Yusuf Jabung

RESUME MANHAJ HARAKI II




PERIODE 5
PERJUANGAN POLITIK DAN KEMENANGAN RISALAH

Bagian Ke Tiga
Karakteristik Pertama
Tantangan Psikologis Terhadap Kaum Musrikin
Dalam beberapa perang terdapat perang  yang strategi yang dilakukan nabi sangat terlihat sekali perang psikologis dibanding dengan perang fisik. Diantaranya perang Bani Lahyan, serta dikirimnya Abu Bakar ra. Ke Kura’ al-Ghamim hanya dengan 10 penunggang kuda. Disini Rasulullah saw. Tetap bergerak menuju Bani Lahyan untuk menuntut balas atas kekejaman yang dialami para korban insiden Raji’, padahal insiden itu telah lewat dua tahun lalu.
Karakteristik Kedua
Berita Bohong (Haditsul Ifki)
Betapa berbahayanya menerima isu tanpa mengecek kebenarannya karena itu dapat memporak -porandakan barisan kaum muslimin secara keseluruhan. Adapun pelajaran – pelajaran terpenting yang dapat di kemukakan terkait dengan berita bohong ini ialah :
Pertama, menghindari tuduhan yang masih bersifat prasangka adalah kewajiban pokok yang wajib ditunaikan oleh kaum muslimin.                                                                    
Kedua, jangan menerima isu begitu saja, sebagaimana difirmankan Allah


Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta. (QS. An Nur : 13)
Ketiga, menimbang secara cermat dalam menimbang benar tidaknya suatu isu, bandingkanlah pribadi orang yang diisukan itu dengan diri anda sendiri. Dengan demikian, pastilah Anda akan mempercayai teman Anda itu seperti halnya mempercayai diri Anda sendiri.
Keempat, Jangan membiarkan hawa nafsu ikut campur dan berperan dalam menyelesaikan mengenai isu yang tidak benar.
Kelima, Sikap yang harus diambil oleh orang yang diisukan. Janganlah membalas berita bohong dengan berita bohong lain dan janganlah membalas isu yang dusta dengan isu lain yang serupa. Hendaklah orang yang diisukan mampu menahan diri.
Keenam, Menghukum orang-orang yang terperdaya dan terlibat dalam menyebarkan fitnah.
Karakteristik Ketiga
Pernikahan Rasulullah SAW. Dan Pengaruhnya dalam Penyebaran Islam
Pada Periode ini Rasulullah SAW. melakukan pernikahan dengan lima orang wanita : Zainab binti Jahsy, Ummu Habibah binti Abi Sufyan, Juwairiyah binti al-Harits, Syafiyah binti Huyay, dan Maimunah binti al-Harits – radhiyallahu ‘anhuma jami’an.
Pernikan Rasulullah SAW yang dilakukan pada periode ini adalah tampaknya bertujuan hendak membentuk barisan luar dan sebagai upaya penyebaran da’wah ke seluruh Jazirah Arab. Sekilas tentang pribadi masing-masing dari kelima istri Rasulullah SAW tersebut.
Ramlah binti Abi Sufyan (Ummu Habibah). Rasulullah melakukan akad nikah dengannya di kala dia berada di di Habasyah. Dia termasuk orang-orang yang berhijrah ke Habasiyah mengikuti suaminya, Abdullah bin Jahsy. Akan tetapi, suaminya itu kemudian murtad. Karena itu Rasulullah saw. Menikahinya. Dia adalah putri dari salah seorang pemimpin Quraisy. Semua itu jelas sekali menunjukkan bahwa perkawinan yang dilakukan Rasulullah saw. dengannya bertujuan mendekatkan dan menjinakkan hati banyak orang lewat seorang pemimpin besar meraka.
Zainab binti Jahsy. Pada mulanya, dia adalah istri dari bekas budak Rasulullah saw. , yaitu Zaid ra. Sebenarnya Rasulullah saw. merasa khawatir sekali terhadap dampak negative dari pernikahan kali ini. Namun perintah Allah yang menyuruh untuk melaksanakan pernikahan tersebut. Pernikahan ini dilakukan dengan tujuan memusnahkan suatu adat yang telah mendarah daging dalam masyarakat Jahiliyah. Yaitu kebiasaan mengangkat anak (tabbani, adobsi) lewat praktek langsung, disamping telah ada ketetapan teoretis yuridis, dan juga agar semua itu diketahui dunia sekalipun pernikahan bersifat pembinaan internal, namun memuat unsur pembinaan eksternal. Ini karena Zainab ra. Adalah wanita non Quraisy pertama yang dinikahi Rasulullah saw.
Juwairah binti al-Haris adalah putrid dari pemimpin Bani Mushtaliq. Pernikahannya dengan Rasulullah saw. meyebabkan dibebaskannya seluruh keluarga dan sukunya dari tawanan, kemudian menyebabkan seluruh kaumnya masuk Islam. Sungguh betapa besarnya pengaruh dari pernikahan ini.
Shafiyah binti Huyay, putri Huyay bin Akhthab, musuh Islam terbesar, Yahudi yang terbunuh di tengah peperangan yang di lancarkan  kaum muslimin terhadap Bani Quraizhah. Di kemudian hari pernikahan Rasulullah saw. dengan ternyata mempunyai pengaruh yang sangat luas karena pernikahan itu telah mengikat Ahli Kitab lewat hubungan perbesanan. Langkah social yang besar ini banyak sekali maknanya ditinjau dari segi dakwah. Ini pun berarti kerukunan hidup antara kaum muslimin dan Ahli Kitab waktu itu benar-benar ada.
Maimunah binti al Harits al Hilaliyah, beliau adalah wanita yang telah menyerahkan dirinya pada Rasulullah. Pada masa pernikahannya ini Rasulullah tengah mengalami intimidasi dari bangsa Quraisy. Dengan pernikahannya, Beliau bermaksud untuk melunakkan hati mereka dan mendekatklannya kepada Islam melalui perbesanaan dengan pihak musuh.
Rasulullah telah memberikan pelajarannya bahwa hendaklah setiap diri memahami seluas-luasnya karakter agama ini. Tidak memilah dan mengkristalisasikan juga bahkan menutup diri sehingga sulit bagi orang lain untuk masuk ke dalamnya. Tujuan hidup seorang da’i adalah menyeru manusia kepada Islam, termasuk dengan membimbing musuh-musuhnya ataupun meraih hati peminpinnya. Dalam hal ini pun Rasulullah mengajarkan agar seorang muslim mengambalikan kembali esensi dari perkawinan baik itu poligami sebagai sarana untuk memperluas jalan dakwah
Karakteristik Keempat
Barisan Internal yang Kuat Pada Peristiwa Shulhul Hudaibiyah
Meninjau kejadian pada saat ‘Umratul Hudaibiyah yang merupakan suatu penyerangan damai yang dilakukan oleh Rasulullah dengan membawa beberapa kaum muslimin muhajirin dan anshar ditambah beberapa orang dari kabilah arab, mengingatkan akan beberapa pelajaran yang perlu dipahami, antara lain :
Pertama, hanya sekitar 1500 muslimin yang ikut dalam keberangkatan menuju jantung Mekkah ini, dengan kondisi belum genap setahun dalam perang Ahzab mereka dikepung oleh kelompok Arab yang berkekuatan 10.000 prajurit. Hal in menunjukka hanya keimanan yang kuatlah yang menyebabkan mereka memenuhi seruan Rasulullah tersebut.
