Pendahuluan
Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari kata
tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan
sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat
huruf, angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya
melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan
sebagainya dengan tu-lisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan,
pendapat, perasaan, keingi-nan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan
dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain
Selain itu, menulis juga merupakan
suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya
berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua
kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu proses
penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pen-dapat kepada pembaca dengan
simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama
oleh penulis dan pembaca.
Ada beberapa
persyaratan yang sebaiknya dimiliki seseorang untuk meng-hasilkan tulisan yang
baik. syarat-syarat tersebut adalah
1. kemampuan untuk
menemukan masalah yang akan ditulis
2. ke-pekaan
terhadap kondisi pembaca
3.kemampuan
menyusun rencana penulisan
4. kemampuan menggunakan
bahasa
5. kemampuan
memulai tulisan, dan
6. kemam-puan
memeriksa tulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
Menulis
berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan.
Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf,
dan wacana. Pikiran yang di-sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan
kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin
dinyatakan.
Menulis adalah
suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu
sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang
tulisan seperti ejaan dan pung-tuasi. Sebagai salah satu bentuk komunikasi
verbal (bahasa), menulis juga dapat dide-finisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah
isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan
sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang
bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
v
Unsur Komunikasi Tertulis
Ø Keempat unsur
itu adalah
1.
penulis sebagai penyampai pesan
2.
pesan atu isi tulisan
3.saluran atau
medium tulisan, dan
4.
pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang
teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan
dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat
dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah gramatika.Kemampuan menulis adalah
kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan
mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.
v
Kemampuan dalam menulis:
{{{
a.
kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis
b.
kepekaan terhadap kondisi pembaca
c.
kemampuan menyusun perencanaan penelitian
d.
kemampuan menggunakan bahasa indonesia
e.
kemampuan memuali menulis, dan
f.
kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang
apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang
dimilikinya.
Suatu tulisan pada dasarnya terdiri
atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang inggin
diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan
seperti ejaan, pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia. Sementara itu, WJS Poerwodarminto
(1987:105) secara leksi-kal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran
atau ide. Setiap tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran,
perasaan, ide, dan emosi penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami
tepat seperti yang dimaksud pe-nulis.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa
menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang dimaksud
oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang
diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa
yang tepat, teratur, dan lengkap. Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan
dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atai pikiran penulis. Sehingga
dengan bahsa tulis seseorang akan dapat menuang-kan isi hati dan pikiran.
Kata keterampilan berbahasa mengandung
dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada
pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan
performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang
telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi.
3
Seseorang dikatakan terampil menulis
apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan
perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor
antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan, keutuhan
(koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan.
A. Menulis sebagai Suatu Proses
Pembelajaran menulis sebagai suatu proses di sekolah
dasar mengisyaratkan kepada guru untuk memberikan bimbingan nyata dan terarah
yang dapat meningkat-kan kemampuan menulis siswa. Hal ini dilakukan guru melalui
tahap-tahap proses menulis, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
(pramenulis, menulis, pasca-menulis), dan evaluasi.
Kegiatan menulis merupakan
keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari. Menulis sebagai suatu
proses terdiri atas beberapa tahapan. lima tahapan menulis, yaitu pra-menulis,
pengedrafan, perbaikan, penyuntingan, dan publikasi. penulis diberi
kesempatan menentukan apa yang akan ditulis, tujuan menulis, dan kerangka
tulisan. Setelah penulis menentukan apa yang akan ditulis dan siste-matika
tulisan, penulis mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku
dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada penge-drafan, penulis
dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam bentuk draf kasar.
Penulis menjadi partisipan aktif dalam seluruh tahapan
menulis proses: pra-menulis, pengedrafan, perbaikan, dan penyuntingan sehingga penulis
memahami betul apa yang ditulisnya.
4
B. Tujuan Menulis
Kegiatan
menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu
untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi
pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya tulis.
v
Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai
berikut.
