Yusuf Jabung
Home » » PDGK4101 Makalah Keterampilan Menulis

PDGK4101 Makalah Keterampilan Menulis

BAB I
Pendahuluan
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tu-lisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keingi-nan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain
Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pen-dapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.
Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seseorang untuk meng-hasilkan tulisan yang baik. syarat-syarat tersebut adalah
1.      kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis
2.      ke-pekaan terhadap kondisi pembaca
3.kemampuan menyusun rencana penulisan
4.      kemampuan menggunakan bahasa
5.      kemampuan memulai tulisan, dan
6.      kemam-puan memeriksa tulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang di-sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan.
Menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pung-tuasi. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa), menulis juga dapat dide-finisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
v Unsur Komunikasi Tertulis
Ø  Keempat unsur itu adalah
1.      penulis sebagai penyampai pesan
2.      pesan atu isi tulisan
3.saluran atau medium tulisan, dan
4.      pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah gramatika.Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.
v  Kemampuan dalam menulis:
{{{
a.       kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis
b.      kepekaan terhadap kondisi pembaca
c.       kemampuan menyusun perencanaan penelitian
d.      kemampuan menggunakan bahasa indonesia
e.       kemampuan memuali menulis, dan
f.       kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang inggin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia. Sementara itu, WJS Poerwodarminto (1987:105) secara leksi-kal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud pe-nulis.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atai pikiran penulis. Sehingga dengan bahsa tulis seseorang akan dapat menuang-kan isi hati dan pikiran.
Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi.
3
Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan.
A. Menulis sebagai Suatu Proses
Pembelajaran menulis sebagai suatu proses di sekolah dasar mengisyaratkan kepada guru untuk memberikan bimbingan nyata dan terarah yang dapat meningkat-kan kemampuan menulis siswa. Hal ini dilakukan guru melalui tahap-tahap proses menulis, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan (pramenulis, menulis, pasca-menulis), dan evaluasi.
Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses terdiri atas beberapa tahapan. lima tahapan menulis, yaitu pra-menulis, pengedrafan, perbaikan, penyuntingan, dan publikasi. penulis diberi kesempatan menentukan apa yang akan ditulis, tujuan menulis, dan kerangka tulisan. Setelah penulis menentukan apa yang akan ditulis dan siste-matika tulisan, penulis mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada penge-drafan, penulis dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam bentuk draf kasar.
Penulis  menjadi partisipan aktif dalam seluruh tahapan menulis proses: pra-menulis, pengedrafan, perbaikan, dan penyuntingan sehingga penulis memahami betul apa yang ditulisnya.
4
B. Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya tulis.
v  Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut.
1.      Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
2.      Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.
3.      Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi bertambah.
4.      Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.
5.      Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tu-juan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak
5
C. Manfaat Menulis
manfaat menulis adalah sebagai berikut:
1.   menulis menyumbang kecerdasan
2.   menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas
3.   menulis menumbuhkan keberanian, dan
4.   menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
1) Menulis Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meli-puti (1) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah :
1)      unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan
2)      bahasa topik, dan
3)      pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
6
3) Menulis Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat positif ataupun negatif.
4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa memiliki wawasan atau pengeta-huan yang memadai tentang apa yang akan dituliskannya.
Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemero-lehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis.
v  Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya :
1.      wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis
2.      berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan
3.      dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis
4.      akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis me-mungkinkan untuk direvisi
7
5.  menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan
6   menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.
D. Prinsip Menulis
Keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang ditunjukkan oleh penulis bahwa ia bukan buta aksara.
Menurut Parera dan Tasai (1995:14) mengemukakan bahwa untuk dapat me-netralisir keluhan para guru bahasa, maka perlu diingatkan mereka dua fakta.Fakta yang pertama banyak sekali orang pandai sangat lemah dalam keterampilan menulis, fakta kedua, hanya sekelompok kecil orang yang dapat menulis dengan baik setelah lama berlatih di sekolah dan di luar sekolah.Walaupun demikian keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang harus diajarkan dan perhatikan dalam pembelajaran bahasa meskipun dalam bentuk sederhana.