Kedua, ketika tiba di Usfan terdengar berita bahwa orang Quraisy tengah bersiap untuk menghadap jalan Rasulullah. Berita itu ditanggapi Rasulullah, Benar-benar celaka orang-orang Quraisy itu. Sebenarnya mereka telah habis dimakan peperangan. Apa beratnay mereka itu bila membiarkan aku menghadapi seluruh bangsa Arab lainnya. Kalau mereka berhasil mencelakai aki, mamang itulah yang mereka inginkan. Akan tetapi, kalau Allah memberi kemenangan kepadaku atas mereka, orang-oarang Quraisy itu bias masuk Islam berbondong-bondong. Kalau mereka tidak juga mau masuk Islam, orang-orang Arab lainnya akan memerangi mereka, sedangkan orang-orang Arab itu memilki kekuatan. Jadi apa yang disangka oleh orang-orang Quraisy itu? Demi Allah, aku akan tetap berjuang menegakkan apa yang oleh karenanya Allah membangkitkan aku, sampai Allah memenangkannya atau terputus leherku ini.
Kejadian ini menyaring mereka nyang memiliki kebimbangan hati dengan mereka yang benar-benar konsisten terhadap kepemimpinan Rasulullah saw. Dari segi politik Rasulullah pun menekankan untuk melakukan genjatan senjata yang sangat bermanfaat bagi kedua pihak. Dan pernyataan Rasulullah dapat mengobarkan kembali semangat dan kesiapan kaum muslimin untuk menghadapi pertempuran.
Ketiga, kaum Quraisy berusaha untuk mengahdang rasulullah dengan mengirimkan beberapa delegasinya antara lain Budail bin Warqa’ al Khaza’I, Mikraz bin Hafsh, al Hulais bin ‘Alqamah dan Urwah bin Mas’ul. Keempatnya tidak memeproleh hasil yang diinginkan oleh kaumnya. Mereka pulang dengan memberikan kabar yang menohok mereka sendiri dan merontokkan keinginan untuk mengncam apalagi untuk berperang. Dengan bantuan para sahabat Rasulullah saat menghadapi keempatnya, beliau hendak memperlihatkan arti dari solidaritas dan disiplin terutama saat berhadapan dengan mush. Semua harus menjadi satu tombak, satu tangan dan stu hati.
Keempat, Quraisy berusaha untuk memecah pihak muslimin namaun serangan yang mereka keluarkan seperti pengiriman pasukan berani mati dan pasukan penunggang kuda dapat dihentikan oleh kaum muslimin dengan Muhammad bin Maslamah sebagai perondanya.
Kelima, Akhirnya Quraisy mengirimkan Khalid bin Walid untuk menghadang kaum muslimin. Ketika waktu dzuhur tiba, Kaum muslimin segera melaksanakan shalat. Selang beberapa lama shalat ashar pun tiba dan kaum muslimin melaksankan shalat dengan aturan shalat khauf. Melihat perbedaan cara shalat ini Khaid berkata, Tahulah aku bahwa orang ini ada pembelanya. Kemudian ia sadar bahwa ia terlalu kecil untuk dapat mengalahkan Muhammad. Kejadian ini menggambarkan keadaan kaum muslimin yang kompak dan tangguh sedang kaum Quraisy sudah kalah secara psikologis.
Keenam, Rasulullah mengirimkan delegasi untuk menyampaikan maksudnya kepada klaum Quraisy. Khirasy bin Umaiyah adalah yang pertama tetapi kaum Quraisy menolak ajakannya. Bahkan ia hamper dibunuh jika tidak ada sebagian keluarganya yang menghalanginya. Utusan kedua adalah Utsman bin Affan yang menggantikan Umar bin Khatab yang mulanya ditunjuk Rasulullah namun dengan pertimbangan bhawa Ustman lebih banyak memiliki kerabat di Mekkah saat itu maka ia lah yang mnegmban amanah itu. Keadaannya sama. Hanya saat itu Ustman yang dilindungi oleh Abban bin Sa’id al Ash diperbolehkan untuk berthawaf. Tetapi ia menolaknya karena Rasulullash belum melakukannya. Hal ini mengajarkan akan kedisiplinan seorang prajurit kepada pemimpinnya.
Di kubu kaum muslimin, tersiar kabar bahwa Ustman telah dibunuh. Berita ini membawa kegemparan di kubu kaum muslimin dan menjadikan Rasulullah melakukan pembai’atan terhadap kaum muslimin. Semua menyambut dengan antusias bahkan Abdullah bin Ubay pun melakukannya bahkan sebelumnya sama seperti Ustman dia telah diberi kesempatan untuk berthawaf terlebih dahulu, tetapi ia menolaknya.
Pesan yang ingin disampaikan adalah hendaklah seorang prajurit displin dan taat terhadap pemimpinnya, dan bagi seorang pemimpin kematian seorang prajuritnya bukanlah hal yang patut         disia-siakan.
Ketujuh, kontak senjata tidak terjadi dengan dialihkannya keadaan pada rencana perundingan damai. Ketika perundingan itu belum ditulis tiba-tiba datanglah Abu Jandal, seorangmuslim yang terpenjara oleh ayahnya Suhail di Mekkah, ia meminta Rasulullah untuk membebaskannya.Tetapi ayahnya menolaknya, dengan alasan tuntutan atas isi perjanjian itu. Dengan terpaksa Abu Jandal tetap berada di mekkah dengan janji perlindungan Mikraz dan Huwaithib.
Saat itu Ali yang terpilih oleh kedua belah pihak untuk menjadi penulis dari perjanjian Hudaibiyah ini. Terdapat beberapa pengecaman dari kaum muslimin atas pelarangan untuk menggunakan Bismillaahirrahmaanirraahiim¸yang digantikan dengan bismikallahumma  sebagai awal surat dan penggantian Muhammad Rasulullah  dengan Muhammad bin Abdullah. Kaum muslimin merasa dihinakan. Melihat kecaman yang dilakukan  para sahabat, Mikraz berkata bahwa ia belum pernah melihat ketatnya penjagaan suatu kaum terhadap kehormatan agama mereka.
Setelah perjanjian selesai dan orang Quraisy pergi, Rasulullah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk melakukan penyembelihan, bercukur dan tahalul. Sampai pada perulangan yang ketiga kaum muslimin tidak ada yang melakukannya. Atas saran dari istrinya Ummu salamah akhirnya Rasulullah melakukan sendiri penyembelihan itu. Melihat Rasulullah melakukannya kaum muslimin pun akhirnya mengikutinya.
Keadaan ini memberi gambaran mengenai situasi yang bergerak dan berubah dengan cepat dari suatu keadaan yang kontras dengan keadaan sebelumnya. Yang awalnya hendak berperang kemudian harus patuh pada keputusan perjanjian yang dirasakan merugikan kaum muslimin. Bahkan karena tidak tahan sempat beberapa orang menghadap Rasulullah untuk mengingatkan beliau, walaupun pada akhirnya mereka tidak berniat untuk membantah beliau. 
