Yusuf Jabung

Resume Manhaj Haraki 1

Dalam Manhaj Haraki  ( metode gerakan ) mempunyai makna langkah berencana yang diterapkan Rosullah SAW. Semenjak diutus sebagai Rosul hingga wafatnya. Tahapan dalam pembahasan ini terdiri dari lima tahapan sebagai berikut :
1.      Sirriyatu Ad-Dakwah wa Sirriyatu At-Tandhim.
( Dakwah terbuka dan struktur tertutup ).
2.      Jahriyatu Ad-Dakwah wa Sirriyatu At-Tandhim.
( Dakwah terbuka dan struktur tertutup ).
3.      Iqomatu Ad-Dauah
(Mendirikan Negara ).
4.      Ad-Daulatu wa Tatsbitu Da’aimaha.
( Penetapan sendi-sendi Negara )
5.      Intisyaru Ad-Dakwah fil Ardhi.
( Penyebaran dakwah ke seluruh dunia)
            Dari tahapan-tahapan di atas dapat diadakan pembagian pada permulaan dan akhir dalam masing-masing tahapan, maka bisa diperoleh tahapan sebagai berikut :
1.      Dakwah tertutup.
Tahapan ini dimulai semenjak Muhammad diutus sebagai Rosul hingga turun wahyu dalam surat Asy-Syu’ara’ ayat 214 : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat.”
2.      Dakwah terbuka danstruktur tertutup.
Tahap ini berakhir pada tahun ke sepuluh dari kerasulan.
3.      Mendirikan negara.
Tahap ini berakhir pada tahun 10 Hijriyah.
4.      Pemantapan negara.
Tahap ini berakhir setelah ditanda tangani perjanjian Hudaibiyah.
5.      Menyebarkan dakwah ke seluruh dunia.
Tahapan ini mapan setelah wafatnya Rosulullah SAW. Yang jelas berakhirnya masing-masing tahapan merupakan permulaan masing-masing tahap berikutnya.
 
