Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Materi Bilangan Bulat di SD serta Ragam Permasalahannya
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang materi bilangan bulat
Perlu kita ingat ada beberapa bilangan yang kita tahu :
– Bilangan Asli : 1 2 3 4 5 . . .
– Bilangan Cacah : 0 1 2 3 4 . . .
– Bilangan Bulat : . . . – 4 – 3 -2 – 1 0 1 2 3 4 . . . .
Untuk menjelaskan ke peserta didik tentang macam bilangan di atas adalah kita mulai dengan bilangan Asli mengapa demikian ? Karena dari sejak kecil secara tidak langsung kita sudah di ajarkan oleh orang tua kita tentang bilangan asli yaitu pada saat belajar mengenal bilangan . kita dikenalkan dengan bilangan 1 , 2 , 3 , 4 ,… menggunakan jari kita bilangan – bilangan yang dikenalkan tersebut adalah merupakan anggota bilangan asli.
Kemudian setelah kita mengenal bilangan asli dikembangkan dengan bilangan bulat yang didapat dari perluasan bilangan asli .
coba perhatikan soal dibawah ini !
Soal 11 + 2 = 3
Kita tahu bilangan 1 , 2 , dan 3 adalah bilangan asli
Kesimpulannya :
hasil dari penjumlahan 2 bilangan asli akan menghasilkan bilangan asli
Soal 2
5 + . . . = 2
Bagaimana cara penyelesaian pada soal di atas ? Menurut anda apakah kalimat di atas selalu dapat dilengkapi dengan bilangan asli ?
Bandingkan 2 soal di bawah ini
“ a + . . . = b”1 + . . . = 3
Jika a = 1 dan b = 3 maka a < b penyelesaiannya : -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 Cara membaca garis bilangan di atas : Dari bilangan o menghadap kea rah kanan maju ( 1 bernilai positif ) 1 langkah kemudian diteruskan (operasi penjumlahan ) sampai menuju bilanga 3, maka dengan garis bantu, hitung berapa langkah menuju bilangan tiga ? setelah dihitung anak panah menuju kea rah terus sehingga bernilai positif 2. Maka : Penyelesaian soal di atas adalah 1 + 2 = 3 |
“ a + . . . = b”5 + . . . = 2
jika a = 5 dan b = 2 maka a > b penyelesaiannya : dengan menggunakan garis bilangan kita kenalkan kepada siswa bahwa pada garis bilangan tersusun atas bilangan bulat positif dan negative -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 Cara membaca garis bilangan di atas adalah dari nol jika ke kanan maka bilangan tersebut bernilai positif jika kea rah kiri atau bilangan tersebut berada disebelah kiri nol maka bilangan tersebut bernilai negatif Maka : Untuk penyelesaian soal di atas dari nol maju lima langkah kekanan karena 5 bernilai positif, kemudian karena hasil yang didapat dari operasi penjumlahan tersebut adalah 2 maka dari bilangan 5 dengan garis bantu panah yg tetap mengarah ke kanan karena operasinya adalah penjumlahan, hasil operasi penjumlahan soal diatas adalah bilangan 2 maka anak panah bantuan kita tarik sampai pangkalnya menempati bilangan 2 , karena arah anak panah adalah mundur maka bilangan yang di cari bernilai negative kemudian hitung berapa langkah anak panah mundur dari posisi awalnya, setelah dihitung di dapat 3 langkah mundur maka bilangan yang dicari adalah bilangan ( – 3 ). Maka 5 + ( – 3 ) = 2 |
soal 1 soal 2
1 + 2 = 3 5 + ( -3 ) = 2
Bilangan asli Bilangan Bulat Negatif
- A. KONSEP MENGENALKAN OPERASI HITUNG PADA SISTEM BILANGAN BULAT
- 1. Tahap pengenalan konsep secara konkret
Pada tahap pengenalan konsep secara konkret kita bisa menggunakan model peraga salah satunya yang akan dijelaskan pada diskusi ini adalah Koin negatif, positif atau lebih dikenal dengan peraga manik – manik. Yang dapat dibuat dari bahan sterofom atau bahan kayu triplek yang dibentuk lingkaran kemudian di bagi menjadi bagian ,yaitu bagian sisi negatif dan bagian yang lain adalah sisi positif tiap sisi dibedakan dengan warna berbeda missal positif diberi warna kuning negative diberi warna putih apabila kedua bagian negative dan positif di satukan akan menjadi netral atau bernilai 0.