Sebuah pelajaran yaitu tidak mungkin bagi seorang pemimpin untuk selalu memberikan alas an dari kebijakannya dan bagai seorang prajurit kepercayaan kepada pemimpin haruslah lebih besar daripada kepercayaannya akan pendapat dirinya sendiri.
Saat ini sudah tidak ada kepemimpinan yang ma’shum, sehingga bagi seorang pemimpin hendaknya bersabar jika perintahnya tidak langsung dilaksanakan. Hal; ini didasarkan pada kelalaian kaum muslimin untuk langsung melaksanakan perintah Rasulullah yang terma’shum diakibatkan adanya hambatan nafsu pandangan dan pendapat prbadi.  Dan seorang pemimpin haruslah menjadi orang pertama yang melaksanakan apa yang ia perintahkan. Mengenai kedisiplinan, perlu diperhatikan bahwa sering kali kekalahan terjadi karena ketidak mampuan untuk mengurus aktivis-aktivisnya.
Karakteristik Kelima
Pengakuan Resmi dari Pihak Penyembah Berhala akan Keberadaan Negara Islam
Pada peristiwa ini menggambarkan betapa besar kepemimpinan Rasulullah saw. yang sangat berlaku adil dan para sahabat yang sangat cepat menyambut seruan bai’at dan demikian semngatnya bersiap siaga untuk berperang. Hal ini mengakibatkan mata Quraisy dan Suhail bin Amr merasa terkejut dan takut, dan segera melaporkan kejadian tersebut dan merundingkannya. Sehingga di utuslah Suhail untuk melakukan perjanjian kembali dengan kaum muslimin.
            Mengenai perjanjian Hudaibiyah yang dilaksanakan oleh kaum muslimin dan Quraisy menyepakati beberapa hal, antara lain :
·     Menghentikan peperangan selama sepuluh tahun, dimana semua orang aman dan masing-masing pihak menahan diri dari yang lain, dengan syarat tidak terjadi pelanggaran maupun pengkhianatan.
·        Di antara kita ada perjanjian yang terpelihara
·       Barangsiapa ingin bergabung dengan pihak Muhammad, boleh dia lakukan. Barangsiapa ingin bergabung dan berpihak kepada kaum Quraisy, itu pun boleh dia lakukan.
·     Barangsiapa yang datang kepada Muhammad dari kaum Quraisy tanpa seizin walinya, Muhammad wajib mengambalikannya kepada walinya itu. Barangsiapa yang datang kepada kaum Quraisy dari sahabat-sahabat Muhammad, kaum Quraisy tidak perlu mengembalikannya
·   Muhammad harus pulang meninggalkan kami, membawa para sahabatnya pada tahun ini, dan boleh masuk ke kota kami tahun depan, diiringi para sahabatnya, lalu tinggal di sana selama tiga hari akan tetapi, tidak boleh masuk ke kota kami dengan membawa senjata selain senajat pelancong, yaitu pedang yang dimasukan ke dalam sarungnya.
Naskah perjanjian ini ditulis rangkap dua untuk masing-masing pihak.
Diantara kedua keinginan baik dari Quraisy yang tidak menginginkan Muhammad masuk Mekkah dan dari pihak kaum muslimin yang beranggapan sebuah kekalah militerlah jkika tidak bias masuk ke kota mekkah, maka Rasulullah menengahi dengan pandangan yang jauh dan cita-cita yang lebih luhur. Adakah kekalahan yang lebih besar daripada kesediaan Quraisy untuk berdamai? Kemenangan lainnya adalah kini Mekkah bersifat netral, tidak ada peperangan di jazirah arab,. Dan kaum muslsimin tahun depan boleh masuk ke dalam kota
            Kesadaran untuk tidak memaksakan diri dari kaum muslimin untuk memasuki Mekkah adalah terhindarnya kaum muslimin dari kerugian yang dapat terjadi seperti terbunuhnya tentara muslimin yang jumlahnya tidak banyak. Kemudian dari perjanjian itu tanpaklah pengakuan Quraisy akan adanya Negara Islam dan jaminan bagi kaum muslimin untuk menyebarkan Islam di seluruh jazirah Arab dengan aman.
            Dalam sebuah riwayat diceritakan mengenai Suhail pada haji Wada terlihat dekat kepada Rasulullah.
            Saatnya gerakan Islam berpedoman pada langkah rasulullah yang tidak reaktif dan eksidental yang mengakibatkan dikorbankannya kepentingan umum untuk manfaat yang seketika. Jika hanya demokrasi tanpa kekuatan hal itu tak akan berlangsung lama, sedangkan jika hanya kekuatan saja  dengan melupakan tujuan utama dakwah maka akan terpisah dari umat sehingga dakwah dan politik harus berjalan beriringan.
Peperangan hanya akan menimbulkan perselisihan sedangkangencatan senjata akan mendatangkan perundingan. 
Karakteristik Keenam
Perlawanan Kaum Tertindas
            Ternyata tidak hanya Abu Jandal yang mengalami nasib tidak biasa bergabung bersama Rasulullah di Madinah. Setelah perjanjian Hudaibiyah dibuat datanglah ke Madinah Abu Bashir, mukmin terpenjara di Mekkah. Namun, tiga hari kemudian datang utusan mekkah yang hendak membawanya kembali pulang. Rasulullah tidak memiliki pilihan selain melaksanakan si perjanjian itu. Tetapi dijalan Abu Bashir membunuh salah seorang dari utusan itu, kemudian satu utusan lain kembali kepasa Rasulullah diikuti dengan pulangnya Abu Bashir. Akhirnya karena ketidak sanggupan utusan tersebut untuk membawa Abu Bashir kembali, Rasulullah mengizinkan Abu Bashir untuk pergi kemana pun yang ia suka. Akhirnya menetaplah ia di al Ish. Kepergian Abu Bashir tersebut menginspirasi tawanan Mekkah lainnya sampai akhirnya berkumpullah sekitar 70 orang bersama Abu Bashir disana. Tidak jarang mereka mengintai orang Quraisy yang melalui jalur tersebut dan mencegat saudagar yang membawa barang dagangan melaluinya. Teror yang dilakukan gerombolan Abu Bashr dianggap mengganggu oleh Quraisy sampai akhirnya mereka meminta Muhammad untuk membawa mereka kembali ke Madinah.
             Kejadian yang dialami Abu Bashir merupakan sebuah revolusi Islam, ia tidak melibatkan Negara atau daerah yang terlibat dalma perjanjian. Tindakannya memperlihatkan kemilitanannya yang sejati. Bertahan hidup dengan makanan minim. Revolusi ini ia lakukan dengan memlih tempat yang baik dan melakukan hal yang sesuai pula.
Karakteristik Ketujuh
Proklamasi Islam ke Seluruh Dunia
(Berkirim Surat Kepada Para Raja dan Gubernur)
Pada akhir tahun 6 H, sepulangnya Rasulullah saw. dari perjanjian Hudaibiyah, beliau berkirim surat kepada raja-raja, menyeru supaya masuk Islam. Namun salah seorang berkata tidak mau menerima jika surat tidak bercap. Kemudian Rasulullah saw. membuat cincin yang bertuliskan “Muhammad Rasul Allah”.