TAHAP PERTAMA
SIRRIYATUD DA’WAH WA SIRRIYATUT TANDHIM
( Dakwah dan struktur tertutup )
            Tahapan ini bermula dari titik awal kerasulan, yang kemudian diakhiri setelah berjalan 13 tahun kerasulan. Yaitu ketika turun wahyu
وأنذر عشيرتك الأقربين (الشعراء :  214)
Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat..”
( QS. Asy-Syu’ara’ : 214 )
Dan ayat
فاصدع بما تؤمر وأعرض عن المشركين   (الحجر : 94)
 ….Maka jelaskanlah sebagaimana apa yang engkau diperintahkan dan berpalinglah dari orang-orang musyrik…”
(QS. Al-Hijr : 94)
 Dalam tahapan ini ada ciri-ciri dan muatan peristiwa sebagai berikut :
A.     Dakwah secara tertutup
            Bermula setelah tiga hari dari turunnya wahyu yang pertama, yaitu ketika turunnya wahyu surat Al-Mudatsir (1-4), yang mana sasaran pertama dalam tahapan ini berlangsung selama 3 tahun.
B.      Tegaknya dakwah di atas kesucian
            Maksud dari pengertian dakwah disini adalah penegakan dakwah atas dasar kebersihan pribadi dan seleksinya para da’I menurut keriteria kelayakannya. 
            Adapun sari pati dari dakwah yang dilakukan Rasulullah adalah islamnya khodijah sebagai wanita pertama yang beriman sekaligus sebagai istrinya, lantas Abu Bakar sebagai sahabat terdekat, lalu dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib, lalu Zaid bin Haritsah sebagai budak beliau. Lantaran kesucian pribadi inilah, maka Abu Bakar melakukan dakwah yang ia lebih suka memilih dengan taktiknya sendiri, dank arena ia mempunyai keistimewaan , kedudukan dan kewibawaan di tengah masyarakat Quraisy, sehingga ada yang mau masuk islam berkat dakwahnya, seperti : Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqosh, dan Tholhah bin Ubaidillah
C.      Faktor Intelegensi dan status sosial
            Hal ini merupakan karakter individual lebih lanjut yang dimiliki Abu Bakar ra, mengingat dia yang mempunyai pengaruh sangat kuat dan mempunyai banyak factor yang menyebabkan dakwah Abu Bakar diterima, terutama dari rasa percaya kaumnya terhadapnya.
D.     Fase dakwah secara konfrehensip
            Yaitu sampainya dakwah ini kepada seluruh lapisan masyarakat yang harus melalui kesucian pribadi para individunya. Sehingga sasaran dakwah ini yang bermula dari dakwah secara tertutup, yang mana meliputi berbagai lapisan masyarakat seperti merdeka, budak, laki-laki, perempuan, pemuda, pemudi, dan orang tua telah menyentuh berbagai keturunan yang menjadi kesatuan bangsa Quraisy atau bangsa lain, sampai hampir seorang atau dua orang anggota keluarga dalam setiap keluarga di Makkah empunyai andil dalam membangun masyarakat muslim ini.
E.      Fase peran wanita dalam dakwah tertutup
            Kaum wanita pada saat itu hidup pada periode dakwah tertutup tanpa diketahui pihak lain. Mereka melindungi diri atau bertindak sembunyi-sembunyi secara ketat, sehingga tidak diketahi keislaman mereka, sehingga mereka bisa menghidupkan orientasinya, entah kedudukan mereka di sisi laki-laki sebagai saudara, istri, maupun ibu.
F.       Sholat
            Menurut rujukan yang bisa dipertanggung jawabkan, setiap tahap dakwah kaum muslimin selalu diiringi dengan pelaksanaan sholat.
G.     Respon Quraisy terhadap dakwah
            Bangasa Quraisy saat itu tidak begitu memperhatikan gejala-gejala asing munculnya dakwah islam tersebut. Mereka mereka tidak marah selama kaum muslimin membatasi diri dalam kalangan mereka sendiri.
H.     Dakwah terbuka setelah pemantapan basis
            Dalil yang menunjukan hal tersebut adalah tidak ada seorangpun dari golongan ini yang murtad dari agamanya, manakala dihadapkan pada suatu ujian yang berat. Mereka adalah yang menempuh langakah awal dalam memperjuangkan dakwah, golongan ini mempunyai derajat tinggi dalam islam, dilihat dari sisi keimanan perilaku, jihad, maupun pengorbanan mereka.
 