Selanjutnya menurut Rivers dalam Parera dan Tasai (1995:15) mengemuka-kan keterampilan menulis merupakan satu kebiasaan yang elegan dari para elite terdidik. Keterampilan menulis menuntut penguasaan bahasa yang tinggi yang mungkin tidak dikuasai oleh semua orang.Untuk memenuhi keterampilan menulis yang baik jenjang menulis perlu diperhatikan.Belajar keterampilan menulis dilakukan secara berjenjang.
v  Beberapa jenjang untuk keterampilan menulis adalah:
1.      menyalin naskah dalam bahasa
2.      menuliskan kembali/mereproduksi apa yang telah didengar dan dibaca
3.      melakukan kombinasi antara apa yang telah dihafal dan didengar dengan adaptasi kecil
4.      menulis terpimpin, dan
5.      menyusun karangan atau komposisi dengan tema, judul, atau topik pilihan siswa sendiri.
8
Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran ke-terampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampiln menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara, membaca.
v   prinsip prinsip menulis adalah:
1.      menulis tidak da-pat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serempak
2.      pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa
3.       pembelajaran menulis adalah pembel-ajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia, dan
4.      pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
v  Berdasarkan perinsip-prinsip pembelajaran menulis tersebut, maka alternatif pembelajaran menulis adalah sebagai berikut:
1)      Menyalin
2)   Menyadur
3)      Mem-buat ikhtisar
4)      Menulis laporan
5)      Menyusun pertanyaan angket dan wawancara
6)      Membuat catatan
7)      Menulis notulen
8)      Menulis hasil seminar, pidato, dan laporan
9)      Menulis surat yang berupa : ucapan selamat, undangan, pribadi, dinas, perjanjian, kuasa, dagang, pengaduan, perintah, pembaca, memo, dan kawat (telegram)
10)  Menulis poster dan iklan
9
11)  Menulis berita
12)  Melanjutkan tulisan
13)  Mengisi formulir yang terdiri dari: wesel dan cek
14)  Menulis kuitansi
15)  Menulis riwayat hidup
16)  Menulis lamaran kerja
17)  Menulis memorandum
18)  Menulis proposal/usul penelitian
19)  Menulis rancangan kegiatan
20)  Menulis pidato/sambutan
21)  Menulis naskah
22)  Menyusun formulir
23)  Membentuk bagan, denah, grafik, dan tabel, dan
24)     Menulis karya ilmiah.
E. Aspek Menulis Karangan
Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh penulis Sebab dengan penguasaan itu penulis dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan.
v  yang perlu diperhatikan dalam menulis, yaitu :
1.      Menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna
2.      Menggunakan kata dengan bentuk yang tepat
3.      Menggunakan kata dalam distribusi yang tepat
4.      Merangkaikan kata dalam frasa secara tepat
5.      Menyusun klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat
10
6.      Merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara tepat dan baik
7.      Menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik
8.      Membuat karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, argumentasi
9.      Membuat surat (macam-macam surat)
10.  Menyadur tulisan (puisi menjadi prosa)
11.  Membuat laporan (penelitian, pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan),
12.  Mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung)
13.  Mengubah wacana ( wacana percakapan menjadi wacana cerita atau sebaliknya).
v  Jenis-jenis Mengarang
Macam- macam Pelajaran mengarang adalah :
1.      mengarang surat                                 
2.      mengarang cerita non fiksi
3.      mengarang cerita fiksi
4.      mengarang lukisan keadaan
5.      menulis berita actual
6.      mengarang puisi
7.      mengarang esay, dan
8.      mengarang naskah drama.
(1) Mengarang Surat
Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis. Perbedaannya dengan percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban orang yang diajak berbicara tidak dapat diterima secara langsung. Oleh karena itu bentuk bahasa dalam surat dapat dikatakan mengarah-arah pada bahasa percakapan biasa.
11
Pada garis besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat kekeluargaan dan (2) surat dinas. Yang dimaksud dengan surat kekeluargaan ialah surat yang dikirim dari dan kepada keluarga atau kenalan. Bentuk dan pemakaian bahasa dalam surat kekeluargaan sangat bebas, tidak terlalu terikat oleh pedoman yang tertentu.. sedangkan surat dinas ialah surat yang dikirimkan dari dan kepada jawatan, lembaga atau organisasi secara resmi. Bentuk dan bahasa dalam surat dinas biasanya terikat oleh pedoman dan tatatulis tertentu.