1.      Surat Kepada Najasyi, Raja Habasyah
Rasululullah mengirimi surat kepada Raja Habasiyah yang dibawa oleh Amr bin Umaiyah adh –Dhamri pada akhir tahun 6 H. setelah surat disampaikan oleh Amr bin Umaiyah adh-Dhamri kepada raja Najashy, surat itu diambilnya lalu ditempelkan ke matanya, lalu dia turun dari singgasananya dan duduk diatas lantai dan menyatakan masuk Islam di tangan Ja’far bin Abi Thalib. Namun pada bulan Rajab tahun 9 H, Raja Najashy meninggal dunia dan digantikan oleh raja lainnya. Kemudian nabi mengirim surat lagi kepada raja baru namun tidak tahu apakah dia masuk Islam atau tidak.
2.      Surat Kepada Muqauqis, Raja Mesir.
Untuk membawa surat ini Rasulullah memilih Hathib bin Abi Balta’ah. Setelah Hathib bin Abi Balta’ah berbincang dengan Raja Mesir tersebut kemudian Muqauqis mengambil surat Nabi saw.  itu dan meletakkannya dalam wadah yang terbuat dari gading gajah, lalu dia segel dan diberikan kepada salah seorang istrinya. Sesudah itu, dia memanggil seorang juru tulisnya yang bias berbahasa Arab dan menyuruhnya menulis surat kepada Rasulullah saw. hanya surat itu yang dikrim yang tidak menyatakan bahwa ia masuk Islam. dan dua orang wanita dan seekor keledai yang panjang umurnya yang kemudian dikirimkan kembali kepada nabi melalui utusannya. Wanita itu yakni Mariyah dan Sirin. Mariyah kelak dipersitrikan oleh nabi dan melahirkan anak bernama Ibrahim.
3.      Surat Kepada Kisra, Raja Persia
Untuk membawa surat ini Rasulullah saw. memilih Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi. Oleh as-Sahmi, surat itu diserahkan kepada pembesar Bahrain. Setelah surat itu dibacakan kepada Kisra , dia merobek-robeknya seraya berkata dalam kecongkakannya, “Budak hina dari rakyatku berani-beraninya menulis namanya sebelum namaku.” Ketika sikap Kisra itu didengar oleh Rasulullah saw., beliau bersabda, “Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.” Ternyata apa yang di katakana nabi di kemudian hari benar-benar menjadi kenyataan.
4.      Surat Kepada Kaisar, Raja Romawi.
Untuk membawa surat ini Rasulullah saw. menugaskan Dihyah bin Khalifah al-Kalabi. Dia diperintahkan oleh Beliau untuk menyerahkan surat tersebut kepada pembesar Bushra supaya dialah yang menyampaikannya kepada Kaisar. Ketika dimasa Abu Sufyqn belum masuk Islam, Abu Sufyan beserta rombongannya pernah diminta dating oleh Raja Heraklius dan ditanya perihal Rasulullah saw.  Selepas dittanya oleh Raja romawi, Abu Sofyan beserta rombongannya ‘Hebat benar urusan anak si Abu Kabsyah33 ini. Dia benar-benar ditakuti raja-raja Bani Ashfar (Eropa).’ Sejak itu, aku selalu yakin bahwa urusan (agama) Rasulullah saw. ini akan menang, hingga akhirnya Allah menyadarkan aku untuk masuk Islam.”
5.      Surat Kepada al-Mundzir bin Sawa
Nabi pernah berkirim surat kepada al-Mundzir bin Sawa penguasa Bahrain. Untuk itu Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya bernama al-‘Ala bin Hadhrami. Sesampainya surat itu, al Mundzir mengirim surat balasan kepada Rasulullah saw.
“Amma ba’du, ya Rasul Allah, sesungguhnya aku telah membacakan suratmu kepada seluruh penduduk Bahrain. Diantara mereka ada yang menyukai dan kagum terhadap Islam, lalu menganutnya, dan ada pula diantara yang tidak suka. Di negeriku memang ada orang-orang Majusi dan Yahudi.  Karena itu, ceritakanlah kepadaku tanggapanmu mengenai perkataanmu itu”.  Kemudian Rasulullah pun membalas surat kepada al-Mundzir bin Sawa.
6.      Surat kepada Haudzah bin Ali, Pemimpin Yamamah
Untuk membawa surat ini Rasulullah saw. menugaskan Salith bin Amr al-Amiri. Sesampainya di hadapan Haudzah Salith mendapat penghormatan dan selayaknya dan dipersilahkan duduk, lalu dia bacakan surat dari Rasulullah saw. itu kepadanya. Akan tetapi Haudzah member jawaban yang kurang baik terhadap isi surat itu. Setelah surat balasan telah di baca, Rasulullah saw. bersabda
“Andaikan dia meminta kepadaku sepotong tanah sekalipun, niscaya takkan kuberi. Binasa, binasalah semua yang ada di tangannya”.  
Benar, sepulang Rasulullah saw. dari fat-hu Makkah, Jibril datang kepada beliau memberi kabar bahwa Haudzah mati. Saat itulah, Rasulullah saw. bersabda,
Adapun negeri Yamamah, sesungguhnya disana akan muncul seorang pendusta yang mengaku dirinya nabi. Orang itu akan terbunuh sepeninggalku.”
Seoarang bertanya, “Ya Rasul Allah, siapa yang membunuhnya?” Jawab Rasul, “Kamu dan teman-temanmu”
Ternyata semua yang dikatakan Rasulullah saw. itu benar-benar menjadi kenyataan.
7.      Surat kepada al-Harits bin Abi Syamar al-Ghassani, Penguasa Damaskus.
Sebagaii pembawa surat ini Rasullah saw. menugaskan Syuja’ bin Wahab dari Bani Asad bin Khuzaimah. Tatkala surat tersebut telah sampai ke tangan al-Harits, berkatalah dia, “Siapa yang berani merebut kekuasaanku pasti akan aku datangi dia.” Rupanya dia tidak sudi masuk Islam.
8.      Surat kepada penguasa Omman
Pengiriman surat ke Omman tersebut jauh lebih terkemudian daripada surat-surat lainyang dikirim Rasulullah saw. kepada para raja. Dengan dikirimnya semua surat tersebut, berarti Rasulullah saw. benar-benar telah menyampaikan dakwahnya kepada sebagian besar raja-raja di dunia.
Karakteristik kedelapan
Terhimpunnya segala kekuatan dan Timbulnya Kepercayaan untuk Menang
Fenomena ini tampak pada pengarahan Nabi saw. dalam menghimpun segala kekuatan yang ada pada waktu itu. Salah satu kejadian yang terjadi yakni kedatangan ja’far dan ditaklukannya Khaibar dan tahapan hijrah ke Habasiyah.
Hijrah yang pertama. Terjadi pada tahun ke-5 H. Jumlah pesertanya tidak begitu banyak.
Hijrah yang kedua. Kali ini, jumlah pesertanya mencapai 80 orang.
Kepulangan yang terakhir. Ini terjadi atas panggilan resmi dari Rasulullah saw. lewat surat yang beliau kirimkan kepada Najasy.
Sesungguhnya terbunuhnya Hamzah ra. Di medan perang Uhud sangat besar pengaruhnya terhadap Rasulullah saw. tentang peristiwa itu, beliau sempat berkomentar, “Aku takkan mengalami kesedihan separah kematianmu ini buat selama-lamanya.” Beliau mengatakan pula, “Aku tak pernah mengalami suatu peristiwa yang membuatku marah melebihi peristiwa ini.”
