunda dengan alasan bahwa keadaan mereka
kotor akibat perjalanan jauh yang berdebu; tak layak tampil di hadapan
raja.
Sementara itu,berita keelokan paras
Yusuf,keindahan,kejernihan,dan kejujurannya telah tersebar cepat sekali.
Setiap orang merasa kagum,bahkan cemburu atas kelebihan budak yang
hebat tersebut; masa sekadar seorang budak,lebih unggul daripada seorang
tuan? Namun bagi si pedagang sendiri,berita yang menggemparkan tersebut
merupakan promosi yang menguntungkan; harga dagangannya (Yusuf) menjadi
lebih mahal berlipat ganda! Mudah-mudahan saja sang raja akan membeli
Yusuf dengan seluruh penghasilan Mesir,karena menyukai budak itu!
Tentu
saja kabar tersebut sampai kepada Zulaikha yang masih mendambakan bisa
berjumpa dengan permata impiannya. Tatkala Zulaikha mengintip Yusuf dari
tirai pelangkinnya,ia benar-benar terkejut campur terpesona karena yang
ia saksikan pada saat itu ternyata sosok tampan kekasih imajiner yang
selama ini ia dambakan siang dan malam. Ia menggisik-gisikkan matanya
setengah tidak percaya. Namun,semakin lama semakin yakin bahwa dialah
panutan dambaan setiap saat,penghibur derita batin,serta peredam
penyesalan.
Setelah yakin sejuta yakin,dimintanya sang suami
memohon kepada raja agar budak tersebut ia beli untuk menjadi anak
angkatnya. Ternyata,raja mengizinkan karena raja tahu bahwa wazirnya dan
Zulaikha tak menurunkan anak seorang pun. Kemudian muncul masalah yang
rumit bagi Zulaikha yang ada kaitannya dengan niatnya membeli
Yusuf.Karena...
Muncul masalah yang rumit bagi zulaikha yang ada kaitannya dengan
niatnya membeli Yusuf. Karena ingin mencari laba
sebesar-besarnya,pedagang menentukan bahwa Yusuf sebaiknya dilelang
saja! Siapa yang paling besar penawaran, dialah yang berhak mendapatkan
Yusuf!
Berkerumunlah orang-orang menawar Yusuf. Ada perempuan tua
yang saking kesengsemnya kepada Yusuf,padahal ia miskin,hanya menawar
dengan sepintal benang. Ada hartawan yang suka pamer dan menawar Yusuf
langsung dengan 'seribu keping emas'
Penawaran orang meningkat hingga seratus kali, bahkan ada yang berani membayar dengan muskus seberat badan Yusuf.
"Tidak !" kata yang lainnya pula, "Aku akan membayar dengan merah delima dan berlian yang paling mahal dengan berat yang sama!"
Penawaran
lelang sudah sampai pada jumlah yang fantastis bagi seseorang yang
dianggap budak. Namun Zulaikha, putri raja dari Barat yang kekayaannya
mengalahkan para saudagar di negeri Mesir, saking ingin memiliki Yusuf,
memohon kepada suaminya,Wazir Aziz , agar memberikan penawaran dua kali
lipat dari penawaran terakhir....
Namun,tiba-tiba muncul seorang putri yang cantik jelita,yang membawa harta yang sangat banyak untuk membeli dan memiliki Yusuf.
Ia adalah Baziga,seorang putri keturanan 'Ad.
Hampir saja dia yang membeli dan mendapatkan Yusuf.
Tatkala
si Jelita Baziga menjumpai Yusuf, dengan maksud memiliki pemuda yang
amat tampan tersebut, malahan Yusuf sendiri mampu mengalihkan putri itu
dari mengagumi dirinya kepada Sang Maha Pencipta, serta memberinya
tuntunan berharga tentang agama khususnya tauhid.
"Dunia yang indah
ini," kata Yusuf, "tak lain dari tabir yang menutupi keindahan hakiki
yang ada di balik itu, yang tak terlukiskan indahnya, namun tak tampak
di mata kita. Setiap keindahan dan kebaikan yang kita lihat di sini,
tidak lain dari pantulan atau bayangan keindahan,kebaikan, dan kebenaran
yang sempurna,nyata, dan abadi yang seyogianya kita cari."
Yakin
akan pelajaran yang diberikannya itu, segala yang sia-sia
ditinggalkannya dan tiba-tiba ia meledak dengan sebuah rapsodi yang
sungguh indah, diakhiri dengan sebuah syair :
"Mataku tertangkap oleh sinar kebenaran murni,
Dan impian dungu telah berlalu.
Sudah kubukakan mataku ― Allah memberkahimu untuk itu
Dan hatiku ke dalam jiwa segala jiwa yang sudah kau jalin!