(2) Mengarang Cerita Non Fiksi
Yang dimaksud dengan cerita non fiksi ialah cerita tentang sesuatu yang ada/terjadi sungguh-sungguh.Karangan non cerita fiksi menuliskan cerita yang berhibungan hal-hal yang ada di sekitarnya atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikain mengarang cerita non fiksi ialah menulis apa saja yang dilihat, apa saja yang diketahui, dan apa saja yang dialami.
(3) Mengarang Cerita Fiksi
Yang dimaksud dengan mengarang cerita fiksi ialah mengarang cerita berdasarkan atas buah rekaan atau angan-angan saja.Cerita ini akan berupa suatu cerita pendek, fragmen, atau sekedar lamunan mengarang saja. Oleh karena itu dasarnya adalah buah rekaan, maka cerita ini dapat mempunyai nilai (1) membiasakan untuk mengisi waktu senggang dengan lamunan yang produktif, (2) menghidupkan fantasi dan daya kreasi, dan (3) mengembangkan bakat mengarang.
(4) Mengarang Lukisan Keadaan
Yang dimaksud mengarang lukisan keadaan ialah karangan yang menggambarkan suatu situasi secara tepat dengan menggunakan alat bahasa. Tujuan mengarang lukisan keadaan ialah membiasakan untuk menggambarkan sesuatu dengan pengamatan secra teliti melalui kata-kata secara tepat.
12
Karangan lukisan keadaan didasarkan atas suatu kenyataan.Karean sebagai suatu lukisan, maka kemampuan mengimajinasikan kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu menyentuh perasaan sangat diperlukan. Oleh karena itu karangan yang berupa lukisan keadaan mengarah kepada gaya bahasa puisi atau prosa liris.
(5) Menulis Berita Aktual
Yang dimaksud menulis berita aktual ialah menyampaikan terjadinya suatu peristiwa dengan cara menuliskannya menurut tata tulis berita yang telah lazim dipergunakan dalam persuratkabaran. Jadi berita aktual ialah suatu kejadian yang penting yang disampaikan oleh seseorang untuk orang banyak secara tertulis.
Tujuan menulis berita aktual ialah (1) membiasakan agar dapat menyampaikan peristiwa yang penting secara lengkap dan teratur dengan gaya bahasa yang tepat dan (2) mengembangkan bakat kewartawanan.
(6) Mengarang Puisi
Puisi merupakan hasil ciptaan yang singkat dan padat.
v  Manfaat mengarang puisi ialah :
1.      Menyalurkan dorongan melahirkan perasaan yang kuat, yang pada umumnya yang terdapat pada diri masing-masing
2.      Memberika latihan mengungkapkan perasan dengan lambang-lambang kata yang tepat, yang berarti melatih kemampuan berbahasa
3.      Mengajar memberi kesibukan yang berguan untuk mengisi waktu senggang dengan kepandaiannya
13
4.      Mencoba secara tidak langsung memahami keadaan yang barang kali dapat dipergunakan untuk menolong memecahkan kesulitan yang dihadapi, dan
5.      Membantu memperkembangkan bakat.
(7) Mengarang Esai
Yang dimaksud dengan esai ialah karangan tentang suatu masalah yang pada suatu saat menarik perhatian seseorang penulis. Esai dapat mengenai masalah ilmu pengetahuan,keagamaan, filsafat, kebudayaan, kesenian, politik, dan masalah sosial. Tujuan mengarang esai ialah membiasakan untuk mampu menanggapi suatu masalah yang pada suatu saat menarik perhatian orang.
(8) Mengarang Naskah Pidato
Yang dimaksud dengan pidato ialah berbicara di hadapan publik, yang ditujukan kepada seseorang, sekelompok orang, atau kepada publik itu sendiri.Suatu piadato yang resmi memerlukan persiapan.Oleh karena itu pidato disiapkan secara tertulis. Selanjutnya untuk melatih menyusun naskah pidato perlu memperhatikan pidato yang akan disampaikan. Berdasarkan yang disampaikan pidato dibedakan antara lain: pidato penjelasan, pidato sambutan, pidato laporan, dan pidato keilmuan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, M. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan Menu-lis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti
Keraf, G. 1997. Komposisi.Ende Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia.Bandung: Yrama Widya.
Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin: Sarjana Indonesia.
Soedjito dan Hasan, M. 1986.Seri Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Malang: Tanpa Penerbit
Spandel, V. and Stigginis, R. J. 1990.Creating Writers. London: Longman.
Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT
Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam Menulis.Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Ø  Fase prapenulisan merupakan tahap persiapan yang mencakup kegiatan pemilihan topik, penentuan tujuan, penentuan pembaca dan corak karangan, pengumpulan informasi dan bahan tulisan, serta pengumpulan karangan.Cara berbahasa seseorang, termasuk menulis, akan dipengaruhi olehcaranya bernalar.
Ø  Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang sistematik yang logis untuk memperolehsebuah kesimpulan (pengetahuan, keyakinan, atau opini). Secara umum, penalaran itu dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi, atau gabungan keduanya.
Ø  Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum. Sebaliknya,
Ø  deduksiadalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal umum menuju sesuatu yang khusus; atau penerapan sesuatu yang umum pada peristiwa khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan.
Penalaran induktif dapat dilakukan melalui generalisasi, analogi, atau hubungan kausal.Sementara itu, deduksi menggunakan silogisme atau variannya (entimem) sebagai sarana bernalar.
Dalam bernalar, seseorang dapat melakukan salah nalar, yang disebabkan oleh kekeliruan dalam proses berpikir; kekurangcermatan, kecerobohan, ketidaktahuan, atau sikap emosional.
F. kalimatEfektif
            Kata adalah satuan bebas terkecil alat pengungkap dan penerima gagasan.Kata menjadi unsur pembentuk kalimat. Karena itu, kualias pilihan kata akan menetukan keefektifan kalimat. Dengan kalimat yang efektif itu, gagasan yang diungkapkan penutur atau penulis sama dengan gagasan yang diterima oleh pendengar atau pembaca. Untuk memilih kata ada dua kaidah yang dapat dipakai pegangan, yakni kaidah ketepatan dan kaidah kecocokan.Kaidah ketepatan diukur dari kemampuan kata sebagai alat pengungkap dan penerima gagasan, sedangkan kaidah kecocokan diukur dari kesuaian kata dalam konteks penggunaan.
15
Ø  Seorang penulis dapat menguasai pilihan kata dan memahiri diri dalam memilih kata dengan membiasakan diri melakukan hal-hal sebagai berikut: :
1.      Membiasakan diri menggunakan kata secara tepat dan mencermati penggunaan kata-kata yang bersinonim.
2.      Menggunakan kata-kata secara hemat
3.      Membiasakan diri menggunakan kata-kata secara konsisten.
Pengembangan kalimat efektif dapat dilakukan untuk menjadikan kalimat sebagai sarana pengungkap dan penangkap pesan agar komunikasi terjadi secara efektif.Untuk mengembangkan kalimat efektif, dua hal perlu diperhatikan, yakni persyaratan kalimat efektif, dan kiat pengembangan kalimat efektif.
Ada dua persyaratan kalimat efektif, yakni persyaratan kebenaran dan persyaratan kecocokkan.Persyaratan kebenaran bertolak ukur kebenaran kaidah bahasa.Kebenaran kecocokkan bertolak ukur kecocokkan atau kekompakan kalimat dalam konteks, baik konteks kebahasaan maupun dalam konteks non-kebahasaan.Kalimat efektif dapat dikembangkan dengan kiat-kiat khusus.
Ø  Ada empat kiat yang dapat digunakan, yakni :
1.      kiat pengulangan
2.    kiat pengedepanan
3.      kiat penyejajaran,
4.      kiat pengaturan variasi kalimat
Kiat pengulangan digunakan dengan menampilkan informasi penting dengan menampilkan ulang informasi itu baik dalam kalimat maupun dalam untaian kalimat. Kian pengedepanan digunakan untuk menonjolkan informasi dengan menempatkan unsur yang ditonjolkan itu di bagian depan kalimat. Kiat penyejajaran digunakan untuk menampilkan unsur kalimat dalam posisi yang sejajar.Kiat pengaturan variasi digunakan untuk menampilkan kalimat secara bervariasi, baik variasi struktur kalimat maupun variasi jenis kalimat.