Karakteristik Kesembilan
Pengusiran Total Kaum Yahudi dari Jazirah Arab
Pengusiran ditandai dengan terjadinya perang Khaibar. Takluklnya kaum Yahudi tidak lepas dari proses kemengan atas perang Khaibar yakni penaklukan 5 benteng besar yakni, benteng Na’im, Benteng Sha’ab bin Mu’adz, Qal’ah Zuabir, Ubay dan Benteng Nizar.
Karakteristik Kesepuluh
Para Pemimpin Musuh Bergabung Kepada Islam
Hal ini dapat dilihat dari para pemimpin yang dulunya adalah pemimpin kaum yang memerangi Islam justru berbalik membela Islam dengan masuknya para pemimpinnya. Sehingga pihak musuh merasa tergoncang hebat dengan masuk Islamnya para pemimpin mereka yang sangat mereka banggakan sebelumnya. Hal ini diawali dengan masuknya Amr bin Ash, Khalid bin Walid
Karakteristik Kesebelas
Benturan Pertama dengan Bangsa Romawi (Perang Mut’ah)
Banyak sekali benturan yang terjadi ketika perang melawan pasukan Romawi. Serta beberapa krisis yang terjadi yang dihadapi oleh bala tentara kaum muslim. Gugurnya beberapa panglima perang namun itu tidak menggentarkan panglima lainnya. Itu justru menambah semangat para panglima yang menggantikannya. Karena mereka melihat bukan karena banyaknya panglima yang gugur namun bagaimana menyambut syurga dengan Syahid.
Karakteristik Keduabelas
Pertolongan Allah dan Kemenangan (fat-hu Makkah)
Tentu banyak sekali factor yang memepelopori kemenangan gemilang atas fat-hu Makkah selain perjuangan kaum muslimin sebelum terjadi fat-hu makkah. Dengan reputasi yang telah dimiliki kaum muslimin akan beberapa kemenangan dalam perang dan penaklukan bebrapa kerajaan kuat tentu saja itu memudahkan dalam penaklukan Makkah dan tentu saja hal itu tidaklah dapat dicapai kecuali dengan seizing dan pertolongan Allah swt.
Karakteristik Ketiga Belas
Pemebersihan Kantong-kantong Paganis
Kali ini, Rasulullah saw. setelah berhasil menaklukan Mekkah. Beliau mulai menghancurkan Berhala-berhala yang berada di sekitar Ka’bah dan rumah-rumah penduduk dengan mengutus beberapa sahabat untuk melaksakan perintah tersebut. Setelah itu Rasulullah melakukan peperangan bersama kaum muslimin yang dari awal ikut Rasulullah dalam Fathu-Mekkah dan beberapa orang yang baru masuk Islam dari kalangan Mekkah. Salah satu perang yang dilakukan adalah perang Hunain dan penyerbuan ke Tha’if.
Karaktreristik Keempat Belas
Seluruh Jazirah Arab Masuk Islam
Masuk Islamnya seluruh warga Jazirah Arab ini terjadi akibat sudah tegaknya Islam sebagai suatu Negara dan Islam sudah tidak lagi dalam keadaan lemah dan tertindas. Selain itu pihak Quraisy yang pada awalnya merupakan musuh Islam terbesar kini menyerah dan Rasululllah saw.  menjadi pimimpin seluruh Jazirah Arab, sementara seluruh angkatan bersenjata yang dulunya melawan kini hancur luluh, dan kemudian berdatanganlah para kabilah-kabilah Arab untuk berdialog, atau bertanya jawab, atau masuk Islam, atau mengikat perjanjian dengan Islam dengan mengemukakan persyaratan masing-masing.
Karakteristik Kelima Belas
Menantang Romawi Secara Besar-Besaran (Perang Tabuk)
Dalam perang kali ini merupakan perang yang berbeda dari perang-perang sebelumnya, karena jarang sekali Rasulullah saw. menyatakan terus terang kehendaknya untuk berangkat perang, kecuali dengan sindiran saja. Rasulullah sangat bersungguh dalam perang kali ini serta mewajibkan untuk ikut berperang karena ini perintah langsung dari Allah SWT.
Karakteristik Keenam Belas
Surah al-Bara’ah dan Pembasmian Berhala Secara Tuntas
Setelah penghancuran berhala-berhala di sekitar ka’bah, akhirnya turunlah syariat yang melarang kaum musyrikin untuk ikut dalam ibadah Haji. Rasulullah member tangguh selama empat bulan kepada kaum musyrikin dan pulang ke negeri mereka masing-masing atau tempat lain yang menurut mereka aman. Selanjutnya tidak ada lagi janji maupun jaminan keamanan bagi seoarng musyrikin, kecuali orang yang mendapat janji dari Rasulullah.
Karakteristik Ketujuh Belas
Haji Akbar Diikuti oleh 130.000 Kaum Muslimin
Diriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa Rasulullah berangkat pada tanggal 5 Dzulqa’idah. Ibadah Haji kali ini adalah Ibadah Haji yang terbesar dibandingkan ibadah-ibadah Haji sebelumnya. Haji kali ini adalah sekaligus Haji terakhir bagi nabi menjelang Beliau wafat. Rasulullah memberikan tatacara ibadah Haji yang benar sesuai syariat. Rasulullah menyampaikan prinsip-prinsip agama yang terpenting, yaitu :
1.      Dohirmatinya harta, darah, dan kehormatan
2.      Pengharaman riba.
3.      Keadilan
4.      Pemeliharaan darah
5.      Penghapusan berhala
6.      Pengharaman mempermainkan agama Allah.
7.      Hak laki-laki atas perempuan.
8.      Hak wanita atas laki-laki.
9.      Undang-undang Negara didasarkan pada dua sumber yakni Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
10.  Ikatan tertinggi bagi sesame umat Islam.
Karakteristik Kedelapan Belas
Berpulang ke ar-Rafiq al-A’la Setelah Nikmat Disempurnakan
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu menjadi agamamu.”
(QS. Al Maidah : 3)
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam periode ini Rasulullah akan wafat. Sebelum wafatnya Rasulullah beliau mengatakan “Bahkan (aku memilih)  ar-Rafiq al-A’la dalam surga” dan Aisyah pun berkata, “engkau telah disuruh memilih, maka engkau pun memilih, demi Allah Yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran.”
“Akhirnya, Rasulullah saw. pun meninggal,” demikian kata Aisyah ra. Mengakhiri riwatnya.
Wafatnya Rasulullah saw. adalah cobaan terbesar yang dialami masyarakat Islam pertama dakam hidup meraka. Cobaan yang pertama mereka derita di Uhud dan paling berat adalah berita tentang kematian Rasulullah saw.

Resume Manhaj Haraki 1

Dalam Manhaj Haraki  ( metode gerakan ) mempunyai makna langkah berencana yang diterapkan Rosullah SAW. Semenjak diutus sebagai Rosul hingga wafatnya. Tahapan dalam pembahasan ini terdiri dari lima tahapan sebagai berikut :
1.      Sirriyatu Ad-Dakwah wa Sirriyatu At-Tandhim.
( Dakwah terbuka dan struktur tertutup ).
2.      Jahriyatu Ad-Dakwah wa Sirriyatu At-Tandhim.
( Dakwah terbuka dan struktur tertutup ).
