Yusuf Jabung
Home » » Petruk Jadi Raja

Petruk Jadi Raja

Dalam kisah pewayangan yang disusun oleh Sunan Kalijogo disebutkan ada satu lakon pewayangan yang disebut lakon "Petruk jadi raja."
 
Memahami kondisi yang terjadi di negeri atas angin saat ini tidak jauh berbeda secara prinsip dengan kondisi negara Amarta dibawah kepemimpinan sang raja Petruk. Semua diatur semaunya dan seringkali melewati rambu-rambu dan pembatas yang telah disusun dan ada sebelumnya.
 
Pengangkatan pembantu-pembantu raja sesuai bisikan angin yang tanpa melihat kapasitas dan kapabilitas yang bersangkutan. Ini menghasilkan satu gerbong kepemimpinan bagai harmoni percampuran ludruk dan musik underground, gaduh dan riuh tanpa kejelasan.
 
Bermodal kepiawaian dalam menghibur orang lain dan sering kumpul di gardu ronda dan perapatan jalan, sang Petruk melakukan ini untuk mendapat simpati rakyat.
 
Sebenarnya rakyat sudah sangat faham dengan sang Petruk, tetapi karena rakyat atas angin memang sangat suka bermain disaat angin berhembus yang akhirnya mampu membuat Petruk berada diatas angin.
 
Belum lagi sang Petruk didukung oleh sang Semar, sosok terkesan polos tapi berperut gendut karena punya rekening gendut dan kemampuan menjumpai siapapun dengan bermodalkan gigi tunggal. Semar juga kemampuan untuk melepaskan angin busuk yang dapat meracuni seantero negeri yang merupakan power media dizaman ini.
 
Belum lagi ada gareng yang selalu garang membuat banyolan yang membuat kosentrasi rakyat selalu tidak bisa fokus memperhatikan sang Petruk. Selalu membuat celoteh bising sambil menyembunyikan kaki dan tangannya yang terkena stroke, akibat berkorban pasang badan yang penting petruk duduk dan dia jadi Kepala wilayah di Tumaritis. Karena dirinya berasal dari daerah miskin maka dia tidak ingin tumaritis terkesan daerah miskin, padahal memang miskin.
 
Kembali kepada sang raja Petruk yang memimpin kerajaan atas angin disertai ambisi mengadakan perubahan tercepat dalam sejarah kerajaan. Semua diaturnya langsung dan diurus langsung dan berhasil menjadikan menteri-menterinya pemain yang menonton. Target-target irasional dan seperti dagelan terus bergulir meski harus menggadaikan selembar kain sarung kesayangannya yang penting dapat memperoleh hutang.
 
Dan sepertinya rakyat mulai terjaga dari mimpi akibat tertiup semilir angin yang cukup melenakan karena rasa lapar yang kelewat sangat.
 
Ingin lebih banyak menggoreskan catatan saat terlelap, tetapi ... ada yang berteriak:
"Dan ... Bangunlah dari mimpi Bangkitlah dari tidur Karena hidup bukan hanya bualan dan mimpi. Kejar dan raihlah yang tertinggal, atau perutmu lapar."
 
Oleh : Facebooker Ridwah Syayuti Hasbuna

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.