Contoh :
Netral = 0 Sisi Negatif sisi Positif
Contoh penggunaan peraga pada soal
Soal 1
5 + ( -3 ) = ….
Langkah
|
||
|
5 Koin positif | |
|
3 Koin negatif | |
|
3 koin netral / bernilai 0 | |
|
2 koin positif |
Kesimpulan :
Dari model peraga di atas disimpulkan bahwa operasi hitung
5 + ( -3 ) = 2 bernilai positif hal itu karena dari model peraga koin setelah setiap sisi positif dan negative disatukan menjadi koin netral di dapatkan sisa 2 koin bernilai positif.
- 2. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak,
a) Dimulai dari nol menghadap ke kanan
b) Bilangan :
Positif à maju
Negatif à mundur
Nol à diam ( tidak bergerak )
c) Operasi :
Tambah ( plus ) à Terus
Kurang à Berbalik arah
Contoh :
5 + ( -3 ) = 2
5 ( positif ) dimulai dari nol maju ke kanan
, , , , , , , , , , ,
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
3 ( negatif ) mundur 3 langkah
4 – ( -3 ) = 7 Panah balik arah karena operasi
pengurangan
4 langkah maju ( +4 ) mundur 3 langkah ( -3)
, , , , , , , , , , , ,
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
- 3. Tahap pengenalan konsep secara abstrak,
Tahapan – tahapan :
|
( + ) + ( + ) = ( + ) | 2 + 5 = 7 |
|
( + ) + ( – ) = ( + ) / ( – ) | 2 + ( -5 ) = – 3-2 + 5 = 3 |
|
( – ) + ( – ) = ( – ) | -2 + ( – 2 ) = – 4 |
- SIFAT –SIFAT OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA BILANGAN BULAT
- SIFAT TERTUTUP
Contoh :
1 + 3 = 4 menghasilkan bilangan bulat yaitu 4 dan – 2
1 + ( -3 ) = -2
- SIFAT PERTUKARAN ( KOMUTATIF )
Contoh :
5 + 3 = 3 + 5
8 = 8
- SIFAT PENGELOMPOKAN ( ASOSIATIF )
Contoh :
( 1 + 2 ) + 3 = 1 + ( 2 + 3 )
3 + 3 = 1 + 5
6 = 6
- SIFAT BILANGAN NOL ( UNSUR IDENTITAS )
Contoh :
-3 + 0 = -3
0 + 5 = 5
- SIFAT INVERS PENJUMLAHAN ( Lawan Suatu Bilangan )
-a inversnya a
Berlaku ketentuan a + (-a ) = 0
( -a ) + a = 0
- C. SIFAT –SIFAT OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA BILANGAN BULAT
- SIFAT TERTUTUP
Contoh :
4– 2 = 2 hasilnya adalah bilangan bulat 2 dan – 2
2 – 4 = -2
- SIFAT BILANGAN NOL ( UNSUR IDENTITAS )
Contoh :
-3 – 0 = -3
0 – 5 = – 5
7 – 0 = 7
- RAGAM PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SD
- Penggunaan Garis Bilangan yang Prinsipnya Tidak Konsisten
- Salah penafsiran bentuk a + ( – b ) sebagai a – b atau bentuk a – ( – b ) sebagai bentuk a + b
- Tidak dapat membedakan tanda – atau + sebagai operasi hitung dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu bilangan.
- Kurang tepat memberikan pengertian bilangan bulat
- Sulitnya memberi penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung pada bilangan bulat secara konkret maupun secara abstrak ( tanpa menggunakan alat bantu ).