1.
Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa
perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
2.
Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara
spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi suatu
lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif,
apa adanya, dan terperinci.
3.
Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara
spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun
konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan,
menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan
pendengar/pembaca menjadi bertambah.
4.
Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara
spesifik menyampaikan infor-masi tentang sesuatu hal (faktual maupun
konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan tujuan mempengaruhi,
memperjelas, dan meyakinkan.
5.
Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan
informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya
dilakukan dengan tu-juan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak
5
C. Manfaat Menulis
manfaat menulis adalah sebagai berikut:
1.
menulis
menyumbang kecerdasan
2.
menulis mengem-bangkan
daya inisiatif dan kreativitas
3.
menulis
menumbuhkan keberanian, dan
4.
menulis
mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
1) Menulis
Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang
kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan
mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meli-puti (1) pengetahuan
tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam
racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan
pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan.
Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan
dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan
mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat
mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis
Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai
sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah :
1)
unsur
mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan
pewacanaan
2)
bahasa
topik, dan
3)
pertanyaan
dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak
dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
6
3) Menulis
Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis
harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk pemikiran, perasaan, dan
gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan
mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik
yang bersifat positif ataupun negatif.
4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan
Informasi
Seseorang
menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang
menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang
disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat
me-nyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa memiliki wawasan atau
pengeta-huan yang memadai tentang apa yang akan dituliskannya.
Kondisi ini
akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap informasi yang
diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak,
mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemero-lehan informasi itu
dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta
menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis.
v Menulis banyak
memberikan manfaat, di antaranya :
1.
wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam
menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis
2.
berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang
sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik
simpulan
3.
dapat menyusun gagasan secara tertib dan
sistematis
4.
akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas
walaupun gagasan yang tertulis me-mungkinkan untuk direvisi
7
5. menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan
6 menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan
sistematis.
D. Prinsip Menulis
Keterampilan menulis merupakan satu
keterampilan yang ditunjukkan oleh penulis bahwa ia bukan buta aksara.
Menurut Parera dan Tasai (1995:14)
mengemukakan bahwa untuk dapat me-netralisir keluhan para guru bahasa, maka
perlu diingatkan mereka dua fakta.Fakta yang pertama banyak sekali orang pandai
sangat lemah dalam keterampilan menulis, fakta kedua, hanya sekelompok kecil
orang yang dapat menulis dengan baik setelah lama berlatih di sekolah dan di
luar sekolah.Walaupun demikian keterampilan menulis merupakan satu keterampilan
yang harus diajarkan dan perhatikan dalam pembelajaran bahasa meskipun dalam
bentuk sederhana.
Selanjutnya menurut Rivers dalam
Parera dan Tasai (1995:15) mengemuka-kan keterampilan menulis merupakan satu
kebiasaan yang elegan dari para elite terdidik. Keterampilan menulis menuntut
penguasaan bahasa yang tinggi yang mungkin tidak dikuasai oleh semua
orang.Untuk memenuhi keterampilan menulis yang baik jenjang menulis perlu
diperhatikan.Belajar keterampilan menulis dilakukan secara berjenjang.
v Beberapa jenjang untuk keterampilan menulis
adalah:
1.
menyalin
naskah dalam bahasa
2.
menuliskan
kembali/mereproduksi apa yang telah didengar dan dibaca
3.
melakukan
kombinasi antara apa yang telah dihafal dan didengar dengan adaptasi kecil
4.
menulis
terpimpin, dan
5.
menyusun
karangan atau komposisi dengan tema, judul, atau topik pilihan siswa sendiri.