Dari tepi kasih yang aneh kaualihkan kakiku,
Untuk mengenal Allah, Tuhan segala makhluk;
Jika setiap utas rambutku punya lidah,
Masing-masing dan semua akan memujimu!
Setelah
itu, ditinggalkannya segala kekayaan dan kemegahan hidup. Putri cantik
jelita yang biasanya bergelimang harta itu tekun meraba kesengsaraan
kaum dhuafa, dan hari-harinya dihabiskan di tepi Sungai Nil untuk berdoa
dan memuji Sang Maha Pencipta!
Sebaliknya,Zulaikha tidak
berperangai demikian. Dia mencapai kedamaian dan kebenaran lewat jalur
yang berbeda dan penuh duri. Dia masih berada dalam cengkeraman
keindahan ragawi. Dia terbakar oleh nyala api cinta hewani untuk terus
mendapatkan Yusuf.
Dan Yusuf, meskipun ia telah menjadi bagian
dari keluarga Wazir Aziz, yang tengah berada dalam puncak kemewahan dan
kemegahan, hatinya terasa luka karena sedih. Terpikir olehnya bahwa
dialah yang menyebabkan penderitaan orang-orang yang mencintainya.
Ayahnya amat mencintainya dan itu pula yang menyebabkan
saudara-saudaranya menderita karena dengki dan ayahnya pun menderita
karena perpisahan.
Dengan senang hati ia tinggal bersama keluarga
Wazir Aziz. Namun perjalanan tidak berjalan mulus. Zulaikha yang telah
lama mendendam cinta dan mabuk kepayang, mulai memasang segala macam
godaan untuk mencapai hasrat impiannya.
Saat suaminya,Wazir Aziz
tiada di rumah, maka dijebaknya Yusuf dalam sebuah kamar, dan dikuncinya
pintunya. Kemudian ia mulai merayu Yusuf. Namun, Yusuf yang lebih takut
kepada Allah daripada Ibu angkatnya Zulaikha, lari melepaskan diri.
Zulaikha yang telah kesetanan terus mengejarnya hingga terjadi
pergulatan; yang satu didorong oleh keinginan durjana, dan yang lain
ingin melepaskan diri dari perbuatan maksiat yang mengundang murka
Allah.
Dalam peristiwa tersebut, baju Yusuf koyak di bagian belakang.
Dia dapat melepaskan diri dari paksaan Zulaikha dengan baik. Namun
tatkala lari keluar ruangan, Yusuf kepergok oleh Aziz, suami Zulaikha.
Karena takut didahului oleh laporan Yusuf kepada suaminya atas pemaksaan
tadi, dengan hati busuk, Zulaikha mendahului memfitnah Yusuf dengan
mengatakan kepada suaminya bahwa Yusuf lah yang ingin memaksa dia.
Namun,seorang
pegawai Wazir Aziz berkata, "Wahai Tuan, sebaiknya diperiksa terlebih
dahulu. Jika baju Yusuf koyak di depan, maka Yusuf lah yang salah. Dan
benarlah tuan putri. Namun sebaliknya, jika yang koyak di bagian
belakang, maka Tuan Putri Zulaikha lah yang salah. "
Setelah
diperiksa, ternyata baju Yusuf koyak di bagian belakang. Maka
terbuktilah jika yang salah adalah Zulaikha. Wazir Aziz dengan bijaksana
menganjurkan Zulaikha untuk minta maaf kepada Yusuf yang telah diberi
tuduhan palsu. Aziz berbuat demikian agar peristiwa tersebut tidak
menjadi berita besar yang bisa menggoyahkan kedudukannya sebagai seorang
Wazir (Menteri) di Mesir.
Namun berita kejadian itu tetap
tersiar juga. Mulut orang mulai bergunjing,pemutarbalikan fakta mulai
menyebar kemana-mana. Namun, dalam pandangan masyarakat luas,tetap saja
Zulaikha yang berusaha memutarbalikkan fakta itu berada dalam posisi
yang teraibkan; sebab dia dalam posisi juragan, sedangkan Yusuf dalam
posisi budak belian. Semua perempuan yang baik, kaya, jahat, serta yang
munafik, ramai-ramai memakinya: "Perempuan tidak tahu malu, mau
menyerahkan diri kepada budak! Dan membuat suaminya sangat malu! Apa
jadinya Mesir bila keluarga pejabatnya semacam itu?"