Kegiatan Belajar 2
Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat serta Sistem Persamaan Linear
Pada Kegiatan belajar 2 akan dibahas tentang materi pengayaan tentang operasi hitung bilangan bulat dengan tujuan pada saat mengajarkan ke siswa guru lebih mempunyai bekal wawasan yang cukup dalam penyampaian konsep.
- Operasi Hitung Perkalian Pada Bilangan Bulat Dalam Tahap Pengenalan Konsep Secara Konkret
Contoh :
3 x 4 diartikan dengan 4 + 4 + 4 = 12
4 x 3 diartikan dengan 3 + 3 +3 + 3 = 12
Maka dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa operasi perkalian pada suatu bilangan dapat diartikan dengan penjumlahan berulang. a X b = b + b + b + …sebanyak a kali
Dengan konsep tersebut guru dapat menjelaskan konsep perkalian bilangan bulat kepada siswa dengan peraga perkalian bilangan bulat berupa balok garis.
Contoh :
1) a x b dengan a > 0 dan b > 0
3 x 2 =
Cara :
- Tempatkan model pada posisi bilangan 0 dan menghadap ke bilangan positif
- Maju sebanyak 3 langkah setiap langkah 2 loncatan
- Maka kedudukan akhir model menunjukkan hasil dari perkalian 3 x 2 = 6
3 x (-2 ) =
Cara :
- tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan negative ( karena penjumlahannya bilangan –2)
- model maju 3 langkah, setiap langkah loncat 2
- maka model di akhir menunjukkan pada posisi negative 6, jadi 3 x ( -2 ) = -6
-3 x 2 =
Cara :
- Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan positif ( karena 2 adalah positif )
- Model mundur 3 langkah ( karena 3 bernilai negative ) setiap langkah 2 kali loncatan.
- Maka hasil dari perkalian -3 x 2 = -6
-3 x -2 =
Cara :
- Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap arah bilangan negative
- Model mundur 3 langkah tiap langkah 2 kali loncatan.
- Maka hasil dari perkalian -3 x -2 = 6
- Konsep hitung perkalian pada bilangan cacah, berlaku sifat :
- Komutatif
- Konsep hitung perkalian pada bilangan cacah, berlaku sifat :
- Asosiatif
- Adanya unsure identitas
- OPERASI PEMBAGIAN BILANGAN BULAT
- Pengenalan konsep secara konkret
Ketentuan :
- Untuk menunjukkan bilangan yang akan dibagi misal : a
- Dengan skala bilangan pembaginya misal : b
- Jika b >0 ( bilangan positif ) à posisi awal model menghadap ke bilangan positif
- Jika b < 0 ( bilangan negative ) à posisi model menghadap ke bilangan negative
- Bilangan yang merupakan hasil pembaginya ditentukan dari jumlah langkah
- Jenis bilangannya ditentukan oleh gerakan maju atau mundur model
- -6 : 2 =
Untuk sampai pada bilangan -6 , model bergerak mundur 2 loncatan ( bilangan pembaginya / b ) setiap 1 langkahnya
3 2 1
Hasil dari –6 : 2 = -3 , diperoleh dari menghitung jumlah langkah mundur model yaitu 3 langkah mundur yang artinya bernilai negative.
- -6 : -2 =
untuk sampai ke bilangan -6 , model bergerak maju sebanyak 3 langkah dengan 2 loncatan setiap langkah
hasil dari -6 : -2 = 3, diperoleh dari menghitung jumlah langkah maju model yaitu 3 langkah maju yang menandakan bernilai positif.
- Persamaan dan pertidaksamaan dengan satu peubah.
( ekuivalen : persamaan – persamaan yang himpunan penyelesaiannya sama )
Cara pengerjaan menyederhanakan :
- Melakukan penambahan atau pengurangan pada kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama.
- Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama dan bukan nol.
X + 3 = 9
ó x + 3 + ( -3 ) = 9 + ( -3 ) kedua ruas ditambah ( -3 )
ó x + 0 = 6 sifat identitas penjumlahan
ó x = 6
HP : { 6 }
Sumber : sitaberbagi.com
0 komentar:
Posting Komentar