TAHAP KEDUA
JAHRIYATUD DA’WAH WA SIRRIYATUT TANDHIM
( Dakwah terbuka dan struktur tertutup )
            Perlu diketahui bahwa keterbukaan di sini meliputi dua tahap, Yaitu :
Langkah pertama      : keterbukaan Rasulullah saw
Langkah kedua          : Keterbukaan kaum  muslimin.
   Adapun dalam tahap kedua ini dimulai saat turunnya  QS. Al-Hijr : 94, Asy-Syuara’ : 214, Al-Hijr : 89. Adapun dalam pembahasan inidikuatkan dengan hadits yang imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, tentang sebuah kisah yang berkenaan dengan dakwah terbuka yang dilakukan Rasulullah : “ Bahwa setelah turunnya ayat ; wa andhir ‘asyiratakal aqrabin”, Rusulullah menyeru kepada kalangan umum, kemudian baru menuju keluarga dekat.
A.      Sifat dan perjalanan tahap kedua
1.      Dakwah kepada kerabat
            Pada tahap dakwah memasuki periode terbuka, maka sasaran pertama dakwah adalah kerabat yang dekat, yaitu bani Hasyim dan bani Mutholib.
2.      Berpaling dari orang-orang musyrik
             Tindakan berpaling dari orang-orang musyrik meliputi dua pemikiran sekaligus :
·         Pertama,  komitmen kepada sirah dakwah selaras dengan petunjuk-petunjuknya, tanpa membangkitkan kemarahan lawan, atau tanpa mereka sadar dan berpikir untuk menjatuhkan umat islam.
·         Kedua,  meniadakan pembalasan terhadap gangguan kaum musyrikin, yang biasanya mereka menteror umat islam secara fisik maupun mental, kaum muslimin harus selalu berupaya menghindari hal-hal yang membikin luka hati mereka. 
3.      Petunjuk baru dalam dakwah
            Progam-progam mendasar yang harus dicanangkan dalam islam adalah :
Ø  Iman kepada Allah yang Esa.
Ø  Iman kepada Rasulullah SAW.
Ø  Iman kepada hari akhir.
Inilah pencanangan berbagai progam yang telah sempurna pelaksanaannya, selaras dengan periode yang pernah ditempuh. Hal ini merupakan pokok pelaksanaan dakwah di masa awal periode terbuka.
4.      Dakwah kepada masyarakat
            Usaha ini berlangsung sejak masa awal keterbukaan islam di muka bumi. Yaitu ketika universalitas dakwah didengungkan yang dimulai dengan seruan Rasulullah : “ Sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi kalian khususnya, dan bagi seluruh manusia pada umumnya.”
5.      Struktur tertutup
            Yakni berlindung di rumah Al-Arqam, karena itu pengambilan rumah Al-Arqam sebagai markas kaum kaum muslimin terdapat hikmah besar dari segi keamanan.
            Tidak perna terdengar dalam sirah, bahwa orang-orang Quraisy suatu hari pernah mensegel markas berkumpul tersebut, dan kemudian mengungkapkan di tengah masyarakat. Yang menyebabkan mereka mengurungkan niatnya untuk mencari markas tersebut adalah kaeraguan kaum Quraisy, apakah pantas markas tersebut de sebuah rumah di bukit shafa. Diantara faktor terpilihnya rumah Al-Arqom sebagai markas dan tempat berkumpulnya kaum muslimin adalah :
*      Sebetulnya Al-Arqam sendiri tidak deketahui keislamanya. Oleh sebab itu, berkumpulnya Muhammad dan para pengitkutnya di rumah Al-Arqam tidak timbul reaksi di kalangan kaum Quraisy.
*      Al-Arqam bin Abu Al-Arqam ra berasal dari dari bani Makhzum, sedangkan kabilah bani Makhzum dianggap sebagi kekuatan yang selalu menghancurkan bani Hasyim, Seandainya Al-Arqam pun diketahui diketahui keislamanya, niscaya berkumpulnya Nabi dan para sahabatnya di rumah beliau tidak menimbulkan reaksi di kalangan kaum Quraisy, karena mereka mempunyai anggapan pertemuan tersebut tidak efektif, lantaran Nabi mengambil lokasi di daerah musuh sendiri.
*      Al-Arqam bin Abu Al-Arqam ketika masuk islam dia berusia 16 tahun, oleh sebab itu mereka mempunyai anggapan, apalah artinaya berurusan dengan rumah seorang bocah pengikut Muhammad yang masih berusia sangat muda itu.
6.      Mencari lahan dakwah dan basis baru yang aman, demi proses selanjutnya
            Fase ini berlindung di balik peristiwa hijrah ke Habasyah, di samping  juga bertujuan untuk menjaga keselamatan para jama’ah. Maka berlangsunglah hijrah ke Yasrib, dengan tujuan untuk membentuk basis dakwah yang baru, yang telah didahului hijrah ke Habasyah. Peristiwa hijrah ke Habasyah ini diikuti banyak kaum mukminin yang telah masuk islam di prmulaan. Dan sebab diselenggarakannya hijrah ke Habasyah adalah untuk keselamtan jiwa  mereka.
7.      Tindakan terang-terangan yang kedua
            Hal ini ditandai setelah diperkuat dengan masuk islamnya dua pemuka Quraisy yang sangat berpenaruh yakni Hamzah bin Abdul Muthalib yang kemudian disusul dengan masuk islamnya Umar bin Al-khattab.
8.      Perlawanan secara damai
            Peran muslimin terhadap permusuhan yang di lontarkan kaum Quraisy dalam hal ini tidak dengan kekerasan dengan mengerahkan kekuatan untuk mengahancurkannya, namun semagatnya diarahkan kepada dakwah dengan hikmah dan mau’idhah hasanah. Dengan gerakan islamiyah dalam gerakan ini menambil dan memakai cara ini, yakni menjauhkan diri dari segala tantangan yang menimbulkan kegaduhan dan menghindari peperangan.
 