3.      Iqomatu Ad-Dauah
(Mendirikan Negara ).
4.      Ad-Daulatu wa Tatsbitu Da’aimaha.
( Penetapan sendi-sendi Negara )
5.      Intisyaru Ad-Dakwah fil Ardhi.
( Penyebaran dakwah ke seluruh dunia)
            Dari tahapan-tahapan di atas dapat diadakan pembagian pada permulaan dan akhir dalam masing-masing tahapan, maka bisa diperoleh tahapan sebagai berikut :
1.      Dakwah tertutup.
Tahapan ini dimulai semenjak Muhammad diutus sebagai Rosul hingga turun wahyu dalam surat Asy-Syu’ara’ ayat 214 : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat.”
2.      Dakwah terbuka danstruktur tertutup.
Tahap ini berakhir pada tahun ke sepuluh dari kerasulan.
3.      Mendirikan negara.
Tahap ini berakhir pada tahun 10 Hijriyah.
4.      Pemantapan negara.
Tahap ini berakhir setelah ditanda tangani perjanjian Hudaibiyah.
5.      Menyebarkan dakwah ke seluruh dunia.
Tahapan ini mapan setelah wafatnya Rosulullah SAW. Yang jelas berakhirnya masing-masing tahapan merupakan permulaan masing-masing tahap berikutnya.
 
TAHAP PERTAMA
SIRRIYATUD DA’WAH WA SIRRIYATUT TANDHIM
( Dakwah dan struktur tertutup )
            Tahapan ini bermula dari titik awal kerasulan, yang kemudian diakhiri setelah berjalan 13 tahun kerasulan. Yaitu ketika turun wahyu
وأنذر عشيرتك الأقربين (الشعراء :  214)
Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat..”
( QS. Asy-Syu’ara’ : 214 )
Dan ayat
فاصدع بما تؤمر وأعرض عن المشركين   (الحجر : 94)
 ….Maka jelaskanlah sebagaimana apa yang engkau diperintahkan dan berpalinglah dari orang-orang musyrik…”
(QS. Al-Hijr : 94)
 Dalam tahapan ini ada ciri-ciri dan muatan peristiwa sebagai berikut :
A.     Dakwah secara tertutup
            Bermula setelah tiga hari dari turunnya wahyu yang pertama, yaitu ketika turunnya wahyu surat Al-Mudatsir (1-4), yang mana sasaran pertama dalam tahapan ini berlangsung selama 3 tahun.
B.      Tegaknya dakwah di atas kesucian
            Maksud dari pengertian dakwah disini adalah penegakan dakwah atas dasar kebersihan pribadi dan seleksinya para da’I menurut keriteria kelayakannya. 
            Adapun sari pati dari dakwah yang dilakukan Rasulullah adalah islamnya khodijah sebagai wanita pertama yang beriman sekaligus sebagai istrinya, lantas Abu Bakar sebagai sahabat terdekat, lalu dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib, lalu Zaid bin Haritsah sebagai budak beliau. Lantaran kesucian pribadi inilah, maka Abu Bakar melakukan dakwah yang ia lebih suka memilih dengan taktiknya sendiri, dank arena ia mempunyai keistimewaan , kedudukan dan kewibawaan di tengah masyarakat Quraisy, sehingga ada yang mau masuk islam berkat dakwahnya, seperti : Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqosh, dan Tholhah bin Ubaidillah
C.      Faktor Intelegensi dan status sosial
            Hal ini merupakan karakter individual lebih lanjut yang dimiliki Abu Bakar ra, mengingat dia yang mempunyai pengaruh sangat kuat dan mempunyai banyak factor yang menyebabkan dakwah Abu Bakar diterima, terutama dari rasa percaya kaumnya terhadapnya.
D.     Fase dakwah secara konfrehensip
            Yaitu sampainya dakwah ini kepada seluruh lapisan masyarakat yang harus melalui kesucian pribadi para individunya. Sehingga sasaran dakwah ini yang bermula dari dakwah secara tertutup, yang mana meliputi berbagai lapisan masyarakat seperti merdeka, budak, laki-laki, perempuan, pemuda, pemudi, dan orang tua telah menyentuh berbagai keturunan yang menjadi kesatuan bangsa Quraisy atau bangsa lain, sampai hampir seorang atau dua orang anggota keluarga dalam setiap keluarga di Makkah empunyai andil dalam membangun masyarakat muslim ini.
E.      Fase peran wanita dalam dakwah tertutup
            Kaum wanita pada saat itu hidup pada periode dakwah tertutup tanpa diketahui pihak lain. Mereka melindungi diri atau bertindak sembunyi-sembunyi secara ketat, sehingga tidak diketahi keislaman mereka, sehingga mereka bisa menghidupkan orientasinya, entah kedudukan mereka di sisi laki-laki sebagai saudara, istri, maupun ibu.
F.       Sholat
            Menurut rujukan yang bisa dipertanggung jawabkan, setiap tahap dakwah kaum muslimin selalu diiringi dengan pelaksanaan sholat.
G.     Respon Quraisy terhadap dakwah
            Bangasa Quraisy saat itu tidak begitu memperhatikan gejala-gejala asing munculnya dakwah islam tersebut. Mereka mereka tidak marah selama kaum muslimin membatasi diri dalam kalangan mereka sendiri.
H.     Dakwah terbuka setelah pemantapan basis
            Dalil yang menunjukan hal tersebut adalah tidak ada seorangpun dari golongan ini yang murtad dari agamanya, manakala dihadapkan pada suatu ujian yang berat. Mereka adalah yang menempuh langakah awal dalam memperjuangkan dakwah, golongan ini mempunyai derajat tinggi dalam islam, dilihat dari sisi keimanan perilaku, jihad, maupun pengorbanan mereka.
 
TAHAP KEDUA
JAHRIYATUD DA’WAH WA SIRRIYATUT TANDHIM
( Dakwah terbuka dan struktur tertutup )
            Perlu diketahui bahwa keterbukaan di sini meliputi dua tahap, Yaitu :
Langkah pertama      : keterbukaan Rasulullah saw
Langkah kedua          : Keterbukaan kaum  muslimin.
   Adapun dalam tahap kedua ini dimulai saat turunnya  QS. Al-Hijr : 94, Asy-Syuara’ : 214, Al-Hijr : 89. Adapun dalam pembahasan inidikuatkan dengan hadits yang imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, tentang sebuah kisah yang berkenaan dengan dakwah terbuka yang dilakukan Rasulullah : “ Bahwa setelah turunnya ayat ; wa andhir ‘asyiratakal aqrabin”, Rusulullah menyeru kepada kalangan umum, kemudian baru menuju keluarga dekat.
A.      Sifat dan perjalanan tahap kedua
1.      Dakwah kepada kerabat
            Pada tahap dakwah memasuki periode terbuka, maka sasaran pertama dakwah adalah kerabat yang dekat, yaitu bani Hasyim dan bani Mutholib.
2.      Berpaling dari orang-orang musyrik
             Tindakan berpaling dari orang-orang musyrik meliputi dua pemikiran sekaligus :
·         Pertama,  komitmen kepada sirah dakwah selaras dengan petunjuk-petunjuknya, tanpa membangkitkan kemarahan lawan, atau tanpa mereka sadar dan berpikir untuk menjatuhkan umat islam.