8
Pembelajaran menulis dalam bahasa
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran membaca. Pembelajaran
menulis merupakan pembelajaran ke-terampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam
bentuk tertulis. Keterampiln menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar,
berbicara, membaca.
v prinsip prinsip menulis adalah:
1.
menulis
tidak da-pat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar
pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serempak
2.
pembelajaran
menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa
3.
pembelajaran menulis adalah pembel-ajaran tata
tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia, dan
4.
pembelajaran
menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan
menulis ilmiah.
v Berdasarkan perinsip-prinsip pembelajaran
menulis tersebut, maka alternatif pembelajaran menulis adalah sebagai berikut:
1)
Menyalin
2)
Menyadur
3)
Mem-buat
ikhtisar
4)
Menulis
laporan
5)
Menyusun
pertanyaan angket dan wawancara
6)
Membuat catatan
7)
Menulis notulen
8)
Menulis hasil
seminar, pidato, dan laporan
9)
Menulis surat
yang berupa : ucapan selamat, undangan, pribadi, dinas, perjanjian, kuasa,
dagang, pengaduan, perintah, pembaca, memo, dan kawat (telegram)
10)
Menulis
poster dan iklan
9
11)
Menulis
berita
12)
Melanjutkan
tulisan
13)
Mengisi formulir
yang terdiri dari: wesel dan cek
14)
Menulis kuitansi
15)
Menulis riwayat
hidup
16)
Menulis lamaran
kerja
17)
Menulis memorandum
18)
Menulis proposal/usul
penelitian
19)
Menulis rancangan
kegiatan
20)
Menulis pidato/sambutan
21)
Menulis naskah
22)
Menyusun formulir
23)
Membentuk bagan,
denah, grafik, dan tabel, dan
24)
Menulis karya
ilmiah.
E. Aspek Menulis Karangan
Pengetahuan tentang aspek-aspek
penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh penulis Sebab dengan penguasaan
itu penulis dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan.
v yang perlu diperhatikan dalam menulis, yaitu :
1.
Menggunakan
kata dalam kalimat secara tepat makna
2.
Menggunakan
kata dengan bentuk yang tepat
3.
Menggunakan
kata dalam distribusi yang tepat
4.
Merangkaikan
kata dalam frasa secara tepat
5.
Menyusun klausa
atau kalimat dengan susunan yang tepat
10
6.
Merangkaikan
kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara tepat dan baik
7.
Menyusun wacana
dari paragraf-paragraf dengan baik
8.
Membuat
karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi,
persuasi, argumentasi
9.
Membuat
surat (macam-macam surat)
10.
Menyadur
tulisan (puisi menjadi prosa)
11.
Membuat laporan
(penelitian, pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan),
12.
Mengalihkan
kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat
tak langsung)
13.
Mengubah wacana
( wacana percakapan menjadi wacana cerita atau sebaliknya).
v Jenis-jenis Mengarang
Macam- macam Pelajaran mengarang adalah
:
1.
mengarang
surat
2.
mengarang
cerita non fiksi
3.
mengarang
cerita fiksi
4.
mengarang
lukisan keadaan
5.
menulis
berita actual
6.
mengarang
puisi
7.
mengarang
esay, dan
8.
mengarang
naskah drama.
(1) Mengarang Surat
Surat merupakan
bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis. Perbedaannya dengan
percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban orang yang diajak berbicara
tidak dapat diterima secara langsung. Oleh karena itu bentuk bahasa dalam surat
dapat dikatakan mengarah-arah pada bahasa percakapan biasa.
11
Pada garis
besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat kekeluargaan dan (2)
surat dinas. Yang dimaksud dengan surat kekeluargaan ialah surat yang
dikirim dari dan kepada keluarga atau kenalan. Bentuk dan pemakaian bahasa
dalam surat kekeluargaan sangat bebas, tidak terlalu terikat oleh pedoman yang
tertentu.. sedangkan surat dinas ialah surat yang dikirimkan dari
dan kepada jawatan, lembaga atau organisasi secara resmi. Bentuk dan bahasa dalam surat dinas
biasanya terikat oleh pedoman dan tatatulis tertentu.