Dibakar oleh
pencemoohan yang demikian kasar, Zulaikha memutuskan akan membalas
dendam kepada nyonya-nyonya yang menghinanya. Diundangnya mereka ke
dalam sebuah jamuan yang mewah. Tatkala menghadapi makanan kecil untuk
cuci mulut,begitu mereka siap akan memotong buah-buahan dengan pisau
tajam di tangan mereka, tiba-tiba Zulaikha menyuruh Yusuf muncul di
tengah-tengah nyonya-nyonya tersebut. Dan Wah! Kemunculan Yusuf yang
ketampanannya tak ada bandingannya itu, merupakan kejutan yang
membelalakkan mata para nyonya ahli gunjing tersebut : "Dia bukan
manusia, melainkan malaikat yang mulia!" teriak mereka dengan penuh
kekaguman. Terbawa oleh perasaan yang menggejolak, tanpa disadari,
aduuuhhh! Mereka memotong jari tangan mereka sendiri!
Setelah
kejadian itulah, para nyonya penggunjing tak menyalahkan lagi Zulaikha
sebab mereka pun akan berbuat hal yang sama andai diberi kesempatan
berdekatan dengan Yusuf yang ketampanannya tak ada bandingannya.
Semuanya bahkan bercita-cita ingin menaklukkan Yusuf yang tak bisa
ditaklukkan oleh Zulaikha. Semuanya menyarankan agar baja dilunakkan ke
dalam api; yang artinya melunakkan hati Yusuf ke dalam penjara.
Namun
bagi Yusuf, sebagai manusia mukhlis, penjara lebih baik daripada
suasana bebas namun amat dekat dengan godaan-godaan maksiat yang
digencarkan oleh perempuan-perempuan yang berhati iblis. Inilah
barangkali solusi yang paling tepat dalam kondisi yang demikian
rumitnya; dan buat Aziz sendiri, dijebloskannya Yusuf ke dalam penjara
merupakan kebebasan dari tekanan-tekanan batin selama ini. Bahkan, bagi
pikiran yang bijaksana menimbang situasi batin semacam ini, lebih baik
satu orang (sekalipun orang saleh) yang menanggung penderitaan dalam
penjara daripada orang banyak yang mesti mengalami kegelisahan yang luar
biasa yang disebabkan oleh munculnya sesuatu yang 'istimewa'
Sebaliknya,
bagi orang-orang dalam penjara, kedatangan Yusuf merupakan suatu berkah
karena di sana ia mengajarkan agama dalam rangka menunjukkan jalan yang
terang. Ia seakan insan yang mengubah neraka menjadi surga.
Kini,
Zulaikha mengalami penderitaan baru karena rasa sesal yang
berkepanjangan. Jiwanya terpenjara beserta orang yang dipenjarakan.
Kesehatannya menurun. Dalam rangka membunuh kepalsuan dirinya, mulai
terbayang, ia akan mendapatkan kembali pribadi yang sebenarnya.
Sementara
itu, kebaikan Yusuf telah membuatnya seperti raja di kalangan
teman-temannya sepenjara. Kalau ada yang sakit, dialah yang merawatnya;
kalau ada yang menanggung beban perasaan hati, dialah penghibur yang
paling berbudi halus. Karena kepercayaan mereka semakin meningkat
terhadap Yusuf, dakwah Yusuf pun semakin mereka gemari dan resapkan ke
dalam hati. Bahkan dua orang diantaranya, pada suatu waktu, menceritakan
mimpi mereka kepada Yusuf yang ditakwilkannya secara tepat. Maka,
tibalah gilirannya raja bermimpi yang juga ditakwilkan oleh Yusuf secara
memesona sehingga akhirnya Yusuf pun dibebaskan dari penjara, bahkan
setelahnya diberi kehormatan yang tinggi dengan diberi kekuasaan penuh
di negeri itu; pada saat Wazir Aziz telah meninggal. Yusuf diberi tugas
mengadakan persiapan dalam menghadapi musim kelaparan yang telah
diramalkan olehnya.
Sebagai janda, Zulaikha mulai introspeksi
atas kedegilan dirinya, yang akhirnya kebinalannya menjadi jinak dan
hatinya mulai ia biasakan dituluskan pada kebenaran hakiki.
Menyaksikan
perubahan Zulaikha yang demikian berkenan di hati, mulailah Yusuf
membuka hati kepada wanita yang telah lama mengejar-ngejarnya itu.
Demikianlah,
hingga Yusuf memutuskan untuk menikahi Zulaikha serta mempersatukan
hati dalam ibadah yang murni kepada Allah Ta'ala.
Sekian
Saat Zulaikha mengintip dari celah tirai pelangkinnya,
... Auh! Mengapa bukan engkau kekasihku... Katamu kau Wazir Mesir... Nyatanya yang kudapati bukan dirimu...
Sungguh kecewa gadis itu...ia mulai meratapi nasibnya.
Namun sayup terdengar bisikan;
Memang
bukan dia kekasihmu.. Namun cintamu akan kau jumpai lewat dia. Jangan
takut, kehormatan perawanmu kan tetap terjaga, karena Ia pria
sida-sida...
Sumber : Khalifah Melawan Allah karya Dedy Suardi