TAHAP KETIGA
IQOMATUD DAULAH
( Mendirikan Negara )
            Dalam tahap ini, mempunyai beberapa langkah yang dilakukan Rasulullah sebelum terbentuknya daulah Islam di Madinah. Dan diantaraya adalah sebagai berikut :
A.     Mencari perlindungan diluar Makkah
      Untuk mengadakan perubahan harus dicari  tempat baru untuk bergerak. Maka dalam hal ini Rasulullah memilih Tha’if sebagai tempat hijrah yang terdekat dengan Makkah.
      Kepergian Rasulullah ke Tha’if mempunyai dua tujuan :
1.      Berdakwah terhadap masyarakat bani Tsaqif.
2.      Meminta perlindungan dan pembelaan islam dari mereka serta mengajak bersama-sama dalam dua titik penting ini.
B.      Pengarahan pandangan bagi pangkalan bergerak
   Pada tahun ke 11 Hijriyah  musim haji inilah  Rasulullah menawarkan risalah dakwahnya kepada kaum Anshar berjumlah 6 orang yang berasal dari suku Khazraj Yatsrib. Dan akhirnya mereka mau menerima seruan dakwah beliau serta beriman  dan membenarkan kerasulannya. Begitu mereka pulang ke Yatsrib mereka menceritakan kepada kaumnya tentang Rasulullah dan mengajak mereka untuk masuk islam hingga tersebar di antara mereka, sehingga tidak ada satu rumahpun kecuali ada yang masuk islam dan membicarakan tentang Rasulullah. 
C.      Baiat Aqobah pertama
Pada tahun haji berikutnya yakni 12 Hijriyah, kaum Anshar daatang kembali untuk memenuhi janjinya dengan 12 orang dari kabilah Khazraj dan Aus. Dan ditemui di Aqabah ( Aqabah pertama) yang isi baiatnya adalah :
1.      Tidak mensekutukan Allah SWT.
2.      Tidak berbuat zina.
3.      Tidak membunuh anak-anak.
4.      Tidak melakukan kejahatan di antara mereka.
5.      Tidak durhaka kepada kebaikan.
          Begitu kelompok itu pulang, Rasulullah mengutus Mush’ab bin Umair dan disuruhnya membacakan Al-Qura’an menjelaskan tentang islam kepada mereka. Selanjutnya Umair menjadi guru mengaji dan imam sholat.
         