(2) Mengarang Cerita Non Fiksi
Yang dimaksud dengan cerita non
fiksi ialah cerita tentang sesuatu yang ada/terjadi sungguh-sungguh.Karangan
non cerita fiksi menuliskan cerita yang berhibungan hal-hal yang ada di
sekitarnya atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Dengan
demikain mengarang cerita non fiksi ialah menulis apa saja yang dilihat, apa
saja yang diketahui, dan apa saja yang dialami.
(3) Mengarang Cerita Fiksi
Yang dimaksud dengan mengarang
cerita fiksi ialah mengarang cerita berdasarkan atas buah rekaan atau
angan-angan saja.Cerita ini akan berupa suatu cerita pendek, fragmen,
atau sekedar lamunan mengarang saja. Oleh karena itu dasarnya adalah buah
rekaan, maka cerita ini dapat mempunyai nilai (1) membiasakan untuk mengisi
waktu senggang dengan lamunan yang produktif, (2) menghidupkan fantasi dan daya
kreasi, dan (3) mengembangkan bakat mengarang.
(4)
Mengarang Lukisan Keadaan
Yang
dimaksud mengarang lukisan keadaan ialah karangan yang menggambarkan suatu
situasi secara tepat dengan menggunakan alat bahasa. Tujuan mengarang lukisan keadaan
ialah membiasakan untuk menggambarkan sesuatu dengan pengamatan secra teliti
melalui kata-kata secara tepat.
12
Karangan lukisan keadaan didasarkan atas suatu
kenyataan.Karean sebagai suatu lukisan, maka kemampuan mengimajinasikan
kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu menyentuh perasaan sangat
diperlukan. Oleh karena itu karangan yang berupa lukisan keadaan mengarah
kepada gaya bahasa puisi atau prosa liris.
(5) Menulis Berita Aktual
Yang dimaksud menulis berita aktual
ialah menyampaikan terjadinya suatu peristiwa dengan cara menuliskannya menurut
tata tulis berita yang telah lazim dipergunakan dalam persuratkabaran. Jadi
berita aktual ialah suatu kejadian yang penting yang disampaikan oleh seseorang
untuk orang banyak secara tertulis.
Tujuan menulis berita aktual ialah
(1) membiasakan agar dapat menyampaikan peristiwa yang penting secara lengkap
dan teratur dengan gaya bahasa yang tepat dan (2) mengembangkan bakat
kewartawanan.
(6) Mengarang Puisi
Puisi merupakan
hasil ciptaan yang singkat dan padat.
v Manfaat mengarang
puisi ialah :
1. Menyalurkan dorongan
melahirkan perasaan yang kuat, yang pada umumnya yang terdapat pada diri
masing-masing
2. Memberika latihan
mengungkapkan perasan dengan lambang-lambang kata yang tepat, yang berarti
melatih kemampuan berbahasa
3. Mengajar memberi kesibukan
yang berguan untuk mengisi waktu senggang dengan kepandaiannya
13
4. Mencoba secara tidak
langsung memahami keadaan yang barang kali dapat dipergunakan untuk menolong
memecahkan kesulitan yang dihadapi, dan
5. Membantu memperkembangkan
bakat.
(7) Mengarang Esai
Yang dimaksud dengan esai ialah
karangan tentang suatu masalah yang pada suatu saat menarik perhatian seseorang
penulis. Esai dapat mengenai masalah ilmu pengetahuan,keagamaan, filsafat,
kebudayaan, kesenian, politik, dan masalah sosial. Tujuan mengarang esai ialah
membiasakan untuk mampu menanggapi suatu masalah yang pada suatu saat menarik
perhatian orang.
(8) Mengarang Naskah Pidato
Yang dimaksud dengan pidato ialah
berbicara di hadapan publik, yang ditujukan kepada seseorang, sekelompok orang,
atau kepada publik itu sendiri.Suatu piadato yang resmi memerlukan
persiapan.Oleh karena itu pidato disiapkan secara tertulis. Selanjutnya untuk
melatih menyusun naskah pidato perlu memperhatikan pidato yang akan
disampaikan. Berdasarkan yang disampaikan pidato dibedakan antara lain: pidato
penjelasan, pidato sambutan, pidato laporan, dan pidato keilmuan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, M.