16
G.Keterampilan Menulis 

            Penggunaan istilah menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda oleh sebagian ahli lainnya. Di dalam penelitian ini, kedua istilah tersebut penggunaannya dipandang bersinonim.Oleh karena itu, keduanya dapat saling menggantikan. Dilihat dari segi bentuk atau cara penyajiannya, apakah karangan itu puisi atau prosa, kalau prosa apakah penyajiannya itu narasi, eksposisi, deskripsi, atau argumentasi/persuasi.
Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, ..
Argumentasi adalah jenis paragraf yang berusaha untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan penulisnya.
Persuasi adalah jenis paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi pendapat dan sikap pembaca mengenai sesuatu hal yang
Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan.Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi. Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya

Jenis Karangan Dan Langkah-Langkah Mengarang Jenis Karangan
v  Deskripsi Narasi Eksposisi Argumentasi Persuasi 
1.      DESKRIPSI: Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
Teori menulis atau mengarang, memang mudah. Gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori, melainkan keterampilan. Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang Karangan dapat disajikan kedalam lima bentuk atau ragam wacana, yaitu : deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
17
Deskripsi Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan suatu berdasarkan
Paragraf Eksposisi Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, Paragraf Persuasi Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Mengarang merupakan buah pikiran melalui tulisan, namun bukan asal menulis.
v  Langkah Mengarang  
JENIS KARANGAN: Deskripsi Narasi Eksposisi Argumentasi Persuasi 
DESKRIPSI: Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
Teori menulis atau mengarang, memang mudah.Gampang dihafal.Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori, melainkan keterampilan.Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang Karangan dapat disajikan kedalam lima bentuk atau ragam wacana, yaitu : deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasiDeskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan suatu berdasarkan 
Paragraf Eksposisi Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, Paragraf Persuasi Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Contoh: mengarang, pengarang mengganggu, pengganggu menghasut, penghasut mengkhianati, pengkhianat mengatur, pengatur mengekor, pengekor menginap, penginap mengobati, pengobatan mengukur, pengukur.Topik dan Judul Karangan,Kerangka Karangan, Penggolongan Karangan
18
Ø  jenis-jenis karangan sebagai berikut:
1        Karangan argumentasi,
2        Karangan eksposisi
3        Karangan persuasi
4         Karangan deskripsi, dan
5        Karangan narasi
Mengarang merupakan buah pikiran melalui tulisan, namun bukan asal menulis.Orang harus belajar menyusun karangan yang baik dan teratur, mengandung isi, dan dikemukakan secara sistematik dan menarik. . Strategi Argumentasi. Strategi ini mengasumsikan bahwa setidaknya ada dua sisi yang muncul ke permukaan dari suatu isu.Pesan yang disampaikan umumnya bersifat persuasif dan diarahkan pada pembaca yang sudah mengenal dan tertarik pada isu tersebut. 
Penggunaan Ejaan
  1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
  2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
1.      Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].
2.Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
3.      Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
4.      Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
5.      Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
19
  1. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
  2. Gabungan kata atau kata majemuk
1.   Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
2.      Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
3.      Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
  1. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
  2. Kata depan atau preposisi (di[1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
  3. Artikelsi dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
  4. Partikel
1.      Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
2.      Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apapun, satu kali pun.
3.      Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
  1. Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim.
  2. Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka.
H. Kata Turunan
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya.Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.