D.     Izin berperang
               Ketika kaum Quaisy menentang  Allah dan menolak apa yang sebenarnya berharga bagi mereka dan mendustakan Rasul-Nya dan menyiksa serta mengusir yang menyembah Allah dan mengesakan-Nya serta percaya kepada Nabi-Nya dan bertahan kepada agamana-Nya maka Allah memberi izin kepada Rasul-Nya untuk berperang dan membela dari penganiayaan Quraisy. Maka ayat yang diturunkan adalah tentang izin perang dan menghalalkan darah serta bertempur  ( QS. Al-Hajj : 39-40 )
E.      Bai’at kedua dan persiapan mendirikan kedaulatan
               Ketika musim haji tahun ke 13 Hijriyah kaum Anshar berkumpul kembali untuk menepati janji bertemu dengan Rasul yang saat itu mereka berjumlah 73 dari kalangan laki-laki, dan 2 orang dari kalangan perempuan. Dalam hal ini maka berlangsunglah  bai’at yang kedua. Adapun inti ataupun isi dari bai’at ini adalah ikrar mereka kepada Rasulullah untuk senantiasa :
1.      Taat dan patuh dalam keadaan sibuk maupun senggang.
2.      Berinfaq dalam keadaan susah ataupun kaya.
3.      Amar ma’ruf Nahi Munkar.
4.      Mereka melakukan karena Allah, tidak peduli kepada siapapun.
5.      Dan membela Rasulullah dalam menyampaikan risalah serta melindunginya sebagai mana mereka melindungi anak-istri dan diri mereka dengan imbalan surga.
F.       Mendirikan pemerintahan Islam melalui pemilihan
               Setelah selesai bai’at Rasulullah meminta daipilihkan 12 pemimpin menjadi wakil kaumnya, bertanggung jawab atas mereka dalam menjalankan syarat-syarat bai’at ini. Maka dilaksanakandengan spontan dimana terpilih 9 orang dari golongan Khazraj dan 3 orang dari golongan Aus. Dan setelah dipilih 12 orang itu, maka Rasulullah mengambil sumpah setia sebagai kepala dari wakil-wakil atas kaumnya.
G.     Memilih daerah, pertemuan rahasia dan hijrah
               Di saat Allah mengizinkan untuk berperang, dan bai’atnya suku Anshar untuk beragam Islam dan membelanya, Nabi menyuruh sahabat-sahabatnya hijrah ke Madinah bergabung dengan Anshar.
H.     Berkumpulnya musuh untuk menumpas pimpinan
               Setelah kaum Quraisy melihat bahwa Rasulullah mempunyai kelompok dan sahabat dari luar Makkah dan di lain tempat, dan melihat keluarnya sahabat-sahabat dari Muhajirin membawa anak-istri dan harta-hartanya untuk bergabung dengan suku Aus dan Khazraj, serta mengetahui bahwa tempat itu tempat yang kokoh disamping di dalamnya tinggal suatu kaum yangkuat dan pemberani serta ahli perang. Mereka takut kalau Nabi menggabung dengan mereka.
               Mereka mengetahui bahwa Nabi akan membuat persiapan memerangi Quraisy, lantas merekapun berkumpul di Dar An-Nadwah dan tidak ada satupun tokoh yang absen untuk membicarakan soal ini. Dalam musyawarahnya mereka sepakat dengan pendapat Abu Jahal tentang usaha membunuh Nabi.
I.        Kejeniusan rencana- rencana kemanusiaan dalam hijrah
               Pada perjalanan  Rasulullah SAW menuju hijrah ke Madinah beliau menempuh langkah dan siasatnya yang akan dirinci sebagai berikut :
1.      Tidurnya Ali di tempat tidur Rasulullah
         Setelah Rasulullah SAW mendapat wahyu, tentang keberadaan Quraisy dan usaha mereka dalam membunuh beliau, maka beliau memperintahkan Ali untuk tidur di tempat tidurnya Rasulullah. Maka ketika rumah beliau sidah terkepung, tidak seorangpun mengira bahwa yang tidur di tempat tidur Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib.
2.      Keluar di waktu siang hari
         Inilah taktik yang digunakan Rasulullah guna mengelabuhi kaum Quraisy, yakni keluar di saat kebiasaan orang Makkah tidur siang, dan di jalan sangat sepi karena panas.
3.      Keluar dari pintu belakang
         Ketika Rasulullah dan Abu Bakar hendak mulai keluar dari rumah Abu Bakar keduanya keluar melalui pintu belakang. Karena khawatir, kalau  rumah Abu Bakar diawasi. Hal ini terbukti setelah kaum musyrikin terkecoh da saat mendobrak rumah Abu Bakar.
4.      Menuju ke goa
         Dikira dengan menangkapnya akan menghabisi peperangan secara keseluruhannya. Maka Rasulullah dan Abu Bakar berbelok ke goa Tsur hingga menggagalkan semua usaha musuh dan rencananya sekaligus gagal menangkapnya.
5.      Informan di Makkah, jalur logistik dan menghapus jejak
         Dalam hal ini Abu Bakar memerintahkan Abdullah untuk mencari informasi yang dibicarakan Quraisy, dan putrinya Asma’ yang membawakan makanan serta kebutuhan mereka, karena kemungkinan mereka akan tinggal lama di goa. Adapun langkah untuk menghapus jejak Abu Bakar memerintahkankan Amir bin Fuhairah mantan budaknya agar menggembalakan di siang dan sore hari untuk bisa diambil susunya susunya sekaligus menghilangkan jejak Asma’ dan Abdullah yang dikhawatirkan akan dapat dijadikan bukti keberadaan mereka di goa itu.
6.      Lamanya tinggl di goa
         Rasulullah dan Abu Bakar tinggal di goa selama 3 hari, lantaran menuggu hingga berkurangnya informasi tentang pencarian merekaber dua.
7.      Mencari keuntungan dari kepintaran musuh
         Dalam hal ini mereka mengupah Abdullah bin Uraiqith yang musyrik, sebagi petunjuk jalan, hal ini dilakukan karena selama dapat diandalkan untk menjaga rahasianya.
8.      Pengumuman pertama secara resmi bagi syi’ar ibadat.
         Setelah sampainya Rasulullah dan Abu Bakar di perkampungan bani Amru bin Auf, maka para penduduknya menyambut mereka dan beliau tinggal di Quba di rumah Kalsum bin Hadam selama 4 hari dan mendirikan masjid Quba; masjid pertama yang terbina atas ketaqwaan setelah nubuwat. Maka di masjid Qubalah titik perubahan dalam sejarah islam, yang mana ini adalah masjid pertama yang dibina atas dasar ketaqwaan , dan pendatangnya yang pertama adalah kelompok mukmin yang sejati dan murni keimanannya yang menyatakan tauhid dan mengangkat panji laa ilaha illallah tanpa takut kepada penguasa yang menekan menetapkan syari’at islam selain beriman kepada Allah.
9.      Keberhasilan taktik dan sampainya pemimpin tertinggi di markas besarnya.
         Di hari kelima , yaitu setelah selesai sholat jum’at Nabi didampingi Abu Bakar masuk Madinah dengan jaminan keamanan yang dikirim dari utusan bani Najjar. Maka para kaum Ansharpun menyambutnya dengan ramah tamah dan senang hati. Dan tatkala Rasulullah turun dari ontanya, maka oleh Abu Ayyub disambut ke rumahnya. Dan inilah di antara sahabat-sahabaatnya dari Muhajirin dan Anshar yang mengelilinginya di mana mereka membela dengan jiwa dan harta, serta menaruh harta dan jiwa atas kehendak Rasulullah SAW
         Dan langkah awal dalam tahap perjalanan ini adalah pembinaan masjid Nabawi yang akan menjadi markas besar berdirinya kedaulatan ini dan sebagi mahkamah, markas besar, sekola pertama, serta majlis parlemen.