1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.
Akhadiah, S.,
Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan Menu-lis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Haryadi dan
Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti
Keraf, G. 1997.
Komposisi.Ende Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
Kosasih, E.
2002. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia.Bandung: Yrama
Widya.
Musaba, Z.
1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin:
Sarjana Indonesia.
Soedjito dan Hasan, M. 1986.Seri
Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Malang: Tanpa Penerbit
Spandel, V. and Stigginis, R. J.
1990.Creating Writers. London: Longman.
Suparno. 2002. Keterampilan
Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT
Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam
Menulis.Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, H.G. 1987. Menulis
sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Ø Fase prapenulisan merupakan
tahap persiapan yang mencakup kegiatan pemilihan topik, penentuan tujuan,
penentuan pembaca dan corak karangan, pengumpulan informasi dan bahan tulisan,
serta pengumpulan karangan.Cara berbahasa seseorang, termasuk menulis, akan
dipengaruhi olehcaranya bernalar.
Ø Penalaran
(reasoning, jalan
pikiran) adalah suatu proses berpikir yang sistematik yang logis untuk
memperolehsebuah kesimpulan (pengetahuan, keyakinan, atau opini). Secara umum,
penalaran itu dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi, atau gabungan
keduanya.
Ø Induksi adalah
suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang
umum. Sebaliknya,
Ø deduksiadalah
suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal umum menuju sesuatu yang
khusus; atau penerapan sesuatu yang umum pada peristiwa khusus untuk mencapai
sebuah kesimpulan.
Penalaran induktif dapat dilakukan melalui
generalisasi, analogi, atau hubungan kausal.Sementara itu, deduksi menggunakan
silogisme atau variannya (entimem) sebagai sarana bernalar.
Dalam bernalar, seseorang dapat melakukan salah nalar, yang disebabkan oleh
kekeliruan dalam proses berpikir; kekurangcermatan, kecerobohan, ketidaktahuan,
atau sikap emosional.
F. kalimatEfektif
Kata
adalah satuan bebas terkecil alat pengungkap dan penerima gagasan.Kata menjadi
unsur pembentuk kalimat. Karena itu, kualias pilihan kata akan menetukan
keefektifan kalimat. Dengan kalimat yang efektif itu, gagasan yang diungkapkan
penutur atau penulis sama dengan gagasan yang diterima oleh pendengar atau
pembaca. Untuk memilih kata ada dua kaidah yang dapat dipakai pegangan, yakni
kaidah ketepatan dan kaidah kecocokan.Kaidah ketepatan diukur dari kemampuan
kata sebagai alat pengungkap dan penerima gagasan, sedangkan kaidah kecocokan
diukur dari kesuaian kata dalam konteks penggunaan.
15
Ø Seorang penulis dapat menguasai pilihan kata
dan memahiri diri dalam memilih kata dengan membiasakan diri melakukan hal-hal
sebagai berikut: :
1.
Membiasakan
diri menggunakan kata secara tepat dan mencermati penggunaan kata-kata yang
bersinonim.
2.
Menggunakan
kata-kata secara hemat
3.
Membiasakan
diri menggunakan kata-kata secara konsisten.
Pengembangan kalimat efektif dapat dilakukan
untuk menjadikan kalimat sebagai sarana pengungkap dan penangkap pesan agar
komunikasi terjadi secara efektif.Untuk mengembangkan kalimat efektif, dua hal
perlu diperhatikan, yakni persyaratan kalimat efektif, dan kiat pengembangan
kalimat efektif.