·         Kedua,  meniadakan pembalasan terhadap gangguan kaum musyrikin, yang biasanya mereka menteror umat islam secara fisik maupun mental, kaum muslimin harus selalu berupaya menghindari hal-hal yang membikin luka hati mereka. 
3.      Petunjuk baru dalam dakwah
            Progam-progam mendasar yang harus dicanangkan dalam islam adalah :
Ø  Iman kepada Allah yang Esa.
Ø  Iman kepada Rasulullah SAW.
Ø  Iman kepada hari akhir.
Inilah pencanangan berbagai progam yang telah sempurna pelaksanaannya, selaras dengan periode yang pernah ditempuh. Hal ini merupakan pokok pelaksanaan dakwah di masa awal periode terbuka.
4.      Dakwah kepada masyarakat
            Usaha ini berlangsung sejak masa awal keterbukaan islam di muka bumi. Yaitu ketika universalitas dakwah didengungkan yang dimulai dengan seruan Rasulullah : “ Sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi kalian khususnya, dan bagi seluruh manusia pada umumnya.”
5.      Struktur tertutup
            Yakni berlindung di rumah Al-Arqam, karena itu pengambilan rumah Al-Arqam sebagai markas kaum kaum muslimin terdapat hikmah besar dari segi keamanan.
            Tidak perna terdengar dalam sirah, bahwa orang-orang Quraisy suatu hari pernah mensegel markas berkumpul tersebut, dan kemudian mengungkapkan di tengah masyarakat. Yang menyebabkan mereka mengurungkan niatnya untuk mencari markas tersebut adalah kaeraguan kaum Quraisy, apakah pantas markas tersebut de sebuah rumah di bukit shafa. Diantara faktor terpilihnya rumah Al-Arqom sebagai markas dan tempat berkumpulnya kaum muslimin adalah :
*      Sebetulnya Al-Arqam sendiri tidak deketahui keislamanya. Oleh sebab itu, berkumpulnya Muhammad dan para pengitkutnya di rumah Al-Arqam tidak timbul reaksi di kalangan kaum Quraisy.
*      Al-Arqam bin Abu Al-Arqam ra berasal dari dari bani Makhzum, sedangkan kabilah bani Makhzum dianggap sebagi kekuatan yang selalu menghancurkan bani Hasyim, Seandainya Al-Arqam pun diketahui diketahui keislamanya, niscaya berkumpulnya Nabi dan para sahabatnya di rumah beliau tidak menimbulkan reaksi di kalangan kaum Quraisy, karena mereka mempunyai anggapan pertemuan tersebut tidak efektif, lantaran Nabi mengambil lokasi di daerah musuh sendiri.
*      Al-Arqam bin Abu Al-Arqam ketika masuk islam dia berusia 16 tahun, oleh sebab itu mereka mempunyai anggapan, apalah artinaya berurusan dengan rumah seorang bocah pengikut Muhammad yang masih berusia sangat muda itu.
6.      Mencari lahan dakwah dan basis baru yang aman, demi proses selanjutnya
            Fase ini berlindung di balik peristiwa hijrah ke Habasyah, di samping  juga bertujuan untuk menjaga keselamatan para jama’ah. Maka berlangsunglah hijrah ke Yasrib, dengan tujuan untuk membentuk basis dakwah yang baru, yang telah didahului hijrah ke Habasyah. Peristiwa hijrah ke Habasyah ini diikuti banyak kaum mukminin yang telah masuk islam di prmulaan. Dan sebab diselenggarakannya hijrah ke Habasyah adalah untuk keselamtan jiwa  mereka.
7.      Tindakan terang-terangan yang kedua
            Hal ini ditandai setelah diperkuat dengan masuk islamnya dua pemuka Quraisy yang sangat berpenaruh yakni Hamzah bin Abdul Muthalib yang kemudian disusul dengan masuk islamnya Umar bin Al-khattab.
8.      Perlawanan secara damai
            Peran muslimin terhadap permusuhan yang di lontarkan kaum Quraisy dalam hal ini tidak dengan kekerasan dengan mengerahkan kekuatan untuk mengahancurkannya, namun semagatnya diarahkan kepada dakwah dengan hikmah dan mau’idhah hasanah. Dengan gerakan islamiyah dalam gerakan ini menambil dan memakai cara ini, yakni menjauhkan diri dari segala tantangan yang menimbulkan kegaduhan dan menghindari peperangan.
 
TAHAP KETIGA
IQOMATUD DAULAH
( Mendirikan Negara )
            Dalam tahap ini, mempunyai beberapa langkah yang dilakukan Rasulullah sebelum terbentuknya daulah Islam di Madinah. Dan diantaraya adalah sebagai berikut :
A.     Mencari perlindungan diluar Makkah
      Untuk mengadakan perubahan harus dicari  tempat baru untuk bergerak. Maka dalam hal ini Rasulullah memilih Tha’if sebagai tempat hijrah yang terdekat dengan Makkah.
      Kepergian Rasulullah ke Tha’if mempunyai dua tujuan :
1.      Berdakwah terhadap masyarakat bani Tsaqif.
2.      Meminta perlindungan dan pembelaan islam dari mereka serta mengajak bersama-sama dalam dua titik penting ini.
B.      Pengarahan pandangan bagi pangkalan bergerak
   Pada tahun ke 11 Hijriyah  musim haji inilah  Rasulullah menawarkan risalah dakwahnya kepada kaum Anshar berjumlah 6 orang yang berasal dari suku Khazraj Yatsrib. Dan akhirnya mereka mau menerima seruan dakwah beliau serta beriman  dan membenarkan kerasulannya. Begitu mereka pulang ke Yatsrib mereka menceritakan kepada kaumnya tentang Rasulullah dan mengajak mereka untuk masuk islam hingga tersebar di antara mereka, sehingga tidak ada satu rumahpun kecuali ada yang masuk islam dan membicarakan tentang Rasulullah. 
C.      Baiat Aqobah pertama
Pada tahun haji berikutnya yakni 12 Hijriyah, kaum Anshar daatang kembali untuk memenuhi janjinya dengan 12 orang dari kabilah Khazraj dan Aus. Dan ditemui di Aqabah ( Aqabah pertama) yang isi baiatnya adalah :
1.      Tidak mensekutukan Allah SWT.
2.      Tidak berbuat zina.
3.      Tidak membunuh anak-anak.
4.      Tidak melakukan kejahatan di antara mereka.
5.      Tidak durhaka kepada kebaikan.
          Begitu kelompok itu pulang, Rasulullah mengutus Mush’ab bin Umair dan disuruhnya membacakan Al-Qura’an menjelaskan tentang islam kepada mereka. Selanjutnya Umair menjadi guru mengaji dan imam sholat.