Metode dan Seni Dakwah Rasullullah SAW (Kenangan Tarbiyah dari Kang Amru, 12 Januari 2013)

Metode artinya  jalan, cara yang ditempuh. Metode dakwah Rasullullah adalah perjalanan atau cara yang ditempuh Rasullullah SAW beserta sahabat-sahabatnya dalam berdakwah atau dalam menyampaikan dan memperjuangkan ide dan keyakinan Islam kepada masyarakat Quraisy dan sekitarnya pada masanya.

Metode dakwah Rasullullah :
1.    Metode dakwah sirriyah yaitu dakwah yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi yang dipusatkan di satu tampat pengkaderan yaitu Darul Arqom.
2.    Metode dakwah a’laniyah yaitu dakwah yang dilakukan secara terbuka, tidak lagi sembunyi-sembunyi. Metode ini ditempuh manakala kekuatan Islam sudah mulai nampak dengan bergabungnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab.
3.    Metode hijrah yaitu metode dakwah yang lebih bersifat af’aliyah (perilaku) untuk menghindari konfrontasi dan mencari lahan dakwah yang lebih kondusif.
4.    Metode jihad yaitu metode yang dilakukan dengan mengambil sikap dan bahkan tindakan yang tegas guna menjaga eksistensi Islam dan Ummat Islam seta untuk menggetarkan hati orang-orang kafir untuk tunduk di bawah kekuasaan Islam.