Ada dua
persyaratan kalimat efektif, yakni persyaratan kebenaran dan persyaratan
kecocokkan.Persyaratan kebenaran bertolak ukur kebenaran kaidah
bahasa.Kebenaran kecocokkan bertolak ukur kecocokkan atau kekompakan kalimat
dalam konteks, baik konteks kebahasaan maupun dalam konteks
non-kebahasaan.Kalimat efektif dapat dikembangkan dengan kiat-kiat khusus.
Ø Ada empat kiat yang dapat digunakan, yakni :
1.
kiat
pengulangan
2.
kiat pengedepanan
3.
kiat
penyejajaran,
4.
kiat
pengaturan variasi kalimat
Kiat pengulangan digunakan dengan menampilkan informasi penting
dengan menampilkan ulang informasi itu baik dalam kalimat maupun dalam untaian
kalimat. Kian pengedepanan digunakan untuk menonjolkan informasi dengan
menempatkan unsur yang ditonjolkan itu di bagian depan kalimat. Kiat
penyejajaran digunakan untuk menampilkan unsur kalimat dalam posisi yang
sejajar.Kiat pengaturan variasi digunakan untuk menampilkan kalimat secara
bervariasi, baik variasi struktur kalimat maupun variasi jenis kalimat.
16
G.Keterampilan
Menulis
Penggunaan istilah menulis dan mengarang
merupakan dua hal yang dianggap sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan
berbeda oleh sebagian ahli lainnya. Di dalam penelitian ini, kedua istilah
tersebut penggunaannya dipandang bersinonim.Oleh karena itu, keduanya dapat
saling menggantikan. Dilihat dari segi bentuk atau cara penyajiannya, apakah
karangan itu puisi atau prosa, kalau prosa apakah penyajiannya itu narasi,
eksposisi, deskripsi, atau argumentasi/persuasi.
Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, ..
Argumentasi adalah jenis paragraf yang berusaha untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan penulisnya.
Persuasi adalah jenis paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi pendapat dan sikap pembaca mengenai sesuatu hal yang
Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan.Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi. Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya
Jenis Karangan Dan Langkah-Langkah Mengarang Jenis Karangan
Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, ..
Argumentasi adalah jenis paragraf yang berusaha untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan penulisnya.
Persuasi adalah jenis paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi pendapat dan sikap pembaca mengenai sesuatu hal yang
Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan.Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi. Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya
Jenis Karangan Dan Langkah-Langkah Mengarang Jenis Karangan
v Deskripsi Narasi Eksposisi Argumentasi Persuasi
1.
DESKRIPSI:
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar,
Teori menulis atau mengarang, memang mudah. Gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori, melainkan keterampilan. Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang Karangan dapat disajikan kedalam lima bentuk atau ragam wacana, yaitu : deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Teori menulis atau mengarang, memang mudah. Gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori, melainkan keterampilan. Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang Karangan dapat disajikan kedalam lima bentuk atau ragam wacana, yaitu : deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
17
Deskripsi Deskripsi adalah ragam wacana yang
melukiskan atau menggambarkan suatu berdasarkan
Paragraf Eksposisi Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, Paragraf Persuasi Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Mengarang merupakan buah pikiran melalui tulisan, namun bukan asal menulis.
Paragraf Eksposisi Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, Paragraf Persuasi Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Mengarang merupakan buah pikiran melalui tulisan, namun bukan asal menulis.