20
v  Jenis imbuhan
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
1.      Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
2.      Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya
  1. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
1.      ber-an
2.      di-kan dan di-i
3.      diper-kan dan diper-i
4.      ke-an dan ke-i
5.me-kan dan me-i
6.      memper-kan dan memper-i
7.      pe-an
8.      per-an
9.      se-an
10.  ter-kan dan ter-i
  1. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
    1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
    2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Ø  Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
  1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
  2. me-mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
21
  1. me-men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
  2. me-meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
  3. me-menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
  4. me-meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
  1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
  2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
  3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
  1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
  2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
  3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
1.  Jika ditengah tengah kata terdapat huruf vokal(a,i,u,e,o) yang bersamaan, maka jika kita ingin memenggalnya haruslah dilakukan diantara kedua kalimat tersebut.
laut = la-ut                         peot = pe-ot               diet = di-et
untuk huruf diftong tidak boleh dipisahkan seperti ( ai, au, dan oi, ) oleh karena itu kita tidak boleh melakukan pemenggalan kata diantara kalimat tersebut. misalnya
sauna menjadi = sau-na      bukanlah = sa-una
22
2. Jika ditengah tengah kata terdapat huruf konsonan maka cara letak pemenggalannya adalah dibelakang huruf konsonan tersebut. Contoh :
bukit = ( U dan I adalah huruf vokal, sedangkan K adalah huruf konsonan yang berada di tengah ditangah tengah kalimat) maka hasil pemenggalannya adalah   bu-kit

3. Jika pada tengah tengah kata terdapat huruf konsonan yang berurutan, maka pemenggalan kata akan terjadi diantara dua huruf konsonan tadi contohnya:
Bungsu  =  Bung-su           Pintar = Pin-tar                  Sumsum = Sum-sum    

4. Jika pada kata terdapat tiga huruf konsonan atau lebih maka pemenggalan terjadi pada huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua contoh:
abstrak maka pemenggalannya ab-strak        ikhlas = ikh-lass
23
TUGAS BAHASA INDONESIA MODUL 5
KETERAMPILAN MENULIS
Deskripsi: E:\LOGO UT.jpg
DISUSUN OLEH                  :
1.      YULINDA
2.    sFAULIZA
3.      EMITA
4.      KARTINI
SEMESTER                          :I ( SATU )
PRORAM                              : PGSD
KELOMPOK                        : 5 (LIMA )
DOSEN PEMBIMBING      : RAHADI
UNIVERSITAS TERBUKA
KABUPATEN TULANG BAWANG
KECAMATAN BANJAR AGUNG
TAHUN AJARAN 2012/2013
JADWAL KEGIATAN PERTEMUAN
NO
HARI,TANGGAL
JAM
TEMPAT
PEMBAHASAN
iii
KATA PENGANTAR

assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang KETERAMPILAN MENULIS, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Penyakit Ambein” yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.Terima kasih.


                                                                                                                                    penyusun
ii
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Tujuan menulis adalah untuk memeberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau mendesak,untuk menghibur atau menyenangkan,untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan: Pra menulis ( prewriting), Pengedrafan ( drafting ), Merevisi (revising ),: Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn), Mengedit (editing), Mempublikasikan (publishing).
Jenis tulisan : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasif. Tingkatan menulis secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar ada dari siswa, guru, tujuan, bahan atau materi, metode pengajaran media pembelajaran, penilaian.
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis di SD meliputi :pendekatan komunikatif, pendekatan integratif, pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis.
Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-han.

SARAN
Penulis manusia biasa yang banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah pembelajaran pembelajaran menulis, setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Setelah kita mengetahui tentang berbagai hal tentang menulis diharapakan kita dapat menulis dengan baik.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul                                                                                                                                    i
Kata Pengantar                                                                                                                        ii       
Jadwal Kegiatan Pertemuan                                                                                                     iii
Daftar Isi                                                                                                                                 iv
BAB I
Pendahuluan                                                                                                                          I
BAB II
Pembahasan                                                                                                                          2
            Unsur Komunikasi Tertulis                                                                                         2
            Kemampuan dalam Penulis                                                                                       3
A.    Menulis sebagai Suatu Proses                                                                                4
B.     Tujuan Menulis                                                                                                      5
C.     Manfaat Menulis                                                                                                   6
D.    Prinsip Menulis                                                                                                      8
E.     Aspek Menulis Karangan                                                                                      10
F.      Kalimat Efektif                                                                                                     15
G.    Keterampilan Menulis                                                                                           17
H.    Kata Turunan                                                                                                         20
bab iii
penutup                                                                                                                                24
Kesimpulan                                                                                                                            24
Saran                                                                                                                                      24
Lampiran
Daftar Pustaka

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.