Bekerja
Ilmiah
Merancang
pengalaman belajar sains terkait erat dengan pengembangan keterampilan proses
sains karena rancangan belajar sains harus sesuai dengan hakikat belajar sains
dan terutama sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah di rumuskan dalam
GBPP ( garis – garis besar program pengajaran ) atau standar isi.
Keterampilan
proses perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman
belajar, dan disadari ketika kegiatannyasedang berlangsung. Melalui pengalaman
langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang
dilakukan. Namun apabila dia sekadar melaksanakan tanpa menyadari yang sedang
dilakukannya maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk
menguasainya.
Untuk
mempermudah mempelajari keterampilan proses sains da mengembangkannya dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran IPA, di bawah ini disajikan jenis keterampilan
proses sains, dengan indikator-indikatornya.
Jenis
keterampilan proses sains dan indikatornya
1. MENGAMATI/OBSERVASI
a. Menggunakan sebanyak mungkin indera.
b. Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.
2. MENGELOMPOKKAN/KLASIFIKASI
a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah.
b. Mencari persamaan, perbedaan.
c. Mengontraskan ciri-ciri.
d. Membandingkan.
e. Mencari dasar pengelompokan.
f. Menghubungkan hasil – hasil pengamatan.
3. MENAFSIRKAN/INTERPRETASI
a. Menghub8ungkan hasil – hasil pengamatan.
b. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan.
c. Menyimpulkan
4. MERAMALKAN/PREDIKSI
a. Menggunakan pola – pola hasil penelitian.
b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati
5. MENGAJUKAN PERTANYAAN
a. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa.
b. Bertanya untuk meminta penjelasan.
c. Mengajukan pertanyaan yang berdasar
hipotesis
6. BERHIPOTESIS
a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari satu kejadian.
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan
masalah.
7. MERENCANAKAN PERCOBAAN/PENELITIAN
a. Menentukan alat/bahan/ sumber yang akan
digunakan.
b. Menentukan variabel/ faktor penentu.
c. Menentukan apa yang diukur, diamati,
dicatat.
d. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja.
8. MENGGUNAKAN ALAT/BAHAN
a. Memakai alat/bahan
b. Mengetahui alasan mengapa menggunakan
alat/bahan
c. Mengetahui bagaimana menggunakan alat/
bahan.
9. Menerapkan konsep
a. Menggunakan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru.
b. Menggunakan konsep pada pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
10. BERKOMUNIKASI
a. Memberikan/menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel diagram.
b. Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis.
c. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
d. Membaca grafik atau tabel diagram.
e. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah
atau suatu peristiwa.
11. MELAKSANAKAN PERCOBAAN/EKSPERIMEN ( MENCAKUP SELURUH KPS ).
Setiap
warga negara perlu memiliki tingkat literasi sains agar dapat bertahan hidup di
alam maupun di tempatnya bekerja berbekal pengetahuan, pemahaman, keterampialn
dan nilai – nilai yang terdapat didalamnya.
Literasi
diartikan sebagai kapasitas siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
serta untuk menganalisis, bernalar dan berkomunikasisecara efektif apabila
mereka dihadapkan pada masalah, harus menyelesaikan dan menginterpretasi
masalah pada berbagai situasi.
Seperti
pengukuran keterampilan proses sains ( KPS ), Literasi sains dapat dilakukan
dengan tes tertulis setelah pembelajaran selesai dan menggunakan lembar
observasi. Literasi sains dapat diungkapkan dengan melibatkan soal konsep dan
sebagian besar berpikir, lembar abservasi dengan bantuan sejumlah pengamat
untuk tes kinerja atau performance assessment.
MODUL
2.
Model –
Model Pembelajaran IPA
Tugas
guru dalam mengajar terutama adalah membantu transfer belajar. Tujuan melakukan
transfer belajar adalah menerapkan hal – hal yang sudah dipelajari pada situasi
baru. Caranya dengan menjadikannya lebih bersifat umum. Terdapat perbedaan
mendasar antara pendapat penganut teori belajar prilaku dengan penganut teori
belajar kognitif. Perbedaan tersebiut terutama dalam hal perubahannya. Menurut
teori belajar prilaku belajar melibatkan perubahan perilaku, sedangkan menurut
teori belajar kognitif belajar melibatkan perubahan pemahaman pandangan konstruktivis lebih menekankan belajar
sebagai upaya membangun konsep atau argumen yang harus dilakukan sendiri oleh
siswa yang belajar ( dengan bantuan guru atau orang dewasa) .
Tugas
guru adalah menciptakan situasi konflik setelah siswa mengemukakan gagasannya,
dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimen atau observasi (
atau membaca ) melalui interaksi sosial, mengemukakan konsepsi barunya dan
menerapkan pada situasi baru.
Menurut
pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogianya disediakan
serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat
dimengerti siswa vdan memungkinkan terjadi interaksi sosial.
Model
pembelajaran IPA dipilih sesuai dengan sifat IPA sebagai pengetahuan dekleratif
maupun pengetahuan prosedural. Komponen – komponen pembentuk model pembelajaran
dirumuskan sesuai dengan sifat model pembelajaran yang disusun dan terutama ditentukan
oleh tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut.
MODUL
3.
Klasifikasi
dan Adaptasi Mahluk Hidup
Keragaman
makhluk hidup dipelajari dengan cara klasifikasi, yaitu mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan atau perbedaan ciri – ciri morfologi, anatomi,
fisiologi, dan tingkah laku. Unit-unit atau kelompok yang memiliki persamaan
ciri-ciri dan menunjukkan adanya tingkatan dikenal dengan takson. Dari jenjang
yang tertinggi hingga yang terendah kingdom, filum (untuk hewan) atau devivsi
(untuk tumbuhan), kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.
Dalam
pengklasifikasian mahluk hidup meliputi sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenetik yang berkembang menjadi sistem dua kingdom, tiga kingdom, empat kingdom, lima kingdom dan enam kingdom. Sistem dua kingdom terdiri dariplantae dan animalia, sistem tiga kingdom terdiri dari protista, plantae, dan animalia.. sistem empat
kingdom, terdiri dari monera, protista, plantae, dan animalia.sistem dari lima kingdom terdiri dari monera, protista, fungi, plantae, dan animalia. Sedangkan sistem enam kindom terdiri dari Eubacterial, Archaebacteria, protista, fungi, plantae,dan animalia.
Berdasarkan
perubahan – perubahan yang terjadi, adaptasi dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu sebagai berikut.
1. Adaptasi Morfologi merupakan suatu penyesuian mahluk hidup terhadap
lingkungannya berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari
luar dan mudah diamati.
2. Adaptasi fIisiologi merupakan penyesuian fungsi fisiologi alat – alat atau
organ – organ tubuh terhadap lingkungan.
3. Adaptasi Tingkah Laku merupakan penyesuian mahluk hidup terhadap
lingkungannya melalui tingkah laku.
Beberapa
faktor lingkungan darat mempengaruhi cara adaptasi mahluk hidup antara lain :
1. Keadaan tanah
2. Topografi daratan
3. Suhu lingkungan dan intensitas cahaya
Sedangkan
faktor lingkungan air yang mempengaruhi cara adaptasi mahluk hidup antara lain
:
1. Kadar garam atau mineral
2. Kedalaman air
3. Intensitas cahaya
4. Kadar oksigen
5. Arus air.
0 komentar:
Posting Komentar