v Langkah Mengarang
JENIS
KARANGAN: Deskripsi Narasi Eksposisi Argumentasi Persuasi
DESKRIPSI:
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat,
Teori menulis
atau mengarang, memang mudah.Gampang dihafal.Tetapi, menulis atau mengarang
bukanlah sekedar teori, melainkan keterampilan.Bahkan, ada seni atau art di
dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang
Karangan dapat disajikan kedalam lima bentuk atau ragam wacana, yaitu :
deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasiDeskripsi
adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan suatu berdasarkan
Paragraf Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.Untuk memperjelas
uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, Paragraf Persuasi Karangan ini
bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.Dalam persuasi pengarang
mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca
sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Contoh:
mengarang, pengarang mengganggu, pengganggu menghasut, penghasut mengkhianati,
pengkhianat mengatur, pengatur mengekor, pengekor menginap, penginap mengobati,
pengobatan mengukur, pengukur.Topik dan Judul Karangan,Kerangka Karangan,
Penggolongan Karangan
18
Ø jenis-jenis karangan sebagai berikut:
1
Karangan argumentasi,
2
Karangan eksposisi
3
Karangan persuasi
4
Karangan
deskripsi, dan
5
Karangan narasi
Mengarang
merupakan buah pikiran melalui tulisan, namun bukan asal menulis.Orang harus
belajar menyusun karangan yang baik dan teratur, mengandung isi, dan dikemukakan
secara sistematik dan menarik. . Strategi Argumentasi. Strategi ini
mengasumsikan bahwa setidaknya ada dua sisi yang muncul ke permukaan dari suatu
isu.Pesan yang disampaikan umumnya bersifat persuasif dan diarahkan pada
pembaca yang sudah mengenal dan tertarik pada isu tersebut.
Penggunaan Ejaan
- Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
- Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
1.
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis
serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].
2.Jika kata dasar
berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk
memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
3.
Jika kata dasar
berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan
ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi,
dilipatgandakan.
4.
Jika salah satu
unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai.
Contoh: adipati, mancanegara.
5.
Jika kata dasar
huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
19
- Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
- Gabungan kata atau kata majemuk
1.
Gabungan kata,
termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu
kota, sepak bola.
2.
Gabungan kata,
termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar,
anak-istri saya.
3.
Beberapa
gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan
kata yang ditulis serangkai.
- Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
- Kata depan atau preposisi (di[1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
- Artikelsi dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
- Partikel
1.
Partikel -lah,
-kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah,
apatah.
2.
Partikel -pun
ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun,
dll. Contoh: apapun, satu kali pun.
3.
Partikel per-
yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis
terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
- Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim.
- Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka.
H. Kata Turunan
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan
imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di
bagian sebelumnya.Berikut adalah beberapa informasi tambahan
untuk melengkapi aturan tersebut.
20
v Jenis imbuhan
Jenis
imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
- Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
1.
Awalan: me-,
ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
2.
Akhiran: -kan,
-an, -i, -lah, dan -nya
- Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
1.
ber-an
2.
di-kan dan di-i
3.
diper-kan dan diper-i
4.
ke-an dan ke-i
5.me-kan dan me-i
6.
memper-kan dan memper-i
7.
pe-an
8.
per-an
9.
se-an
10.
ter-kan dan ter-i
- Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
Ø Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki
aturan sebagai berikut:
- tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
- me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
21
- me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
- me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
- me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
- me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki
sifat-sifat khusus:
- Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
- Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
- Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata
turunan, yaitu:
- ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
- ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
- pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
1.
Jika ditengah tengah kata terdapat huruf vokal(a,i,u,e,o) yang bersamaan, maka
jika kita ingin memenggalnya haruslah dilakukan diantara kedua kalimat
tersebut.
laut = la-ut peot = pe-ot diet = di-et
untuk huruf diftong tidak boleh dipisahkan seperti ( ai, au, dan oi, ) oleh karena itu kita tidak boleh melakukan pemenggalan kata diantara kalimat tersebut. misalnya
sauna menjadi = sau-na bukanlah = sa-una
laut = la-ut peot = pe-ot diet = di-et
untuk huruf diftong tidak boleh dipisahkan seperti ( ai, au, dan oi, ) oleh karena itu kita tidak boleh melakukan pemenggalan kata diantara kalimat tersebut. misalnya
sauna menjadi = sau-na bukanlah = sa-una
22
2.