         
D.     Izin berperang
               Ketika kaum Quaisy menentang  Allah dan menolak apa yang sebenarnya berharga bagi mereka dan mendustakan Rasul-Nya dan menyiksa serta mengusir yang menyembah Allah dan mengesakan-Nya serta percaya kepada Nabi-Nya dan bertahan kepada agamana-Nya maka Allah memberi izin kepada Rasul-Nya untuk berperang dan membela dari penganiayaan Quraisy. Maka ayat yang diturunkan adalah tentang izin perang dan menghalalkan darah serta bertempur  ( QS. Al-Hajj : 39-40 )
E.      Bai’at kedua dan persiapan mendirikan kedaulatan
               Ketika musim haji tahun ke 13 Hijriyah kaum Anshar berkumpul kembali untuk menepati janji bertemu dengan Rasul yang saat itu mereka berjumlah 73 dari kalangan laki-laki, dan 2 orang dari kalangan perempuan. Dalam hal ini maka berlangsunglah  bai’at yang kedua. Adapun inti ataupun isi dari bai’at ini adalah ikrar mereka kepada Rasulullah untuk senantiasa :
1.      Taat dan patuh dalam keadaan sibuk maupun senggang.
2.      Berinfaq dalam keadaan susah ataupun kaya.
3.      Amar ma’ruf Nahi Munkar.
4.      Mereka melakukan karena Allah, tidak peduli kepada siapapun.
5.      Dan membela Rasulullah dalam menyampaikan risalah serta melindunginya sebagai mana mereka melindungi anak-istri dan diri mereka dengan imbalan surga.
F.       Mendirikan pemerintahan Islam melalui pemilihan
               Setelah selesai bai’at Rasulullah meminta daipilihkan 12 pemimpin menjadi wakil kaumnya, bertanggung jawab atas mereka dalam menjalankan syarat-syarat bai’at ini. Maka dilaksanakandengan spontan dimana terpilih 9 orang dari golongan Khazraj dan 3 orang dari golongan Aus. Dan setelah dipilih 12 orang itu, maka Rasulullah mengambil sumpah setia sebagai kepala dari wakil-wakil atas kaumnya.
G.     Memilih daerah, pertemuan rahasia dan hijrah
               Di saat Allah mengizinkan untuk berperang, dan bai’atnya suku Anshar untuk beragam Islam dan membelanya, Nabi menyuruh sahabat-sahabatnya hijrah ke Madinah bergabung dengan Anshar.
H.     Berkumpulnya musuh untuk menumpas pimpinan
               Setelah kaum Quraisy melihat bahwa Rasulullah mempunyai kelompok dan sahabat dari luar Makkah dan di lain tempat, dan melihat keluarnya sahabat-sahabat dari Muhajirin membawa anak-istri dan harta-hartanya untuk bergabung dengan suku Aus dan Khazraj, serta mengetahui bahwa tempat itu tempat yang kokoh disamping di dalamnya tinggal suatu kaum yangkuat dan pemberani serta ahli perang. Mereka takut kalau Nabi menggabung dengan mereka.
               Mereka mengetahui bahwa Nabi akan membuat persiapan memerangi Quraisy, lantas merekapun berkumpul di Dar An-Nadwah dan tidak ada satupun tokoh yang absen untuk membicarakan soal ini. Dalam musyawarahnya mereka sepakat dengan pendapat Abu Jahal tentang usaha membunuh Nabi.
I.        Kejeniusan rencana- rencana kemanusiaan dalam hijrah
               Pada perjalanan  Rasulullah SAW menuju hijrah ke Madinah beliau menempuh langkah dan siasatnya yang akan dirinci sebagai berikut :
1.      Tidurnya Ali di tempat tidur Rasulullah
         Setelah Rasulullah SAW mendapat wahyu, tentang keberadaan Quraisy dan usaha mereka dalam membunuh beliau, maka beliau memperintahkan Ali untuk tidur di tempat tidurnya Rasulullah. Maka ketika rumah beliau sidah terkepung, tidak seorangpun mengira bahwa yang tidur di tempat tidur Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib.
2.      Keluar di waktu siang hari
         Inilah taktik yang digunakan Rasulullah guna mengelabuhi kaum Quraisy, yakni keluar di saat kebiasaan orang Makkah tidur siang, dan di jalan sangat sepi karena panas.
3.      Keluar dari pintu belakang
         Ketika Rasulullah dan Abu Bakar hendak mulai keluar dari rumah Abu Bakar keduanya keluar melalui pintu belakang. Karena khawatir, kalau  rumah Abu Bakar diawasi. Hal ini terbukti setelah kaum musyrikin terkecoh da saat mendobrak rumah Abu Bakar.
4.      Menuju ke goa
         Dikira dengan menangkapnya akan menghabisi peperangan secara keseluruhannya. Maka Rasulullah dan Abu Bakar berbelok ke goa Tsur hingga menggagalkan semua usaha musuh dan rencananya sekaligus gagal menangkapnya.
5.      Informan di Makkah, jalur logistik dan menghapus jejak
         Dalam hal ini Abu Bakar memerintahkan Abdullah untuk mencari informasi yang dibicarakan Quraisy, dan putrinya Asma’ yang membawakan makanan serta kebutuhan mereka, karena kemungkinan mereka akan tinggal lama di goa. Adapun langkah untuk menghapus jejak Abu Bakar memerintahkankan Amir bin Fuhairah mantan budaknya agar menggembalakan di siang dan sore hari untuk bisa diambil susunya susunya sekaligus menghilangkan jejak Asma’ dan Abdullah yang dikhawatirkan akan dapat dijadikan bukti keberadaan mereka di goa itu.
6.      Lamanya tinggl di goa
         Rasulullah dan Abu Bakar tinggal di goa selama 3 hari, lantaran menuggu hingga berkurangnya informasi tentang pencarian merekaber dua.
7.      Mencari keuntungan dari kepintaran musuh
         Dalam hal ini mereka mengupah Abdullah bin Uraiqith yang musyrik, sebagi petunjuk jalan, hal ini dilakukan karena selama dapat diandalkan untk menjaga rahasianya.
8.      Pengumuman pertama secara resmi bagi syi’ar ibadat.
         Setelah sampainya Rasulullah dan Abu Bakar di perkampungan bani Amru bin Auf, maka para penduduknya menyambut mereka dan beliau tinggal di Quba di rumah Kalsum bin Hadam selama 4 hari dan mendirikan masjid Quba; masjid pertama yang terbina atas ketaqwaan setelah nubuwat. Maka di masjid Qubalah titik perubahan dalam sejarah islam, yang mana ini adalah masjid pertama yang dibina atas dasar ketaqwaan , dan pendatangnya yang pertama adalah kelompok mukmin yang sejati dan murni keimanannya yang menyatakan tauhid dan mengangkat panji laa ilaha illallah tanpa takut kepada penguasa yang menekan menetapkan syari’at islam selain beriman kepada Allah.
9.      Keberhasilan taktik dan sampainya pemimpin tertinggi di markas besarnya.
         Di hari kelima , yaitu setelah selesai sholat jum’at Nabi didampingi Abu Bakar masuk Madinah dengan jaminan keamanan yang dikirim dari utusan bani Najjar. Maka para kaum Ansharpun menyambutnya dengan ramah tamah dan senang hati. Dan tatkala Rasulullah turun dari ontanya, maka oleh Abu Ayyub disambut ke rumahnya. Dan inilah di antara sahabat-sahabaatnya dari Muhajirin dan Anshar yang mengelilinginya di mana mereka membela dengan jiwa dan harta, serta menaruh harta dan jiwa atas kehendak Rasulullah SAW
         Dan langkah awal dalam tahap perjalanan ini adalah pembinaan masjid Nabawi yang akan menjadi markas besar berdirinya kedaulatan ini dan sebagi mahkamah, markas besar, sekola pertama, serta majlis parlemen.
Diberdayakan oleh Blogger.