Seni dakwah Rasullullah SAW
Seni artinya satu upaya sungguh-sungguh yang dilakukan untuk membuat sesuatu itu menjadi nampak indah, menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.

Seni dakwah yang dilakukan oleh Rasullullah SAW dalam perjalanan dakwahnya antara lain :
1.    Dakwah bil lisan yaitu dakwah lewat ucapan berupa :
a.    Dakwah Fardiyah
-    dengan dialog/obrolan
-    dengan membacakan ayat-ayat Al Quran
-    dengan mujadalah bil ahsan (berdebat dengan cara yang baik)
-    dengan teguran dan sapaan
b.    Dakwah Jam’iyah
-    dengan mengumpulkan sanak saudaranya untuk makan-makan dan di sana beliau menawarkan keyakinannya (Islam)
-    dengan berdiri di puncak Bukit Sofa, lalu memanggil seluruh kaum Quraisy untuk berkumpul dan setelah itu disampaikan seruan dan peringatan.
-    dengan mendatangi beberapa kaum yang sedang melaksanakan ibadah haji pada musim haji.

2.    Dakwah bil hal yaitu dakwah lewat perbuatan dan sikap untuk memperlihatkan ketauladanan kepada Ummat dan bangsa Quraisy
a.    Sikap : jujur, amanah, cerdas, murah senyum (sopan), pemaaf dan sebagainya.
b.    Perbuatan : suka menolong, gaya hidup yang sederhana, ulet, teguh pendirian, dan sebagainya.
3.    Dakwah bil qolam yaitu dakwah melalui tulisan seperti :
a.    Membuat perjanjian  damai
b.    Piagam Madinah
c.    Pengiriman surat kepada raja-raja

Faktor penting yang harus diperhatikan untuk dapat menjadikan dakwah sebagai seni hingga nampak indah dan menyenangkan walau penuh tantangan ialah manakala kita mampu memahami dan menerapkan etika Islam dalam berdakwah sebagai berikut :

1.    Berdakwah harus dengan cara yang bijak, nasihat dan diskusi yang baik
serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Qs. An Nahl : 125

2.    Tidak berdiskusi dengan ahli kitab kecuali dengan cara yang baik
dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan Katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri".
Qs. Al Ankabut : 46

3.    Tidak mencaci sembahan orang lain
dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.
Qs. Al An’am : 108

4.    Tabah menerima perkataan orang dan hijrah (bila diperlukan) dengan baik
dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
Qs. Al Muzammil : 10

5.    Berpaling dari anjuran orang-orang yang sesat dan menasehati mereka dengan kata-kata yang membekas (yang berkesan)
mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
Qs. An Nisa : 63

6.    Tidak berlaku kasar, memaafkan, memintakan ampun, bermusyawarah dan tawakkal kepada Alloh SWT
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Qs. Ali Imran : 159.

7.    Berikan nasehat dengan Al Quran
sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, Maka mereka berada dalam Keadaan kacau balau.
Qs. Qaaf : 5

8.    Tawadhu kepada pengikut kebenaran
dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman.
Qs. Asy Syua’ara : 215

9.    Istiqomah, adil, tidak menuruti hawa nafsu dan menunjukkan identitas diri
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik".
Qs. Yusuf : 108

10.    Tidak memaksa dengan kekerasan
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; Maka Barangsiapa melihat (kebenaran itu), Maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan Barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), Maka kemudharatannya kembali kepadanya. dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).
Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari ahli Kitab)", dan supaya Kami menjelaskan Al Quran itu kepada orang-orang yang mengetahui.
ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.
dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak memperkutukan(Nya). dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka; dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka.
Qs. Al An’am : 104-107

11.    Jangan terpengaruh oleh ajakan yang  jelek
dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu Hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami. Qs. Al Israa’ : 74-75

12.    Tolak argumen lawan bicara dengan cara yang baik
dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Qs. Fushilat : 34

13.    Keberhasilan dakwah semata-mata karena hidayah Allah SWT
dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622]. walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana.
Qs. Al Anfal : 63

Wallahu ‘Alam bis Showab




Diberdayakan oleh Blogger.