Jika ditengah tengah kata terdapat huruf konsonan maka cara letak
pemenggalannya adalah dibelakang huruf konsonan tersebut. Contoh :
bukit = ( U dan I adalah huruf vokal, sedangkan K adalah huruf konsonan yang berada di tengah ditangah tengah kalimat) maka hasil pemenggalannya adalah bu-kit
3. Jika pada tengah tengah kata terdapat huruf konsonan yang berurutan, maka pemenggalan kata akan terjadi diantara dua huruf konsonan tadi contohnya:
Bungsu = Bung-su Pintar = Pin-tar Sumsum = Sum-sum
bukit = ( U dan I adalah huruf vokal, sedangkan K adalah huruf konsonan yang berada di tengah ditangah tengah kalimat) maka hasil pemenggalannya adalah bu-kit
3. Jika pada tengah tengah kata terdapat huruf konsonan yang berurutan, maka pemenggalan kata akan terjadi diantara dua huruf konsonan tadi contohnya:
Bungsu = Bung-su Pintar = Pin-tar Sumsum = Sum-sum
4. Jika pada kata terdapat tiga huruf konsonan atau lebih maka pemenggalan terjadi pada huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua contoh:
abstrak maka pemenggalannya ab-strak ikhlas = ikh-lass
23
TUGAS BAHASA INDONESIA MODUL 5
“KETERAMPILAN MENULIS”
DISUSUN
OLEH :
1.
YULINDA
2.
sFAULIZA
3.
EMITA
4.
KARTINI
SEMESTER :I (
SATU )
PRORAM :
PGSD
KELOMPOK : 5
(LIMA )
DOSEN
PEMBIMBING : RAHADI
UNIVERSITAS TERBUKA
KABUPATEN TULANG BAWANG
KECAMATAN BANJAR AGUNG
TAHUN AJARAN 2012/2013
JADWAL KEGIATAN PERTEMUAN
NO
|
HARI,TANGGAL
|
JAM
|
TEMPAT
|
PEMBAHASAN
|
iii
KATA PENGANTAR
assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang KETERAMPILAN MENULIS, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Penyakit Ambein” yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.Terima kasih.
penyusun
ii
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di
pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Tujuan menulis adalah untuk memeberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau mendesak,untuk menghibur atau menyenangkan,untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan: Pra menulis ( prewriting), Pengedrafan ( drafting ), Merevisi (revising ),: Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn), Mengedit (editing), Mempublikasikan (publishing).
Jenis tulisan : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasif. Tingkatan menulis secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar ada dari siswa, guru, tujuan, bahan atau materi, metode pengajaran media pembelajaran, penilaian.
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis di SD meliputi :pendekatan komunikatif, pendekatan integratif, pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis.
Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-han.
Tujuan menulis adalah untuk memeberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau mendesak,untuk menghibur atau menyenangkan,untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan: Pra menulis ( prewriting), Pengedrafan ( drafting ), Merevisi (revising ),: Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn), Mengedit (editing), Mempublikasikan (publishing).
Jenis tulisan : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasif. Tingkatan menulis secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar ada dari siswa, guru, tujuan, bahan atau materi, metode pengajaran media pembelajaran, penilaian.
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis di SD meliputi :pendekatan komunikatif, pendekatan integratif, pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis.
Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-han.
SARAN
Penulis manusia biasa yang banyak kelemahan dan
kekhilafan. Maka dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin
mendalami masalah pembelajaran pembelajaran menulis, setelah membaca makalah
ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Setelah kita mengetahui tentang
berbagai hal tentang menulis diharapakan kita dapat menulis dengan baik.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar
ii
Jadwal Kegiatan Pertemuan iii
Daftar Isi iv
BAB I
Pendahuluan
I
BAB II
Pembahasan
2
Unsur Komunikasi Tertulis
2
Kemampuan dalam Penulis
3
A.
Menulis sebagai Suatu Proses
4
B.
Tujuan Menulis
5
C.
Manfaat Menulis
6
D.
Prinsip Menulis
8
E.
Aspek Menulis Karangan
10
F.
Kalimat Efektif
15
G.
Keterampilan Menulis
17
H.
Kata Turunan
20
bab iii
penutup 24
Kesimpulan
24
Saran
24
Lampiran
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar